Maaf

791 88 3
                                    

Malamnya freen berada dimansionnya, rumah megah bergaya kekinian berlantai dua. Dinding pintu samping yang dipasangi kaca transparan sehingga memepelihatkan ruang parkir mobilnya. Ruang tamu yang begitu luas, bertatakan jejeran sofa abu-abu disamping kiri dan kanan, ditengahnya sebuah meja kaca yang agak lebar. Dan didepan tedapat tv berukuran 85 inch.
Freen duduk termenung sambil memegang segelas anggur dan menggerakkan gelasnya untuk mengaduk isi didalamnya.
Teringat kejadian beberapa jam tadi saat disupermarket.
Plakkkk, "jangan sekali-kali membawa nama ibuku dalam hal ini!!".

"Dasar wanita gila!!"
"Ibumu tidak mengajarimu cara memperlakukan orang dengan baik!"
"Yahh karena ibumu tidak mengajarimu tatakrama!!"
"Maaf nona, etikamu ketika bertamu padaku itu yang membuat aku menolak untuk bertanggung jawab"
"Tolong sifat angkuhmu segera dihilangkan".
Freen teringat akan kata-kata becca. "Aakhh, apa ini? Lagipula aku tidak salah kan, aku menamparnya karena dia mengatakan itu".
Freen kembali terdiam, mencoba mengingat kejadian itu. " aku tak bisa tenang, kenapa harus mengingatnya?".
—————
Disisi lain, dikamar becca.
" sudahlah bec," hibur irin sambil mengusap-usap punggung becca.
Pipi kiri becca nampak merah bekas tamparan keras dari freen beberapa jam yang lalu.
Sambil memangis becca berkata, " aku benci wanita itu!, jelas-jelas dia mendorong troli itu, bagaimna aku tidak marah rin?? Salah aku apa??, aku sudah bertanggung jawab mencuci bajunya, tapi apa yang dia lakukan padaku?? Wanita tak tau terimakasih" tutur becca sambil menangis.
"Sudahlah bec, jangan kau pikirkan lagi. Biarkan dia dan jangan berhubungan atau bertemu lagi dengannya" kata irin.
"Aku tidak akan bertemu dengannya lagi, dan bahkan melihat wajahnya pun aku tak sudi lagi!" Kata becca. "Aku benci kau freen chankimha!!, aku berharap kau dan perusahaanmu tidak akan dikenal banyak orang!!" Sumpah becca.
"Sssttt sudah bec," irin masih menghiburnya.
"Lalu bagaimna selanjutnya?, apa yang kau lakukan jika bekas tamparan ini dilihat orang tuamu dan richie?" Tanya irin.
Becca terdiam memikirkan alasannya, "Aku akan beralasan sakit gigi" kata becca
"Mana bisa kamu beralasan seperti itu dengan bekas tangan dipipimu, itu tidak akan mungkin bec" protes irin.
"Sudahlah itu urusanku, dan kau segeralah pulang sebelum malam semakin larut, dan maaf sudah mengacaukan semuanya tadi" kata becca.
"Sudahlah bec, tidak apa-apa, baiklah aku akan pulang. Hubungi aku jika pipimu terasa sangat sakit" pamit irin. Irin segera pulang.
———
Keesokan paginya freen berada di dalam ruangan kantornya.
Nam duduk di sofa panjang sedang sibuk mengecek kegiatan freen.
"Hari ini, ada pertemuan klien pukul 12.00 siang di luar, dia mengajak sekalian makan siang bersama" tutur nam. "Sorenya pukul 15.00 kunjungan ke bagian penyortiran produk, dan dilanjutkan kunjungan ke bagian periklanan" tutur nam lagi.
  "Nam.." panggil freen seketika. Nam yang semetara mengecek tabletnya pun melihat ke arah freen yang sedang memandang ke arah jendela luar.
"Ada apa buk?" Tanya nam.
"Menurutmu aku salah atau tidak?" Tanya freen.
"Apa maksudmu?" Tanya nam yang tidak paham.
Freen menarik napas, "hmm kejadian kemarin di supermarket".
