Chapter 24: Long Journey ⑴

55 32 14
                                    

Some Moments

Hari pertama perjalanan Ren dan Victor menuju ke Western District

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari pertama perjalanan Ren dan Victor menuju ke Western District. Jika ditanya mengapa mereka menuju ke Western District bukannya ke Eastern District, itu karena Victor melaporkan semua yang terjadi ke ayah Ren, termasuk insiden penculikan dan penyekapan Ren sehari yang lalu. Alhasil, ayahnya meminta Victor untuk membawa Ren ke kediamannya di Western District.

Lalu lintas yang padat di cuaca yang cerah—Victor mengemudi dengan tenang dan teliti seperti biasa. Lampu hijau berganti menjadi merah. Semua kendaraan berhenti.

"Lukamu masih belum sembuh total, jadi jangan terlalu memaksakan dirimu. Jika terjadi sesuatu yang kemungkinan beresiko, lebih baik kita kabur. Prioritas utama kita adalah pergi ke Western District, bukan untuk bertarung. Mengerti?" tutur Ren pada Victor.

"Hmm, menurut saya, melarikan diri bukanlah suatu pilihan," sahut Victor. "Apa pun yang terjadi, saya pasti akan melindungi anda. Peristiwa seperti kemarin tidak akan pernah terulang lagi. Saya bersumpah."

"Victor!" bentak Ren. "Ini perintah!" sambungnya dengan tegas.

Victor menoleh ke arah Ren dan menatap wajah wanita yang menatapnya dengan sangat serius itu.

"Seharusnya anda lebih memikirkan diri anda sendiri. Luka di punggung leher anda itu lebih buruk dari luka saya," timpal Victor.

"Jangan membantah!" perintah Ren lebih tegas dari sebelumnya.

Victor mengambil jeda beberapa saat hingga tiba-tiba saja suara klakson yang berasal dari mobil di belakang mereka—mengejutkan mereka. Tampaknya, lampu merah telah berganti menjadi hijau. Victor pun kembali menjalankan mobilnya tanpa menjawab Ren.

Tak terasa, waktu berlalu dengan sangat cepat. Matahari telah terbenam sejak beberapa jam yang lalu. Kini, langit berwarna gelap. Namun lampu-lampu di bangunan atau gedung kota, serta lampu-lampu di jalan mulai menerangi kota.

"Haruskah kita mencari penginapan terdekat untuk beristirahat malam ini, sebelum kita melanjutkan perjalanan besok pagi?" tanya Ren.

"Ya, saya rasa sebaiknya begitu," jawab Victor.

"Bagaimana kalau kita makan malam terlebih dahulu?" usul Victor.

"Ya, tentu," jawab Ren.

Victor menepikan mobilnya di dekat sebuah rumah makan sederhana yang kebetulan tidak begitu ramai saat mereka tiba di sana. Mereka berdua keluar dari mobil dan memasuki rumah makan tersebut, lalu duduk di salah satu meja yang menyediakan dua kursi.

Mereka memesan menu makanan yang sama, yaitu omelette fried rice atau yang biasa disingkat omurice. Sedangkan untuk minumannya, Victor memesan ice americano, sementara Ren hanya meminta air mineral dingin.

𝓜𝓲𝓼𝓼  𝐑𝐄𝐍 𝐕𝐈𝐏𝐄𝐑Where stories live. Discover now