#Eighteen# His Presence

110 8 0
                                    

Typo bertebaran! Maaf, lumayan lama g up soal otaknya buntu bgt. ^⁠^

Happy reading!

****

"Jinyoungie?" Panggil seorang Alpha yang baru saja terbangun dari tidur nyenyaknya.

Satu Minggu pun berlalu, saat ini Mark berada di pulau Jeju untuk menghadiri sebuah pertemuan dengan kliennya. Sang ibu menyarankan untuk putranya mengajak Jinyoung bersamanya karena sebenarnya masa rutnya belum selesai. Disamping untuk menemani Mark di sana tentu untuk meredakan rutnya yang mungkin tiba-tiba datang meski Mark menggunakan supressan untuk menekan nya.

... Dan disinilah mereka sekarang, di sebuah villa milik keluarga Tuan yang selama ini kosong namun, masih terawat dengan baik karena sang ibu memperkejakan beberapa untuk menjaga dan merawat tempat itu hingga Mark kini datang untuk singgah beberapa hari di Jeju.

Mark melangkah keluar dari kamarnya, melangkah ke arah ruang tamu dan tak menemukan pemuda itu. Lalu Mark pun melangkah ke arah ruang santai dan dapur, hingga akhirnya seulas senyum tipis ia sunggingkan. Bersedekap bersandar pada dinding dengan menatap seseorang yang tengah bersantai di depannya.

Mark berjalan mendekat kemudian tubuhnya merunduk untuk memberikan sebuah kecupan di puncak kepala Jinyoung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mark berjalan mendekat kemudian tubuhnya merunduk untuk memberikan sebuah kecupan di puncak kepala Jinyoung.

"Kau disini rupanya," kata Mark sambil menikmati harum dari surai kecoklatan milik Jinyoung.

"Mark-ssi? Kau sudah bangun?" Ucap Jinyoung yang saat ini menegakkan tubuhnya dengan mendongakkan kepalanya menatap ke arah wajah tampan Alphanya.

Mark tersenyum saat menatap wajah polos dan cantik yang merupakan milik sang Omega, mencubit pucuk hidung Jinyoung dengan gemas hingga menciptakan sebuah rona merah pada pipi chubby itu.

"Kau masih saja memanggilku seperti itu?" Kata Mark sambil meraih gelas kopi hangat milik Jinyoung yang masih berisi setengahnya.

"Eh? Mark-ssi i-itu milikku. Kalau kau mau aku akan membuatnya ..."

"Tidak apa-apa Jinyoung, ini juga sama saja."

"T-tapi itu ...."

Mark mengerti dengan kekhawatiran Jinyoung dan kembali ia meneguk kopi yang ada di dalam gelas dengan menatap ke arah wajah Jinyoung yang memerah dan Mark tentu sangat puas untuk menggoda matenya.

Mark terkekeh sambil mengusap pipi chubby yang tengah merona dengan lembut.

"Wae? Wajah mu memerah, apa kau demam?" Tanya Mark yang mana membuat Jinyoung memalingkan wajahnya yang ketahuan tengah merona.

"Mark jangan menggodanya!" Kata Yi-en tiba-tiba.

"Wae? Dia menggemaskan!"

Yi-en pun mencibir, "Cih, sekarang kau baru sadar? Lalu kenapa kau menyakitinya? Kau tidak malu jika mengingatnya?"

Bad Fate (ABO)Where stories live. Discover now