Fita berhenti memberontak. Dia menyingkirkan tangan Stanley dari tubuhnya lalu pergi dari ruangan.

Tidak hanya Fita yang emosi saat Pangeran mengatakan bahwa dia menginginkan kematian Tristan sebagai bayaran karena telah menyembuhkan Louis. Agra, Liora dan Jordan pun amarahnya bergejolak, namun mereka mampu mengendalikan diri agar situasi tidak semakin memanas.

"Aku sudah terlalu lama di sini. Aku akan menyembuhkan Louis sekarang," ucapan Pangeran seperi menghancurkan atmosfer panas dari emosi para pemilik Rumah.

Stanley tersenyum bahagia. Dia mempersilakan Pangeran mengobati Louis.

Berbeda dengan yang dirasakan Stanley. Keempat orang dewasa di Kamar itu justru saling berpandangan. Mereka merasa aneh dengan sikap Pangeran yang tak bisa mereka tebak.

Tristan juga sejak tadi berusaha untuk masuk ke pikiran Pangeran, akan tetapi yang dia dapati hanya kegelapan.

Sejujurnya Tristan merasa was-was. Dengan tak bisa membaca gerak-gerik musuh, artinya dia bisa dalam bahaya kapan saja. Ditambah lagi dengan penawaran Pangeran.

***

Di lain tempat, Ali dan Salwa keluar dari mobil. Keduanya tampak berjalan beriringan masuk ke dalam Mal.

Di balik dinding sebuah toko, Adhitya melesat muncul. Ia bersembunyi di sana dan mengintip adik-kakak itu. Gegas ia mengikuti dengan mengendap-endap.

Ketika sedang asik berjalan sembari melihat-lihat seisi Mal, Ali tiba-tiba menghentikan langkahnya. Keadaan Mal yang tidak terlalu ramai membuat penciumannya menemukan aroma serigala. Ia menyadari bahwa dia sedang diikuti. Segera saja dia menarik tangan Salwa dan membawanya melesat.

Adhitya berdecak. Tak ingin kehilangan jejak, dia cepat-cepat mengejar. Namun, hingga keluar dari tempat tersebut, dia tak lagi menemukan Ali dan Salwa.

"Kemana tuh orang?" herannya.

"Kenapa lo ngikutin gue?"

Sontak Adhitya berbalik. Ternyata Ali sudah berdiri sambil menatapnya tajam. Sementara Salwa memandang heran dirinya dan sang kakak.

"Lo disuruh Raja Serigala buat ngawasin gue?" tanya Ali sangsi.

Tenggorokan Adhitya terasa kering. Andai saja dia bisa lebih berhati-hati pasti dia tidak akan ketahuan seperti ini.

"Gue ... Gue cuma mau tau keadaan Salwa setelah kejadian semalam. Iya, itu ... Itu alasan gue ngikutin kalian!" Adhitya menyunggingkan senyum lebar, berusaha meyakinkan Ali dengan alasan yang berhasil dia temukan agar laki-laki itu tak curiga.

"Elo khawatir sama gue?" Salwa tersenyum meledek. "Ya ampun, ternyata lo kecantol sama gue. Ya wajar sih soalnya gue ini cantik. Miss Universe aja kalah cantik sama gue."

Adhitya memutar bola mata mendengar penuturan gadis dihadapannya yang begitu percaya diri.

"Adik gue gak papa. Dia minta gue beliin HP baru sebagai permintaan maaf karena semalaman gue gak di Rumah pas dia lagi ketakutan," kata Ali ditanggapi dengan anggukan oleh Adhitya.

"Keadaan Sisi gimana?" tanya Ali membuat dahi Adhitya berkerut.

"Dua jam yang lalu lo ketemu sama bunda dan sekarang udah nanyain keadaan dia?"

Ali terkekeh. "Kayak gini doang lo heran, gimana kalo lo tau gimana bucinnya kami dulu."

"Sisi? Siapa itu Bang? Lo kok gak pernah cerita kalo lo punya cewek?" Salwa bersedekap, merasa tak dihargai sebagai adik karena kakaknya tak terbuka padanya. Apalagi ini perihal perempuan yang kakaknya cintai.

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now