"Oh begitu." hanya itu yang Adifa ucapkan dengan senyum kaku. Ia tidak mengerti kenapa pemuda ini tampak begitu percaya diri sekali.

"Kalau begitu bolehkah saya mengetahui nama Neng cantik sebelum saya melanjutkan acara berkeliling lagi?" tanya pemuda itu dengan begitu berani.

Adifa hanya menatap pemuda di depannya dengan wajah speechless-nya. Kenapa dia bisa sangat percaya diri begini?

"Ada apa ini?" tanya Zayn yang datang sambil membawa parang di tangannya.

Adifa dan pemuda tadi langsung menoleh pada Zayn. Pemuda tadi tampak menatap Zayn dengan pandangan menilai. Seorang pemuda yang menggunakan pakaian biasa, tapi memiliki wajah dan perawakan lebih di atas rata-rata. Bisa dibilang Zayn sangat tampan.

Zayn langsung menghampiri Adifa, menyentuh pipinya dengan lembut sambil menundukkan tubuhnya.

"Kenapa?" tanya Zayn lembut.

"Bukan apa-apa kok." Jawab Adifa dengan senyuman lembut.

Zayn hanya mengangguk. Ia menoleh pada pemuda tadi yang masih berdiri di sana. Zayn kembali menegakkan tubuhnya, melangkah maju.

"Ada urusan apa dengan istri saya?" tanya Zayn tegas.

Pemuda tadi tampak terkejut.

"Istri? Gadis secantik dan semuda ini sudah menikah? Dengan orang biasa sepertimu?" tanya pemuda itu terkejut.

Zayn kembali memajukan langkahnya. Kali ini tampak mengelus parang yang dibawanya.

"Ada masalah dengan itu?" tanya Zayn menatap pemuda itu dengan santai, namun terkesan tajam.

Pemuda itu tampak meneguk ludahnya melihat ketajaman parang yang dibawa Zayn.

"Oh tentu tidak ada masalah. Hahaha siapapun bisa menikah." ucap pemuda itu sambil memundurkan tubuhnya.

"Tapi gadis manapun akan lebih membutuhkan pria kaya yang bisa membuat hidupnya sejahtera." lanjut pemuda itu tersenyum sinis.

"Neng cantik. Kita pasti bertemu lagi." ujar pemuda itu dengan senyuman teramat percaya diri sebelum pergi meninggalkan Zayn dan Adifa.

Zayn hanya menatap datar pemuda tidak jelas yang terang-terangan menggoda istrinya tepat di depan matanya.

Zayn menoleh dan menatap Adifa. Ia kembali menghampiri istrinya, berjongkok untuk membuat tinggi mereka sama.

"Kamu beneran nggak papa? Dia ngapain kamu?" tanya Zayn khawatir.

"Nggak kok. Dia cuma cowok kepedean yang sok ganteng." jawab Adifa menenangkan Zayn.

"Kayaknya aku salah ngajakin kamu ke sini." ujar Zayn.

"Kenapa?" heran Adifa.

"Banyak buaya darat di sini." jawab Zayn.

Adifa terkekeh kecil mendengar ucapan Zayn.

"Dia cuma cowok nggak bermutu. Paling anak orang kaya di sini, makanya gayanya sombong gitu." ucap Adifa.

Zayn tersenyum kecil mendengar ucapan Adifa.

"Jadi cowok bermutu itu yang gimana?" tanya Zayn.

"Yang mau kerja demi ngehidupin istrinya, yang perhatian dan jagain istrinya kapanpun dan dimanapun." jawab Adifa tersenyum.

"Pinter banget sih." puji Zayn tersenyum.

"Mungkin kita yang paling pinter diantara orang-orang di sini. Setidaknya untuk masalah peradaban." ujar Adifa.

"Oke. Aku mau balik kerja dulu, biar makin bermutu." balas Zayn sebelum kembali bekerja.

***

Malamnya Adifa membuat teh untuk Zayn. Gadis itu menyajikan segelas teh di depan Zayn yang baru saja membersihkan dirinya.

Baby Project (COMPLETED)Where stories live. Discover now