Mulai Suka

740 83 1
                                    

Sibuk dengan urusan pekerjaan yang  tiba-tiba menjadi kacau setelah berita itu, membuat freen semakin pusing.
Nam yang membantunya juga mendapat serangan kemarahan dari sang CEO, tidak hanya nam semua pegawai itu pun bernasib sama seperti nam.
Ada-ada saja hal yang membuat freen kembali emosi mendadak.
Seperti, dengan tiba-tiba salah satu rekan bisnisnya menarik saham dari perusahaan freen.
Beberapa akun sosial media chankimha group tidak bisa di akses lagi.
Grafik peminat yang tidak berkembang lagi.
Bukan perihal perusahaan saja yang membuat dia emosi, bahkan hal kecil pun membuatnya sangat marah.
Tempat sampah yang hanya berisikan beberapa plastik dan bekas tisu saja itu menjadi amukannya. Bibi ning tak luput dari serangan kemarahan freen juga.
" padahal aku sudah membersihkannya tadi pagi, membuangnya dan mengganti dengan plastik sampah baru. Kenapa hanya beberapa sampah ini aku dimarahi juga, huuhh" keluh bibi ning.
" aku yang hanya sekedar mencetak beberapa lembar berkas saja mendapat omelannya" sahut salah satu pegawai
"Apa katanya?" Tanya rekan yang lain.
" (jangan menggunakan kertas-kertas itu terlalu banyak, apa kau pikir perusahaanku ini mempunyai dana memebeli kertas-kertas itu beberapa ton!!??)"
"Aahhh.. aku bisa gila jika berhadapan dengannya" keluh yang lain sambil membenturkan keningnya diatas meja pantry"
"Jika kalian tidak ingin terkena amukkannya, segera selesaikan urusan ini. Cari tau siapa yang berhianat diperusahaan kita" sambung nam yang muncul dari pintu.

Lama mereka berpikir apa kata nam,
Salah satu pegawai wanita perlahan-lahan menjauh dan pergi keluar dari perkumpulan mereka.
Dia mencari tempat yang aman dan sepi, lalu menelephone seseorang.
Tuutt...tuuttt...
" hallo pak, aku rasa mereka akan segera mencari tau tentang masalah ini" kata pegawai itu sambil berbisik.
" jangan sampai kau membocorkan rahasia ini, jika itu terjadi aku akan membuat perhitungan padamu" sahut seseorang diseberang telephone.
" baik pak, aku akan merahasiakan semuanya"
   Dari arah berlawanan, freen yang melewati tempat itu samar-samar mendengar percakapan kecil dari balik tembok. Dia terhenti, berjalan pelan kearah suara itu dan menguping.
" semua sudah aman pak, aku sudah memberitahukan kode akses itu pada para heaker"
" ada beberapa sosial media perusahaan tak bisa di akses lagi" kata pegawai itu.
" kerja bagus" balas seseorang dari seberang.
Sambungan telepon pun terputus, dia menutup telepon dan sempat mengecek sekitarnya jika ada orang. pegawai itu segera menuju ke arah pantry lagi dan bergabung dengan para pegawai lainnya.
Freen yang menguping di balik tembok itu, tiba-tiba memngubah mimik mukanya menjadi marah. Dia segera menuju ruangannya.

"Kau darimana saja?, kami mencarimu" sahut salah satu pegawai yang melihat rekannya muncul.
"Maaf, aku dari kamar kecil" alasannya.
Posel nam berdering, ternyata freen memanggilnya ke ruangan CEO.

" ada apa buk?" Tanya nam yang baru masuk.
"Aku baru mengetahuinya, ada mata-mata didalam perusahaanku. Dan itu pegawaiku sendiri" tutur freen.
"Apa maksudmu?" Tanya nam tak mengerti.
" panggil pegawai yang bernama mint kesini sekarang"
Nam segera menghubungi mint dan memintanya menuju ruangan freen.

Pegawai itu segera masuk, melihat wajah sang CEO yang berubah serius menatap kearahnya, dia menjadi takut.
Freen mempersilahkan dia duduk diseberang mejanya.
"Mana ponselmu?" Tanya freen.
"Berikan padaku!" Hardik freen.
Pegawai itu dengan takut memberikan ponsel itu pada freen. Freen mengambilnya dan menyalakan ponsel itu, dia menyodorkan layar ponsel kehadapan mint untuk membuka kode akses ponselnya.
Freen segera memeriksa notifikasi panggilan terakhir mint, dan benar saja sebuah kontak nomor yang bertuliskan  nama saint ada disana.
" kau bersekongkol dengannya dan menjatuhkan tempat kerjamu sendiri!?" Tanya freen sambil memperlihatkan kontak itu pada mint.
Mint tertunduk. "Apa yang kau lakukan??, kau menghiyanatiku, menghiyanati perusahaan tempat kau bekerja. Bekerja sama dengan saint membuat perusahaanku hancur??!!" Freen tampak emosi.
"Maafkan saya buk, saya.. saya dibayar melakukan ini" jawab mint ketakutan.
"Apa gajimu tak cukup sehingga kau menerima kerjasama dengan bajingan itu!??"
"Maafkan saya buk, tolong jangan pecat saya" mint turun dari kursinya dan berlutut pada freen.
"Kau membuatku jijik melihatmu!!" Freen menatap pegawainya dengan wajah seakan melihat kotoran.
Nam yang melihat kejadian itu terkejut mengetahui apa yang dilakukan mint selama ini.
"Pergi dari hadapanku, dan bersiaplah menerima surat PHK dariku!!" Perintah freen. Mint segera pergi meninggalkan ruangan freen sambil menangis.
Setelah mint pergi, nam mendekati freen.
"Freen jangan pecat dia, kita masih membutuhkannya untuk mencari tau masalah ini, dan mencari siapa semua yang berperan dalam masalah ini" usul nam.
Freen mengusap keningnya, merasa pusing dengan masalah ini.
"Hufft, baiklah aku terima usulmu. Awasi dia, jangan sampai lalai." Perintah freen
"Baik buk"
————

