Chapter 29: Prolonged Conflict

21 21 0
                                    

Di ruangannya, Ben kedatangan tamu yang tidak biasa meskipun dia memang telah menduga akan mendapatkan kunjungan dari orang tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di ruangannya, Ben kedatangan tamu yang tidak biasa meskipun dia memang telah menduga akan mendapatkan kunjungan dari orang tersebut.

"Ya, sudah lama sekali sejak terakhir kali aku melihat ujung hidung itu," sapa Ben dengan nada sarkas, "—Zeroyn Villo," sambungnya.

Ben memperhatikan wajah rival-nya yang menutup sebelah matanya dengan penutup mata berwarna hitam dan menertawakannya.

"Apa ini? Cosplay bajak laut? Hahaha."

"Ck!" Zeroyn berdecak kesal. Bagaimana pun juga, yang telah menyebabkan dirinya mau tidak mau harus menggunakan penutup mata tersebut tak lain adalah akibat dari perbuatan putri dari musuhnya tersebut.

"Apa kau tahu, Viper? Bahwa kau sebenarnya memiliki 2 putri?" tanya Zeroyn dengan senyum licik terukir di wajahnya.

Tawa Ben seketika berhenti. Kini ekspresinya berubah menjadi serius dan dingin. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan suara yang berat dan kasar.

"Rena-ku bereinkarnasi," ujar Zeroyn.

Ben mengangkat alisnya sembari bergumam, "Apa yang sebenarnya orang gila ini katakan?"

Zeroyn mengangkat ujung bibirnya sebelah ketika sebuah helikopter berhenti tepat di dekat jendela.

Ben menoleh dan melihat ke luar jendela. Seorang gadis berambut putih yang sangat mirip dengan Renata duduk di kursi di dalam helikopter tersebut dengan mulutnya yang dibekap oleh kain yang diikatkan ke belakang kepalanya sehingga dia tidak dapat berbicara.

"Mm! Mmm! Mmm-mm!"

Butiran air mata menggantung di ujung matanya. Tampak gadis itu sangat kebingungan dan juga khawatir. Dia terus berusaha untuk berbicara dan juga berteriak, namun tidak bisa. Kaki dan tangannya pun juga diikat. Apalah daya, tidak ada yang dapat diperbuatnya saat ini selain menggerutu tidak jelas.

Sementara di tempat lain Ren mendengar suara berisik baling-baling helikopter dan melihat ke luar jendela. Betapa terkejut dan herannya dia saat melihat Sovie terbekap tak berdaya di sana.

"Mengapa dia ada di sana?" gumam Ren bertanya-tanya.

"Nona!" panggil seseorang tiba-tiba dengan suara yang lantang dan berat. Sontak Ren segera menolehkan kepalanya ke arah sumber suara setelah mendengar suara dari orang yang sangat dikenalnya dan juga yang telah ia cari-cari.

"Victor!"

Ren segera berlari ke arah Victor. Akan tetapi, mata Victor terbuka lebar dan pupil matanya menajam saat melihat darah di kepala dan dahi Ren. Ia dengan agresif menarik bahu Ren dan menatap dengan penuh amarah.

"Bagaimana ini bisa terjadi? Siapa yang melakukannya? Cepat beritahu aku! Akan kupecahkan kepala keparat itu tepat saat aku menemukan helai rambutnya!" Emosi Victor sama sekali tidak terkontrol. "KAU SEHARUSNYA TETAP BERADA DI RUANGAN ITU! MENGAPA KAU KELUAR?! LIHATLAH SEKARANG APA YANG TELAH MENIMPAMU! Kau selalu saja... Kau selalu saja terluka lebih parah... Kau seharusnya mendengarkan'ku! Kau seharusnya menurut dan tetap menunggu di ruangan itu! Tidakkah kau lihat—"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 26 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝓜𝓲𝓼𝓼  𝐑𝐄𝐍 𝐕𝐈𝐏𝐄𝐑Where stories live. Discover now