17. [Keributan]

95 8 4
                                    

   "Ola!!"Dirga melambaikan tangannya kepadaku. Aku tersenyum kecil membalas lambaian tangannya.

"Lagi liatin apa?"tanyanya mengikuti arah telunjukku.

"Baca pengumuman dari anak jurnalistik soal pemenang puisi terbaik tahun ini."jawabku menatap baik baik Mading sekolah.

Singkat dan berbekas
Karya. Faris Khiaro Hamsya
12 IPA

SELAMAT KARYA KAMU MENJADIKAN VOTE TOP 1 TERATAS TAHUN INI! KAMI SUNGGUH TERHARU AKAN PUISI CINTAMU HOHOHO. AMBIL HADIAH KE RUANG JURNALIS YA FARIS!

TTD KJ:
Poopi R.

"Buset! Faris ikut lomba? Kok gue gak tau? Anjir! Mana gue belum baca lagi puisinya."heboh Dirga menyentuh kertas yang tertempel disana.

"Sama."Jawabku. Aku juga penasaran isi puisi yang Faris buat itu.

"Kalau mau baca lihat aja di Mading depan ruang jurnalis disana di pajang sampai bulan depan puisinya,"ujar Reval datang entah dari mana.

Aku mengelus dadaku. "Ngagetin aja Lo kak!"

Dia terkekeh kecil mendengarnya.

💌💌💌

  Padamu yang ku puja
Kisah singkatku yang membekas didada
Cinta adalah misteri dan bom waktu
Menyatukan aku kamu menjadi kita
Memecahkan teka-teki dari hati ke hati
Dan meledak sewaktu-waktu tanpa aba aba kita

Kamu yang pernah ku gapai, dan aku yang pernah kau genggam

Oh kasih... Nyatanya hatiku tak benar benar merelakan mu...
Dan nyatamu masih benar benar terluka karena ku...

Maaf. Berlayarlah lagi di perahu baru yang berbeda.

Perahuku ku biarkan karam disini saja. Berbahagialah periku.

By. Faris

Senyum Ola jadi kecut membacanya.

"Ola?"

Cewek itu menoleh ke sumber suara disana ada Anya berdiri menatap shock Ola. Wajah gadis itu terlihat menyedihkan menahan air matanya.

"Hei, Lo kenapa??"tanyanya khawatir.

Ola menarik Anya kemudian memeluknya. "Dia gak mau balik kak, dia gak akan balik, dia hanya singgah dan sementara."ucapnya getir.

💌💌💌

Ola bersandar di tepi ranjang memikirkan makna yang terkandung di puisi buatan Faris. Ia mengambil buku diary nya yang bersampul hitam menulis sesuatu disana tentang Faris.

PRANGGG!!

"MANA DIA?! KAMU SEMBUNYIKAN DIMANA!"

"HENTIKAN! PERGI DARI SINI! PERGI!!"

"KEMBALIKAN PUTRIKU MAYA! SUDAH CUKUP KAMU MENCURI NYA DARIKU!"

"TIDAK! DIA ANAKKU DIA PUTRIKU PUTRIMU SUDAH MATI!! OLA PUTRIKU MAS!"

"LALU KENAPA KAU MENYEMBUNYIKAN DIA DARI KU, HUH?!"

BLA BLA BLA...

Ola mengernyitkan dahinya mendengar suara teriakan seseorang dilantai bawah. Dia menutup diary nya meletakkannya diatas kasur kemudian melangkah keluar kamar untuk melihat situasi dilantai bawah.

"OLA!! OLA! OL—"

"MARHEN!!"

Ola menutup mulutnya melihat lelaki paruhbaya itu bersama Maya mamanya. Jantung Ola berdegup dua kali lipat dari biasanya melihat lelaki asing bernama Marhen itu.

"P-papa?"gumamnya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia pun berlari menuruni anak tangga secepat kilat kemudian berteriak ketika tamparan mendarat ke pipi Maya.

"MAMA!!!!!!"teriaknya histeris memeluknya. "Ma? Mama okay? Mam?"dia kelihatan panik memeluk mamanya yang tersungkur di lantai.

Tangis Maya pecah melihat Ola. Kemudian memeluk gadis itu kuat.

"Ola, Ola huhu, Ola anakku...."

Ola membalas pelukannya hangat. kemudian tatapannya jadi dingin ke lelaki yang menampar wajah mamanya itu. Ia melepas pelukan mamanya kemudian menunjuk pria dihadapannya itu.

"Dasar lelaki sampah! Mau apa anda kerumah kami huh?!"bentaknya murka. "Anda datang jauh jauh kesini cuman mau menampar mama saya? Sekarang anda puas?"

Marhen membelalak saking terkejutnya akan reaksi yang dia terima.

"O-Ola? Ola saya, saya papa kamu, Ola ini papa, ini gak seper—"

"Papa saya?"tanya Ola dibalas anggukan kepala olehnya. Ola tertawa miris. "Saya hanya punya mama disisi saya jadi saya gak tau dapat keberanian dimana anda hingga lancang berkata kalau anda adalah papa saya setelah bertahun-tahun menelantarkan saya dan mama saya. Anda, lebih baik pergi dari sini! Untuk apa anda datang kesini? Anda tidak puas membuat kekacauan di rumah saya?"

"Ola sa—"

"PERGII!!!"usir Ola meninggikan suaranya dengan ekspresi mulai memelas. "Pergi dari sini sekarang. Saya gak mau mendengar alasan apapun dari anda. Jadi tolong, tolong pergi saya mohon.... Pergi dari sini, PERGI!!"

💌💌💌

Marhen menghela nafasnya menatap pintu yang di tutup kuat oleh Ola. Dia menghela nafasnya berat.

"Tuan?"pengawalnya datang mendekat.

"Ayo pergi."ajaknya langsung masuk kedalam mobil.

Ia memijit pelipisnya ketika melihat amarah Ola tadi, hatinya sedikit sakit. Dia berdecak memukul kaca jendela mobil.

"Saya gak mau tau Lex. Saya menginginkan putri saya kembali ke rumah utama! Bagaimana pun caranya kau harus membuat wanita itu mau menyerahkan Ola. Aku sudah sangat bersabar. Apapun cara yang kau lakukan untuk membuatnya mengerti maka lakukan saja asalkan gadis itu tidak terluka itu cukup. Aku tak perduli bagaimana kau menyingkirkan wanita itu. Aku hanya menginginkan anakku tanpa tergores sedikitpun kembali kepadaku."

"Baik tuan besar!"

Marhen menghela nafasnya gusar. "Wanita licik! Sialan! Bisa-bisanya kamu menyembunyikan anakku selama ini tanpa sepengetahuan ku Maya. Dan berlagak jadi orang hebat padahal tempat tinggal mu itu tak layak ditempati oleh seorang calon pewaris sah Marhen'grup satu satunya. Argh brengsek!"makinya memukul mukul jendela mobil saking jengkelnya.

"Ola, putriku tersayang, oh bagaimana bisa kau hidup dengan kemiskinan itu... Oh anakku..."

"Maafkan papa, maafkan papa yang tidak mengetahui keberadaan mu. INI SEMUA KARENA WANITA SIALAN ITU, BANGSAT!"


TBC.

TENTANG KAU DAN AKU(END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora