1[Cidera]

231 13 0
                                    

    Para murid SMA RUBIKA berkumpul di lapangan outdoor untuk sekedar melihat Ola yang sedang bermain basket di jam olahraga bersama Elsa melawan kelompok lainnya. Mereka dibagi dua kelompok begitupun kelompok cowoknya. Untuk pengambilan nilai olahraga tentu saja Elsa dan Ola saling bekerja sama memasukkan bola dalam ring tak memberi celah kepada pihak lawan merebutnya.

Orang bertepuk tangan sambil bersorak karena lagi dan lagi Ola memasukkan bola kedalam ring.

Kretak.

"Ola!"

Pruitt!!

Darel meniupkan peluitnya. Pertandingan dihentikan karena Ola dan Elsa jatuh bersamaan. Elsa terjatuh karena menyelamatkan Ola yang tersandung agar tidak membentur lantai. Darel berlari menghampiri mereka cemas.

"Kalian gakpapa?!"tanyanya panik menyentuh kaki Ola. Darel menatap Ola khawatir ketika melihat kaki Ola terkilir.

Ola menggelengkan kepalanya pelan kemudian melihat Elsa. "Els."

"Els?"Darel baru menatap Elsa setelahnya.

Elsa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Gue gakpapa kok."jawabnya. "Rel, kayaknya Ola gak bisa jalan, Lo anterin ke UKS ya?"ucapnya melirik kaki Ola sambil menyembunyikan lengan kirinya kebelakang tubuh.

"Yaudah. Lo tolong handle yang lainnya gue bawa Ola ke UKS dulu."Darel langsung mengangkat tubuh Ola ala bridal style membawanya ke UKS untuk mengobati kaki Ola yang terkilir.

Senyum Elsa jadi kecut menatap punggung Darel. Ia membuang nafasnya berat sambil menyentuh deguban dadanya yang terasa sakit. Lebih sakit dari tangan kirinya yang juga terkilir karena menopang kepala Ona hingga membentur keras lantai tadi.

Akh. Sakit...

∆∆∆

    Ona dibaringkan di atas brankar. Untunglah kakinya sudah di obati dan di pijit oleh penjaga UKS. Ia hanya terkilir sedikit, jalannya juga agak pincang karena masih ada sedikit rasa sakit dan ngilu di kaki kirinya.

"Lo beneran gakpapa?"tanya Darel menggenggam tangan Ola. Cewek itu mengangguk. "Kalau Lo mau istirahat gue bakal izinin. Lo bisa ikut pengambilan nilai susulan Minggu depan."

Ola menggeleng. "Gak Darel. Gue beneran gakpapa, kita harus balik ke lapangan buat ambil nilai."

Darel gak bisa mengatakan apapun kalau Ona sudah membantah begini. "Yaudah. Tapi janji jangan memaksakan diri. Inget kata perawat tadi kaki Lo bisa cedera parah kalau Lo memaksakannya. Ngerti?"

"Iyaaa."

∆∆∆

   Selesai jam olahraga Ola melihat Elsa seperti kesakitan tengah memegangi tangannya. Ola mengikuti Elsa diam-diam ke UKS. Dia bersandar di depan pintu mendengar pembicaraan Elsa dan juga perawat di dalam ruangan itu.

"Tangan kamu mengalami retak tulang Els. Apa yang terjadi? Tadi Ola sekarang kamu, kalian gak bertengkar, kan?"

"Gak mungkin lah. Saya tadi terjatuh sama Ola, tangan saya gak sengaja kebentur karena ngelindungin kepalanya Ola. Tolong jangan bilang ke Ola yaa?"

"Bisa bisanya kamu menyuruh saya berbohong. Tangan kamu lebih serius daripada kaki Ola yang terkilir tadi. Sebaiknya kamu langsung ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi lengan kamu. Saya akan memberikan surat permohonan ke kenalan saya agar kamu bisa langsung di tangani."

"Saya akan kesana setelah pulang sekolah."

"Itu terlalu lama Elsa. Kamu harus pergi sekarang juga."

"Saya gak mau Darel tahu dok. Saya juga gak mau Ola merasa bersalah. Saya melakukan ini semua demi Darel. Saya gak mau dikasihani."

"Kamu menyukai dia?"

"Iya. Tapi Darel menyukai Ola..."

