Kepergian mendadak

759 67 16
                                    

Jumpa lagi dengan Buthor yang suka mendadak munculin judul baru. Kali ini kisah dengan premis "Warisan yang harus diambil kembali". Wih, Warisan! Serem ya. Oke lah, saya akan coba menyajikan kisah yang ada relatednya dengan kehidupan nyata seperti biasa.

Kisah ini fiksi, jika ada kesamaan nama, tokoh, sifat, karakter, alur atau kejadian sesungguhnya, itu hanya kebetulan semata.

Please enjoy the story.

Salam, Buthor Rianievy.
______

"Mom ... wake up!" jerit Rona seraya menggoyangkan tubuh yang sudah lemas di atas ranjang rumah sakit. Sudah tiga bulan wanita itu di sana, semakin hari semakin memburuk kondisinya hingga hari itu tiba. Rona terus mencoba membangunkan mamanya, tapi hasilnya nihil bahkan dokter dan perawat terpaksa menarik mundur Rona yang kini histeris.

"Nggak, Dok! Mama saya masih hidup! Usaha lagi, Dok! Usaha!" teriaknya membuat suasana kamar rawat kelas 1 di rumah sakit itu sendu. Bahkan pasien di sebelah, ikut merasa sedih.

"Mom! Wake up! Please i'm begging you, Mommmm!" jerit Rona dengan tubuh lemas terduduk di lantai. Rona menangis, begitu pilu hingga dokter wanita yang selama ini merawat mamanya memeluk Rona yang begitu kehilangan.

Tubuh wanita itu tertutup kain putih, Rona semakin menjerit histeris sambil memeluk dokter yang ikut melantai.

Dua bulan lalu.

Rona berlutut di samping gundukan tanah yang masih basah, wajahnya lembab dengan air mata tak kunjung reda. Pelayat satu persatu pergi, meninggalkan Rona yang hanya ditemani tiga orang sepupu.

"Rona," bisik pelan salah satunya. Rona memalingkan wajah, ia tak mau sepupunya mengganggu dirinya yang masih berduka atas kehilangan ayah tercinta.

"Kita pulang duluan, lo mau bareng atau--"

"Gue bisa sendiri," sela Rona. Ia masih tak mau menatap tiga sepupunya itu. Tak lama semua pergi, hanya Rona seorang diri yang masih di sana. "Pa, Rona harus apa? Mama syok dan sekarang nggak sadar di rumah sakit. Kenapa Papa tega pergi begitu aja, Pa. Kenapa Papa ...." Rona menggigit bibir dalamnya. Semalam, ia menemukan papanya tergeletak di lantai kamar, sudah tak bernyawa saat Rona masih di rumah sakit menjenguk mamanya.

Papa dan mama Rona sakit hampir satu tahun, semenjak kabar buruk menimpa mereka. Kebangkrutan mendadak yang dirasakan papa, juga karena penipuan yang dituduhkan para pemilik saham kepadanya membuat papa terpaksa mundur dari jabatannya sebagai direktur utama perusahaan. Lalu demi menutup kerugian, asset yang dimiliki papa semua dibekukan, bahkan ada yang dijual paksa tanpa ada penjelasan ke papa.

Sejak saat itu, mereka pindah rumah ke perumahan biasa dengan kamar dua. Padahal, sebelumnya mereka tinggal di rumah mewah dua lantai bergaya arsitektur eropa, itu semua karena mama seorang arsiteknya.

Namun, semua hilang. Papa mencari tau kesalahannya di mana, tapi semua data dan laporan mengarahkan jika papa bersalah.

Papa yang pemikir, jadi larut sendiri hingga mulai mempengaruhi kesehatannya. Sementara mama terpaksa banting tulang bekerja menerima permintaan desain sana sini dengan deadline pendek.

Mama tak mau Rona menjadi ikut sengsara, mama mau Rona tetap fokus kuliah karena sudah masuk jadwal magang dan juga mulai menyusun skripsi.

Pewaris SesungguhnyaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora