Kehilangan

890 84 1
                                    

"Sial!!" Marah freen di dalam mobil. Selama hidupnya dia tidak pernah melakukan hal semacam itu, dia selalu yang membuat orang-orang berlutut padanya, dan melakukan seenaknya dengan siapapun apa yang dia mau. Tapi kali ini, harga dirinya sebagai orang terpandang diruntuhkan oleh seorang gadis. Keangkuhannya seketika lenyap
Ketika mengingat saat dia berlutut dihadapan becca hanya gara-gara baju.
"Aku akan membuat perhitungan denganmu rebecca!!, aku akan membuatmu berlutut dan memohon ampun padaku!!" Teriak freen di dalam mobilnya. Freen melajukan mobilnya kembali menuju perusahaannya.
————

Becca menenteng kantong itu dan menuju kamarnya. Dia membaringkan dirinya diatas kasur sambil mengangkat kantong itu.
"Freen chankimha" becca mebolak balik kantong itu. Dia segera bngun dan segera membuka bungkusan kantong itu, mengambil kemeja dan bleazer yang kotor akibat noda tumpahan kopi kemarin. Dia mengamatinya sambil memegang bagian baju yang bernoda itu, " mungkin di noda di bleazernya akan hilang karena warnanya hitam, tapi aku ragu dengan kemejanya, mungkin akan susah hilang karena warna kemejanya yang putih. Aahh dasar perempuan gila!" Kata becca.
" baiklah, yang penting aku sudah mengusahakan untuk memperbaikinya." Kata becca sambil merogoh kantong kemeja itu. Tiba-tiba dia menemukan sebuah foto yang ada dalam kantong kemeja itu. Foto sosok perempuan paruh baya, dengan senyuman yang indah. Terlihat mirip dengan wajah freen, tapi bedanya orang difoto itu tersenyum manis. " apa dia ibunya?" Gumam becca. Dia memisahkan foto itu dari pakaian dan segera mencucinya.
———————

Freen sampai dia perusahaannya, menuju ruangannya dan merebahkan dirinya di kursi kebesarannya. " hampir gila aku dibuat gadis itu," kata freen sambil menopang pelipisnya dengan tangan kiri. Dia merogoh saku kemejanya mencari sesuatu. Ketika dia tak menemukannya dia panik, "dimana foto itu," paniknya sambil meraba-raba saku kemeja dan bleazernya, dia mencari ke sudut ruangan, di laci-laci meja tapi tak ketemu.
"Yaampunn!! Dimana foto itu!!?"
Freen segera menghubungi nam dan menyuruhnya masuk.
"Ada apa buk?" Tanya nam. " aku mencari foto, apa kamu melihatnya??" Tanya freen.
"Foto apa buk?, aku tidak melihatnya,"
"Foto ibuku, kamu yang sering bersama denganku kenapa kamu tidak tau??!" Bentak freen.
" baiklah bu saya bantu cari."
Sibuk mencari diruangan itu, freen langsung menuju ke ruangan karyawannya dan mengumpulkan mereka.
"Aku baru saja kehilangan sebuah foto, aku ingin kalian mencari foto itu sampai ketemu, jika tidak, jangan ada yang pulang, mengerti!!??" Tanya freen.
"Baik buk" jawab serempak karyawan. Freen beranjak kerungannya lagi.
"Aahh bisa gila aku seperti ini" .
Nam berdiri sambil memeperhatikan freen. "Coba ibu ingat-ingat diamna ibu terakhir menyimpannya" tanya nam. "Aku selalu menyimpannya di saku ku. Nam itu adalah satu-satunya foto ibuku. Dan jika itu hilang aku tidak tau lagi harus mencari gantinya dimana" panik freen.
"Freen, jangan panik, kita akan mencarinya. Aku yakin foto itu terselip disuatu tempat, kita akan menemukannya" tutur nam. Nam adalah teman freen, dia yang selalu menemani freen ketika freen dalam keadaan apapun, dan sampai sekarang dia menjadi sekertaris tetap freen.
—————

Sore harinya, freen pergi ke sebuah pemakaman.
Dia bediri di salah satu pemakanan. Menampakan sebuah nisan hitam besar yang berukirkan nama nin.
Dia berdiri tegap, sambik kepalnya dia tundukan.
"Buk.." panggilnya lirih.
"Maafkan aku, aku mnghilangkannya." Ucapnya sambil tertunduk. Dia terdiam sejenak.
"Buk, apa kau tidak merindukan aku?, aku merindukanmu. Aku ingin bersamamu lagi."
" aku merasa hancur ketika ibu tak bersamaku, tiba-tiba aku merasa kehilangan duniaku, aku tak bisa buk. Aku tak bisa tanpa ibu, aku tak sanggup jika sendiri seperti ini, ketika aku membutuhkan pelukan, aku tak tau harus lari kemana. Hanya ibu satu-satunya yang aku punya, tpi ibu meninggalkanku sendiri disini." Tanpa terasa air mata freen mengalir deras.
isakan itu membuat dia seakan tak bisa berbicara lagi, rasa kehilangan dan kerinduannya yang tak bisa dibendung, akhirnya berubah menjadi air mata.
Bagaimna tidak, sosok ibu yang dia sayangi meninggalakannya sendiri. Penyesalan yang tak pernah dia ampuni di dirinya sendiri, ketika meninggalkan ibunya terbaring dirumah sakit denagan penyakit yang begitu parah. Tumor otak yang di alami nin, yang sudah stadium terakhir.
Dan kertika freen mempunyai masalh berat di perusahaannya dan mengahruskan dia untuk segera mengurusnya.
Di dua tahun lalu,
"Aku tidak akan kemana-mana buk, aku akan disini menemani ibu" tutur freen sambil menyuapi nin makan. "Pergilah freen, perusahaanmu membutuhkanmu," kata nin. "Ibu lebih membutuhkanku darpda perusahaanku,"
" ayolah nak, ibu tidak apa-apa. Ibu akan menunggumu jika kamu sudah selesai dengan urusanmu, percaya pada ibu" nin meyakinkan freen.
"Tidak akan"
" freen ibu menyAyangimu, percaya pada ibu, jika kamu sudah menyelesaikan urusanmu maka kemarilah temani ibu disini berapa lama yang kamu mau" bujuk nin.
Freen terdiam sejenak, dia menghela nafas. " baiklah, kali ini aku menuruti kemauan ibu. Tpi kedepannya tidak akan lagi. Chamkan itu buk" freen memperingatkan ibunya.
"Haha.. anak ini, iyahh hanya kali ini saja" kata ini.
Freen segera menuju perusahaaanya, tanpa diketahui freen itu adalah perpisahan terakhir dari ibunya. Dan menjadikan penyesalah yang teramat sangat, dalam dirinya sendiri.
   " ibu yang membuat janji itu, ibu juga yang meninggalkan aku, kenapa dulu aku mematuhi kemauamu buk.. jika aku tidak mematuhinya aku tidak akan kehilnganmu seperti ini" isak tangis freen semakin menjadi-jadi ketika mengingat kejadian itu.
        ********

What is love? (End)Where stories live. Discover now