Ola terdiam di depan pintu UKS mengurungkan niatnya untuk masuk keruangan itu. Dia merasa sangat bersalah kepada Elsa karena menyelamatkannya Elsa mengalami retak tulang. Ola langsung meninggalkan UKS begitu saja sebelum Elsa menyadarinya. Seketika pikirannya pun terbuka Elsa suka sama Darel dan itu sudah lama Ola sadari. hanya saja dia masih tetap bungkam menunggu sampai Elsa bicara sendiri dengannya. Ola gak menyangka kalau alasan Elsa menyembunyikannya adalah karena Darel menyukainya.

"Ugh..."Ola bersandar di tembok dingin koridor kelas sepuluh sambil memikirkan percakapan antara Elsa dan perawat tadi. Sesuatu terasa menusuk kedalam dadanya antara bersalah dan serba salah.

"Eh. Ola. Ternyata kamu disini?"tegur Bu Rika, guru yang akan mengajar selanjutnya.

"Eh. Ibu?"Ola menyalaminya dengan sopan. "Iya Bu, hehehe."

"Kebetulan kamu disini ibu nyariin Darel tapi dia masih di ruang ganti. Kamu tolong bilang sama teman sekelasmu kalau hari ini ibu gak bisa masuk, nanti ibu sharing di grup tugas buat kalian dirumah. Ibu ada urusan penting jadi kamu dan temen-temen mu tolong kerjasamanya ya, jangan keluar kelas sebelum bell pulang."

"Ah? Iya Bu, baiklah. Oh ya Bu, saya mau minta izin soal Elsa. Tangan kirinya cidera karena habis nolongin saya tadi, ibu bisa ngizinin dia pulang duluan buat periksa ke RS?"

"Astaga, baiklah, ibu akan memberi dia izin."

"Tapi bu em tolong jangan bilang ini dari saya. Yaa?"

"Baiklah, baiklah. Sekarang kamu ke kelas ya?"

"Siap buuu. Makasih, Ola ke kelas dulu ya assalamualaikum!"

"Waalaikumsallam."

Ola melangkah dengan cepat menuju kelasnya. Setiba di kelasnya Ola memberitahu ke teman-temannya soal tugas yang diberikan Bu Rika dan alasan Bu Rika gak bisa mengajar mereka hari ini. Darel tiba beberapa menit selanjutnya menghampiri Ola.

"La. Elsa izin pulang."

Ola berlagak pura-pura terkejut. "Kok tiba-tiba ada apa Rel?"tanyanya semaksimal mungkin mengondisikan ekpresinya.

"Katanya sakit perut."

"Ohh. Yaudah kalau gitu. Mau jenguk gak nanti sepulang sekolah??"

"Tadinya sih gue berencana gitu juga. Tapi Elsa bilang gak perlu karena dia cuman sakit perut biasa dan butuh rehat sendiri. Dia minta kita untuk gak jenguk dia sampai dia masuk sekolah."

"Begitu ya?"

Ola semakin merasa bersalah kepada Elsa yang menyembunyikan cidera di tangannya. Ola juga gak tau mau bilang apa enggak soal itu kepada Darel karena takut Elsa akan marah dan kecewa dengannya. Satu-satunya yang bisa dia lakukan sekarang adalah mengirim pesan.

Els. Lo beneran gakpapa? Gue jenguk ya? Gue khawatir banget sama lo. Oh ya makasih banyak soal Lo yang nolongin gue tadi, gue hutang budi sama Lo. Maafin gue ya Els.

Beberapa saat setelahnya balasan muncul dari Elsa.

Iya gakpapa kok Ola. Gue kan temen lo hehehe. Gue bakal masuk secepatnya! Janji.

Gue sayang lo.
Lo berharga banget bagi gue. Kalau ada apa-apa jangan pernah dipendam kasih tau aja gue pasti ngertiin lo kok.


Uuuu sama sayangkuu. Iyaiyaaa.
Muahh. Baik-baik ya lo! Kalau Darel ngebabuin Lo buat gantiin posisi sekretaris tonjok aja gak bakal dia bales hahahaha.

Hahaha dasar Lo ya. Cepat sembuh gue kangen soalnya:)


Iyaaaa.


TBC.

TENTANG KAU DAN AKU(END)Where stories live. Discover now