"Yahh bisa di bilang kamu salah, bisa juga di bilang gadis itu juga salah, karena tidak mengontrol emosinya memarahimu seperti itu. Tapi kembali lagi padamu freen, kaulah yang memulainya makanya dia seperti itu. Ngomong-ngomong siapa nama gadis itu?" Tanya nam.
"Rebecca armstrong, aku pernah kerumahnya untuk menyuruh membersihkan bajuku, jadi aku melihat nama keluraganya di pintu gerbang rumahnya" tutur freen. Nam yang paham hanya menganggukan kepalanya.
"Aku tak bisa tidur semalam memikirkan kejadian itu" kata freen.
" hmm jika kau merasa bersalah freen, segeralah minta maaf. Lagi pula minta maaf itu tidak susah freen, kau harus membiasakan. Aku akan samgat bangga padamu ketika kau mengucapkannya" kata nam sambil tersenyum kecil membayangkan.
  Singkatnya, siang itu freen dan nam menghadiri meating disalah satu restoran. Sejam pun berlalu, meating itu selesai dan klientnya pun berpamitan pulang. "Nam, aku ada urusan mendadak, kau kembali ke kantor dengan pak nath, aku sudah menghubunginya" kata freen sambil memperbaiki kancing bleazernya. "Baik buk" jawab nam.
Freen segera keluar dari restoran itu menuju mobilnya dan segera pergi.
Sekitar 20 menit freen sampai di depan rumah kediman keluarga armstrong. Dia segera turun dan menuju ke tempat penjaga.
"Eeh permisi pak, saya ingin bertemu dengan nona rebecca" kata freen pada paman ton.
"Baik bu, tapi..". "Tapi apa pak?" Tanya freen.
"Jangan membuat keributan seperti beberapa hari yang lalu" paman ton memperingatkan.
Paman ton pun segera menghubungi becca. Awalnya becca menolak untuk bertemu dengan freen, namun freen memaksanya dan akhirnya mengizinkan masuk.
     Didalam ruang tamu, dua orang sedang duduk berdampingan dengan jarak yang sangat jauh.
Freen yang merasa tak nyaman dengan suasana itu segera membuka pembicaraan. " ngomong-ngomong anjing-anjingmu kemana?, mereka tidak sedang disini kan?"Tanya freen sambil celingak-celinguk mencari keberadaan anjing-anjing itu supaya memastikan dia tidak diterkam mendadak.
"Phhfftt" hampir saja becca tertawa dengan perkataan freen. " dia memepercayai kata-kataku tempo hari, hahah" kata becca dalam hati.
"Mereka tidak disini" kata becca datar.
"Owh baguslah" kata freen yang sambil memainkan jari-jarinya. Hening sejenak.
"Maafkan aku" kata freen sambil tertunduk. Becca sontak menoleh pada freen.
"Maafkan aku atas kejadian kemarin, maafkan aku yang sudah bertindak jahat padamu, maafkan aku sudah menamparmu kemarin, maaf" kata freen sambil merunduk. Becca masih melihat freen, sambil tersenyum kecil dia pun mengalihkan pandangannya dari freen. "Aku juga minta maaf atas ucapanku, tidak seharusnya aku mengatakan itu. Aku mengerti kenapa kamu menamparku kemarin, itu juga salahku." Tutur becca.
Freen yang tertunduk pun kaget mendengar dan melihat reaksi becca, ia mengira becca akan marah padanya.
Becca pun beralih melihat freen lagi, kali ini mata mereka bertemu, kali ini becca tersenyum lebar, dan memperlihatkan pada freen.
Freen yang melihat senyum becca pun menjadi terpaku. bagaimna tidak, senyum itu sangat manis diperlihatkan oleh pemiliknya sendiri. "Apa ini?, kenapa begitu manis? Oh tuhan kenapa pandanganku tak bisa teralihkan dari senyum ini??" Kata freen dalam hati sambil terus menatap becca.
Seakan ada sebuah sihir yang mengubah freen ketika melihat becca tersenyum. Rasa kagum, dan tak mau lepas dari pandangannya, rasanya gemass ketika melihat senyum itu.
           ***********

What is love? (End)Onde histórias criam vida. Descubra agora