2. siapa dia?

66 28 6
                                    

haii, selamat membaca.

**

ting...

Suara dentingan sebuah notif masuk, segera Tara mengecek nya.

aksa 🤍

sayang
udah sampe rumah?

belum, ini bentar lagi nyampe

yauda, kalau sampe kabarin ya

iyaa

Tara pulang dengan sopir pribadi nya, setelah Aksa mengabarinya bahwa ia ada uruasan. Tara bergegas menelfon sang sopir, untuk menjemputnya.

"Pak, nanti mampir supermarket dulu ya." Tara berniat akan marathon drakor malam ini, setelah menyelesaikan belajarnya. Ia akan membeli beberapa cemilan.

"Ya." Singkat, padat, dan jelas. Sopir nya yang satu ini memang masih terbilang muda, sikap nya cuek. "Jaga perasaan cewe saya non" kata pak iksan. Memang ada ada saja.

"Sudah sampai,"

"Oh iya pak, tunggu sini aja ya." Tara bergegas menuju supermarket, ia tak mau pak iksan ngedumel karna ia kelamaan.

Tara sibuk mencari cemilan, ia berjalan mundur.

Bruk

Punggung Tara menubruk, orang itu. Ia berbalik. Menatap sosok laki laki di depan nya. Tampan, Tara akui ini memang tampan. Ah tidak ia sudah mempunyai Aksa.

"Eh, maaf kak."  Laki laki itu malah menatap Tara dengan mata elangnya, tajam.

"Permisi," Ucap Tara, orang itu sengaja menutupi jalan Tara.

"Kak? Permisi, gue mau lewat ya."

Laki laki itu mengulurkan tanggan nya. "Gue Baswara Sagara."

Tara mengaruk tengkuk nya yang tak gatal. Hingga ia membalas uluran itu. "Yaa, gue Tara."

Baswara memberikan akses jalan, Tara bernapas lega, ia bisa terhindar dari orang aneh ini.

Disisi lain Baswara terus memikirkan Tara sembari membolak balikan tanggan nya. Candu. Ia ingin memegang tanggan Tara lagi.

Tara cantik tanpa polesan make up sedikit pun, rambut panjang gelombang nya menambah kecantikan nya, terpadu dengan kulit putih alami.

"Gue bakal cari lo, Tara." Senyum smirk nya terpampang jelas.

**

aksa🤍

sa
aku udah sampe

habis dari mana?
kenapa ga langsung pulang?
pegangan tanggan sama siapa?

apa sih?
penganggan apa?

supermarket.

oh itu tadi ga kenal, siapa lupa namanya

ok

Tara tak menghiraukanya. Ia pergi membersihkan diri dan lanjut belajar, setelah nya tak lupa, marathon drakor.

Malam sudah berganti, kini sinar cerah itu kembali. Pagi pagi sekali Tara sudah bersiap, ia tinggal menunggu Aksa untuk menjemput nya.

"Lama," Raut wajah yang awal nya ceria menjadi masam, sudah hampir 15 menit Tara menunggu. Mengapa Aksa lama sekali?

"Huffttt," helaan napas terdengar.

Ia meraih ponsel,

drttt drttt

Aksa tak menggangkat, padahal dia sedang online. Mungkin Aksa masih dijalan pikir Tara.

Oke, Tara sudah muak. Ia tak perduli, Tara akan berangkat sendiri saja.

"Pak anter--" Tara melongo sekejap, tunggu. Dia? Yang di supermarket.

"Ngapain ya? Kenapa bisa tau tempat ini." Batin Tara sedikit binggung, kedua alis nya mengerut.

Tara pun menghampiri laki laki itu. "Nyari siapa ya?"

"Kamu," Tara kebinggungan.

"Kamu?" Gadis itu malah menoleh kanan kiri, apakah yang dimaksud dirinya?

"Berangkat bareng gue, pacar lo gabisa jemput kan?"

Dasar orang aneh, Tara tak mengubris dan melangkah pergi. Pagi nya sudah rusak akan kedatangan siapa? Baswara? Ya itu.

Ujungnya Tara menggunakan sopir pribadi nya, dan Baswara yang mengikuti dari belakang.

"Makasih ya pak,"  Tara keluar dari mobil. Ia menoleh ke belakang, Baswara berbeda sekolah. Dari seragam yang ia kenakan saja sudah berbeda, jadi? Apa guna nya Baswara mengikuti nya dari belakang?

"Emang aneh,"

Tara, gadis itu menyusuri koridor. Banyak yang memandangnya penuh tatapan kagum, cantik, pintar, berasal dari keluarga terpandang. Tidak ada yang kurang, tapi sayang nya itu hanya dugaan mereka.

Mereka tak tahu jika hidup Tara hampa, tak ada peran orangtua di hidupnya. Ia ingin seperti orang lain, disayang, dimanjakan.

Tara melihat Aksa. Dengan seorang perempuan?

**


happy new year guys and see you 2023💐

apa wishlist kalian untuk 2024 kedepan?? semoga terkabul, aamiin.

tandain lagi ya kalau ada typo typo nya.

janlup vote dan komen nya, and thankyuu yang udah vote dan komen😻


AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang