Temporary

343 44 2
                                    

Back again!

____________

6 bulan kemudian.

"Kamu ngapain di sini?" Angin berhembus cukup kencang, musim dingin segera tiba. Keduanya memakai mantel untuk menghangatkan tubuh.

"Isolasi." Rona tersenyum. Daniel mendekat, memeluk Rona karena akhirnya tanpa sengaja mereka bertemu di tengah jembatan di kota London.

"Kangen," bisik Rona. Daniel tersenyum, ia melepaskan pelukan.

"Kangen kenapa?"

Rona menghela napas panjang. "Semua rumit. Daddy jelasin beberapa hal penting minggu lalu dan Mommy cuma bilang kalau aku setuju, aku selesaikan sampai akhir. Ya nggak mungkin aku nolak, kan?"

Daniel melihat raut wajah Rona terbebani sesuatu. "Kita ngobrol di tempat lain." Rona setuju, ia menggamit lengan Daniel, berjalan dengan sepatu hak tinggi yang membuatnya pegal.

Ia tadi sedang keluar mencari udara segar karena kuliah masternya membuatnya lelah secara fisik dan mental. Ia juga harus bersembunyi dari orang-orang yang kata Xander bisa membahayakannya.

Setiap hari Rona ke kampus bahkan dikawal orang suruhan Xander dari kejauhan. Hidupnya tak bebas, walau ia bisa melakukan menyenangkan seperti berbaur di tempat nongkrong, tapi tak ia lakukan karena sudah lelah.

Rona diam, ia duduk di kursi taman kota tak jauh dari sederet kios penjual makanan dan minuman.

"Jadi apa?" Daniel memberikan segelas kopi dan roti keju. Rona tersenyum, ia meneguk selagi panas. Udara dingin bisa membuat suhu kopi cepat turun.

"Kamu ada proyek di London?"

"Kamu sendiri, bukannya di Amerika?" Daniel duduk di samping Rona.

"Iya, seminggu ini di London karena kursus manners." 

"Kenapa kursus kepribadian? Kamu nggak ada yang aneh-aneh?!" Daniel menjadi bingung.

"Jawab pertanyaanku dulu baru aku jawab kamu," sanggah Rona lalu menggigit roti keju.

"Aku ada kerjaan di sini, kamu tau perusahaan teknologi yang produksi alat keamanan baru? Saingan perusahaan di Amerika dan Korea?"

"Iya, tau, kenapa mereka?"

"Mereka mau aku riset tentang pangsa pasar di Indonesia. Sasarannya orang-orang menengah ke atas, kantoran, apartemen sampai rumah."

"Terus?" Rona menyimak sambil makan.

"Aku terpaksa pindah ke sini, sementara untuk kerja sama mereka. Lagi pula bisnisku di Madrid sudah aku kasih ke temenku, mereka beli tepatnya." Daniel meneguk kopi. "Sekarang aku kerja nggak tetap, Rona, di mana ada proyek yang aku kompeten di bidang itu, aku masuk."

"Work for me, one day," cengir Rona.

"Sebagai?"

"Bisnis konsultanku. Kamu jago komputer juga, analisa bagus. Dengan begitu kamu bisa stay di satu negara dan--"

"Menikah? Jangan bilang itu yang mau kamu omongin, Rona. Aku nggak mau nikah sampai ketemu cewek yang emang klik juga paham aku luar dalam."

Rona tersenyum. "Cari, lah! Nggak akan dapat kalau kamu nggak cari, Daniel," kekeh Rona.

"Back to topic, kenapa harus kursus di sini terus kamu balik ke USA buat kuliah? Apa nggak capek?"

Rona mengangguk. "Capek, banget, tapi demi tujuanku ya aku lupain itu semua."

Pewaris SesungguhnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang