22. [Hari perpisahan]

194 11 3
                                    

Selamat membaca






Ola duduk di teras rumah menatap langit-langit kelabu dan burung layang-layang yang berterbangan di sana. Ia menghidupkan lagi Gita Gutawa -kembang perawan kemudian ia menginjakkan kakinya diatas rerumputan hijau mulai bernari mengikuti irama lagunya. Berputar putar kemudian mengayunkan kedua tangannya di udara. Ia mengenakan gaun merahnya tanpa beralas kaki.

Faris diam termenung memperhatikan gadis itu di depan pagar rumahnya. Gadis itu bahkan tak menyadari kehadiran Faris saking fokusnya ia menikmati dunianya disana.

Beberapa menit kemudian.

Ola tersentak mendengar tepukan tangan seseorang. Ia menoleh kesumber suara itu menatap sosok cowok berpakaian serba hitam disana.

"F-Faris?"

"Hai!"

Ola menghampirinya masih tak percaya melihat ada Faris disana.

"Loh, bukannya hari ini hari kelulusan elo ya? Harusnya kan Lo di Bali. Kok disini??"

"Gue sengaja gak ikut karena mau ketemu lo."

———

   Ola mengajak Faris duduk di taman dekat tempat tinggalnya. Faris membelikannya escream Cornetto kesukaan Ola.

"Gue tadi habis dari rumah Tante Maya tapi katanya Lo udah pindah ke kediaman orang tua kandungan lo, dia yang ngasih tau alamat rumah ini."jelas Faris dibalas anggukan kepala oleh Ola.

"La."panggilnya dibalas langsung dengan deheman sama Ola. Cewek itu menjilati escream nya sambil menatap kedepan dimana anak anak sedang bermain perosotan.

"Gue mau minta maaf untuk semua hal yang menyakiti lo."

"Gakpapa, gue ngerti kok sama keputusan lo. Walau gak bisa kayak dulu kita masih tetap jadi teman kan?"

Faris mengangguk.

"Gue mau ngucapin perpisahan terakhir sama Lo sebelum gue ninggalin kota ini."

Faris memberikan tas paper bag bewarna biru pita merah kepada Ola. Ola menerimanya melihat di dalamnya ada boneka bewarna biru dan dua batang Silverqueen besar kesukaan Ola. Ola tersenyum gembira berterimakasih kepada Faris.

"Eh, siomay?!"heboh Ola menunjuk mamang siomay yang lewat.

"Tunggu disini, gue beliin."ucap Faris dibalas anggukan kepala oleh Ola.

Ia memperhatikan Faris yang sedang mengobrol sama mamang siomay itu.

"Ceweknya dek?"tanyanya sambil membuat pesanan Faris.

"Temen om,"jawab Faris menatap Ola tersenyum.

"Owalah, cantik ceweknya."

Faris menepuk jidatnya. Padahal dia sudah mengatakan kalau Ola itu teman bukan pacarnya.

"Mang, satu nya pedas banget satu nya bentar mang!"Faris melambai kepada Ola.

"Lo mau pakai apa!"

"Hah??"

"LO MAU PAKAI KECAP GA??"

"MAU! PEDAS YA!"

Faris mengangguk.

"Satunya pedasnya sedang aja ya mang, soalnya dia punya asam lambung dan mag, pakai telur dan siomay ayamnya."

"Siap dek!"

Faris kembali setelah beberapa menit membawakan kantong kresek berisikan dua bungkus siomay dan juga minuman botol rasa jeruk.

"Nih."

"Makasih Faris."

———

Pukul 5 sore Faris mengantar Ola kembali kerumahnya.

"Faris."

Cowok itu menoleh menatap Ola. Ia menghentikan langkahnya yang kembali hendak menaiki motornya meninggalkan pekarangan rumah Ola. Cewek itu memeluk Faris tanpa aba-aba, dia menyandarkan kepalanya di bidang cowok itu sambil tersenyum kecut.

"Makasih untuk hari ini. Dan jaga diri Lo baik baik ya! Semangat ngejar mimpinya disana nanti."

Faris mengangguk mengiyakan.

"Gue minta maaf atas kesalahan gue, gue minta maaf ngerepotin lo, maaf untuk semuanya Faris."

Faris kembali mengangguk.

Ola melepaskan pelukannya tersenyum menatap Faris. Rasanya dia gak bisa membiarkan perpisahan ini berlalu menyakitkan seperti ini akan tetapi dia sudah memutuskan untuk tidak lagi menahan Faris demi egonya.

"Hati-hati,"katanya mendadahi Faris. Kemudian dia berbalik melangkahkan kakinya memasuki halaman rumah. Dia mengulum bibirnya sambil memejamkan mata.

"OLA!"

Cewek itu berhenti. Ia menoleh menatap Faris dengan tatapan hangatnya.

"Ya?"jawabnya berusaha tersenyum sebaik mungkin.

GREP!

Ola tersentak ketika cowok itu menerjang tubuhnya. Pelukan Faris terasa kuat dan menyakitkan.

"Gue sayang lo."

Air mata Ola menetes. Ia menahan tangisnya kemudian memeluk Faris dengan perasaan hancur.

"Gue juga kok."jawabnya dengan bibir getir.

"Gue sayang Lo Ola."

"Gue juga Faris."

Faris mengeratkan pelukannya. Keduanya berpelukan cukup lama dengan perasaan masing masing dihati mereka.

"Jaga diri Lo baik baik ya. Gue pamit."

Ola mengangguk.

Faris menyeka air mata Ola lembut. "Plis jangan nangis."

Ola mengangguk.

Faris mengacak-acak rambut Ola pelan.

"Sekolah yang rajin, jangan malas belajar. Jangan macem-macem. Jaga kesehatan lo. Jangan bandel jangan bawel, hm?"

Lagi dan lagi cewek itu mengangguk saja.

"Gue pergi ya, jangan nangis. Gue cuman beda kota bukan beda alam."

"Faris!! Stop bilang gitu gue nangis nih?"

"Hehehe iya enggak. Maaf. Yaudah, gue pamit. Dadah cantik!"

Faris tersenyum menaiki motornya. Kemudian ia membunyikan klaksonnya meninggalkan pekarangan rumah itu. Ola berlari keluar melihat kepergian Faris. Tangisnya pecah ia menangis memegangi dadanya yang sesak terpaksa mengikhlaskan dan melepaskan kepergian sosok yang begitu ingin ia pertahankan.

"Hiks Faris. "

Ia berjongkok menyembunyikan wajahnya disana. Ternyata seberusaha apapun ia mengikhlaskan cowok itu nyatanya hatinya tetap sakit melepaskannya. Cinta memang se menyakitkan itu untuk keduanya.











TAMAT






TERIMAKASIH UNTUK SEMUANYA!
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA SINGKAT INI.
JANGAN LUPA KOMEN DAN VOTE OKE?!

CEK KE PROFILKU MASIH ADA CERITA ON GOING LO! AYO BACA!

TENTANG KAU DAN AKU(END)Where stories live. Discover now