"Kalau begitu tetaplah bersama Sisi, " Kata-kata itu keluar begitu saja dari bibir Selena setelah Galang menjelaskan semuanya.

"Tidak bisa,"

"Kenapa? Apa ego kamu lebih penting daripada kebahagiaan anak kamu?"

"Ini bukan tentang ego, Selena, tapi ini tentang takdir." Galang langsung berbalik membelakangi Selena. Enggan memperlihatkan raut wajahnya yang penuh dengan kesedihan.

Selena menghela napas pelan. Melihat perilaku Galang saat ini membuat Selena semakin yakin bahwa Galang juga menaruh perasaan kepada Sisi.

"Kamu yang ditakdirkan untuk aku Selena, sementara Sisi ... Dia ditakdirkan untuk Digo. Memaksa mempertahankan sesuatu yang bukan untuk kita hanya akan menyakiti. Menyakiti diri sendiri, menyakiti kamu, Sisi dan bahkan Digo."

Tak disadari air mata membasahi pipi Galang saat mengucapkan kata-kata itu. Hatinya bergetar seolah enggan melepaskan disaat dirinya baru menyadari jika dia juga mencintai Sisi yang selama ini dianggapnya sebagai istri untuk mendapatkan keturunan seperti Pangeran.

"Kalau begitu, jika suatu saat aku pergi lebih dulu, janganlah ragu untuk menyatukan kembali cintamu dengan Sisi. Aku rela Galang. Buatlah Pangeran bahagia ... Begitu juga kamu dengan Sisi,"

Galang terhenyak. Bayangan dirinya dan Selena hilang bagaikan tersapu angin sehingga kini pandangannya kembali menemukan Selena dan Sisi di hadapan.

Galang menatap wajah Selena. Tangannya perlahan terulur menghapus air mata istri pertamanya. Kata maaf ia lafalkan dengan suara bergetar.

Selena pun hanya memberikan anggukan sebagai tanda bahwa dia memaafkan Galang yang telah menuduh dirinya ingin melukai Sisi.

"Galang ... " panggil Sisi membuat Galang dan Selena melirik padanya.

"Gue cuma mau bilang selamat. Kalian memang ditakdirkan sebagai pasangan. Dan selamat tinggal untuk kisah kita, Lang. Sekarang gue bisa melepaskan apa yang bukan milik gue dengan ikhlas. Karena gue sadar Selena memang lebih pantas buat elo." Sisi melanjutkan perkataannya sembari menyunggingkan senyum ikhlas.

"Gue pamit, " ucap Sisi kemudian gegas melesat pergi.

Erik membungkuk memberi penghormatan kepada Galang dan Selena sebelum kemudian dia ikut pergi bersama Ratunya.

Kaki Galang melangkah hendak mengejar, akan tetapi baru tiga langkah dia berjalan, langkahnya ia tahan.

"Galang?" Panggil Selena membuat Galang perlahan melangkahkan kakinya mundur hingga kembali berdiri di samping wanita tersebut.

"Kenapa kembali? Kejarlah, aku akan menerimanya dan kita akan hidup bahagia."

"Untuk menjadi bahagia diantara aku, kamu dan Sisi tidak semudah yang diucapkan Selena. Biarlah semua ini terjadi," balas Galang.

"Baiklah. Mungkin bukan sekarang. Tapi semoga bahagia itu akan kita rasakan suatu saat nanti, "

***

"Lo makin ngelunjak ya!" Fita melangkah hendak menghajar Pangeran. Meski Pangeran laki-laki, dia seolah tak peduli. Jari telunjuknya mengacung pada Pangeran dengan mata menyorot penuh emosi.

Beruntunglah Stanley cepat menahan tubuh Fita sehingga saudarinya itu tak bisa menggapai Pangeran yang hanya tinggal beberapa jengkal lagi.

"Fit, berhenti! Lo jangan kayak gini! Louis masih sekarat, kalau nanti Pangeran bikin lo kayak Louis juga gimana? Situasi bakal jadi lebih kacau!"

GANTENG GANTENG SERIGALA (2)Where stories live. Discover now