"Bec.." panggil irin.
"Ayolah ikut denganku, kita jarang bepergian di club" bujuk irin.
" aku tak bisa rin," tolak becky.
"Ayolah, bukan hanya kita berdua saja, ada non, fay, dan jane juga. Ayolah, kita sudah jarang bertemu" bujuk irin lagi.
Becky menghela napas pasrah, "hfffttt, jika kau ingin aku ikut, minta izin pada daddy dan mommyku sekrang" kata becky.
"Baiklah.." irin segera mencari kontak mommy dan daddy becky.
"Hallo mommy becky, ah iya aku irin, ingin meminta izin meminjam becky untuk berkumpul degan teman-teman sekolah kami. Yahh. Iyah, aku akan menjaga becky, baik terimakasih mommy becky" tak lupa irin menelephon daddy juga, dengan alasan yang sama. Akhirnya becky diizinkan pergi.
—————

Di club malam, dengan rasa frustasi dan kepusingan nya freen duduk disalah satu meja bar, didepannya terdapat beberapa botol minuman yang sudah kosong. Dia menambah dua botol lagi pada pegawai disana.
Frustasi dengan perusahaannya yang menurun akibat ulah dari saint, ingin bercerita tapi tidak ada satu orang pun yang dia percayai, kehampaan yang dialaminya membuat dirinya kini menjadi arogan dan bertindak semena-mena. Dirinya yang ingin dipeluk oleh sosok sang ibu sekarang sudah dipeluk oleh kesendirian. Tak ada yang melindunginya lagi, menghiburnya, dan memeberikan nasehat padanya. Semuanya hilang bersama ibunya.
Tak tau apa yang dia lakukan jika sendiri, hanya dengan minuman alkohol itu yang membuat rasa frustasinya hilang sementara. Apa yang akan dia laukan jika bukan pergi ke bar??.

Di tempat yang sama, dimeja yang berbeda. Becky bersama teman-temanya sedang merayakan pertemuan mereka lagi. Sudah lama mereka tak bertemu, semuanya disibukkan dengan urusan masing-masing. Jane mengikuti kedua orang tuanya ke london dan berkuliah disana, fay berkuliah di salah satu unifersitas di tahailand bersama irin, dan non meneruskan perusahaan ayahnya. Semuanya sibuk, kecuali becky yang selalu berdiam diri dirumah sambil berkuliah jarak jauh.
Sedang asik bercanda, becky tak sengaja memandang kerah meja didepannya. Melihat sosok yang dia kenali. Seorang perempuan berambut panjang dan berbadan tidak terlalu kurus, duduk sambil nenopang kepalanya dengan tangan kiri, sambil minum.
"Phi freen" becky mengenal perempuan itu.
"Bec, ada apa? Apa kau mengenal seseorang disini?" Tanya non.
"Ahh tidak, ah iyah, sebentar aku pergi dulu" pamit becky dan menuju kearah freen.
Teman- temanya tak ambil pusing, mereka mengira becky pergi ke kamr kecil.

Becky menuju kearah meja freen.
"Phi freen..??" Panggil becky.
Freen yang samar-sama masih mendengar namanya dipanggil, mendongakkan wajahnya ke arah becky.
"Beckyyy..." sapa freen sambil memeperlihatkan giginya yang rapi.
"Phi freen terlalu banyak minum, bagaimna phi bisa pulang jika dalam keadaan seperti ini?" Tanya becky.
"Tenang saja, aku bisa menyetir. Aku belum mabuk becky yang manis" ujar freen dengan keadaan mabuk. Tak ingin freen semakin mabuk lagi, becky segera menopang freen berdiri dan keluar dari club itu.
Sesampainya diluar club  "Uuhh phi freen berat sekali" keluh becky.
Orang yang ditopang becky itu tak mendengarkan perkataannya.
Tiba-tiba, freen berdiri tegap dam memandang kearah becky.
Memajukan wajahnya memandang wajah becky, sangat dekat hingga mungkin hanya beberapa centi saja jaraknya. Wajah yang tipsy itu menampilkan bibir tebal yang berwarna merah.kedua pipi bagian atasnya yang sudah merah seperti tomat akibat mabuk. Mata yang sayup dan indah itu mengarah ke mata becky.
"Kau tau.. aku mulai suka padamu, aku suka beckyy.. yahh aku suka becky" kata freen sambil tersenyum. Dan tiba-tiba mengecup singkat bibir becky.
Becky yang mendengar dan melihat perlakuan freen menjadi terkejut dan mematung sambil menatap freen. Dan tiba-tiba freen tak sadarkan diri.
             ************

What is love? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang