twelve

411 44 4
                                    

"satu dua tiga, fyuuuu"

haruto tertawa didalam gendongan jeongwoo yang berlari seperti superman sembari menggendong dirinya.

"apasii"

"keren ngga, aku superman ini"

haruto memukul jeongwoo pelan sembari tertawa kecil.

"udah ih, turunin gua kekasur"

pintah haruto, yang di perintah hanya menurut dan membaringkan tubuh pemuda itu diatas kasur.

"sebentar ya raden, babu mu ini ingin mengambil air terlebih dahulu"

haruto mengangguk lalu kembali tertawa saat melihat jeongwoo yang berlari seperti naruto.

tidak lama, pemuda park itu kembali dengan secangkir air putih lalu duduk dan menaruh airnya diatas meja samping kasurnya.

"nih minum nih obatnya, bisa nelen kapsul kan?"

"bisaa"

jawab haruto dengan semangat. jeongwoo membuka bungkus obat satu persatu dan memberikan kepada haruto yang langsung diminum oleh pemuda itu.

"enak ngga?"

"ngga ada rasa"

nyengir kuda andalan jeongwoo lagi lagi terlihat di wajah pemuda itu.

"JELEK LU ANJIR NYENGIR TERUS"

"masa sih, bukannya ganteng?"

terlihat putaran bola mata sempurna dari haruto untuk jeongwoo.

"besok weekend kalo kamu udah mendingan, ayo kita jalan jalan"

"ayo! beliin es krim yaa"

jeongwoo menempelkan punggung tangannya ke dahi haruto dan merasakan rasa hangat yang masih belum hilang.

"ah belum sembuh, ngga boleh makan es krim dulu"

"BESOK SEMBUH KOKK"

"tetep ngga boleh"

"dih gitu"

haruto memutar balikkan tubuhnya membelakangi jeongwoo.

"ih ngambekan, boti ya"

PLAKK..

setelah beberapa hari pemuda itu terbebas dari tamparan maut. akhirnya hari ini, dia merasakan pipinya tertampar lagi.

"STOP PANGGIL GUA BOTI"

"marah marah, pasti boti"

haruto yang masih membelakangi jeongwoo mengangkat kedua tangannya tinggi tinggi.

"aku lelah, aku udah angkat tangan"

mendengar itu, jeongwoo langsung menerjang tubuh haruto dan memeluknya erat dari belakang.

"UDAH PAKE AKU KAMU? UDAH NAKSIR KANN"

haruto mengamuk sejadi jadinya agar pemuda itu bisa melepaskan dirinya namun sia sia saja.

"GUA NGGA BAKAL NAKSIR KALO LU NYA AJA BERUSAHA BIKIN GUA MATI"

===

malamnya, seperti biasa di malam minggu. jihoon yang sedang berbucin dengan pacarnya di ruang tengah, jaehyuk dan sungchan yang juga samanya seperti kyuji, dan jeongwoo yang tetap menjadi nyamuk diantara mereka karena harunya di embat oleh haechan.

jeongwoo menonton televisi dengan raut wajah bad mood nya karena diempit oleh trio bucin. dia juga mau berbucin dengan harunya, tapi harunya kelihatan sangat asyik bermain video game bersama haechan.

"lu sakit aja harusnya biar bisa gua peluk terus, daripada gini lu malah diembat"

jeongwoo sad boy, sangat malang.

tok tok tok.. "halo? kalian didalem?"

suara wanita yang sudah tidak asing untuk mereka. wanita yang selalu datang setiap malam minggu untuk memberi makanan kepada para pemuda penghuni kost itu. ia lah irene, sosok ibu dari jeongwoo yang sudah mereka anggap sebagai ibu mereka sendiri.

mereka yang awalnya sibuk dengan dunia masing masing langsung menaruh perhatian kepada pintu dan langsung membukakan pintu untuk ibu mereka.

"bibi ngga mau masuk dulu?"

tanya jihoon sembari mempersilahkan wanita itu masuk kedalam.

"ah ngga usah, ini buat kalian, bibi ada urusan"

jaehyuk mengambil paper bang yang irene berikan dan mengucapkan terimakasih.

wanita itu tersenyum hangat dan sedikit mengangguk. saat dia ingin beranjak dari sana, samar samar dia melihat seorang pemuda yang tidak asing baginya, namun karena dia yang sedang terburu buru membuat dirinya tidak bisa melihat lebih jelas lagi.

"itu mirip anak.. seulgi?"

irene menggelengkan kepalanya untuk menghapus pikiran itu. akhirnya dia memilih untuk pergi dan tidak memikirkan lebih tentang hal ini.

para pemuda yang bertumpuk di pintu akhirnya masuk kedalam kost mereka lagi dan langsung menaruh makanan itu diatas meja.

hanya seminggu sekali mereka bisa merasakan makan enak.

"haru sama chan ngga mau makan dulu?"

tanya sungchan kepada dua pemuda yang masih asyik memainkan video game mereka.

haechan menggeleng kuat untuk menjawab sedangkan haruto menolak sungchan dengan lembut.

"nggaa.. makasi kaa.. tadi ruto udah makan kok"

sungchan menatap jeongwoo seperti bertanya apakah yang dibilang haruto benar atau tidak, jawaban dari jeongwoo hanyalah anggukan kecil. akhirnya malam itu mereka bisa makan dengan tenang.

selesai makan, jeongwoo langsung menangkup tubuh haruto dan menggendongnya secara paksa masuk kedalam kamar.

"EH KENAPA"

"ikut kamu, hati hati di gondol dia"

haechan yang merasa tidak senang hanya bisa memberikan bombastic side eye nya.

"dasar anak muda, makanya punya boti jangan mulus mulus, gua gondol tau rasa"

oceh haechan melihat jeongwoo yang diamuk haruto karena menggendong dirinya.

didalam kamar, jeongwoo mendudukan haruto di kursi meja belajarnya.

ia mengambil kompresan yang masih menempel di dahi pemuda itu dan kembali menempelkan punggung tangannya. terasa jika suhu tubuh haruto sudah semakin membaik.

tangan itu membuka laci dan mengambil termometer didalam laci tersebut dan langsung mengecek suhu tubuh haruto.

"oke besok kita jalan jalan"

"YEYYYY"

teriak haruto kesenangan karena akhirnya dia bisa keluar dari kamar jeongwoo yang berantakan ini.

"tapi hati hati, jangan sampe ada yang naksir"

tanggap jeongwoo melihat haruto yang sangat exaited.

"alay, gua juga ngga bakal naksir mereka kali"

"soalnya lu naksirnya.."

"gua naksirnya.."

"lu naksirnya gua"

plak..

satu tamparan dengan entengnya mendarat di wajah jeongwoo.

"najis, gua naksirnya jennie blekping"

jeongwoo mengusap pipinya yang lagi lagi kena tamparan maut.

"stop tampar gua plis, gua manusia.."

"xixii"

terdengar suara tawa kecil dari haruto melihat jeongwoo yang terlihat sudah sangat lelah.

"untung haruto"











tbc.













school thug ; jeongharu ft. gyuickyWhere stories live. Discover now