II. Clara Masih Marah

461 123 401
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.

selain byk cursing
cerita ini juga too much.
jadi klo ga suka skip aja
thanks
authornya toxic!

.
.
.
.
.
.

Sumpah demi apapun, tidak ada niatan sama sekali Ganendra untuk membuat Clara cemburu. Tapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur. Ganendra tidak bisa memutar waktu agar kejadian flirting nya tidak diketahui Clara. Kan dia bukan Nobita yang punya robot kucing dari masa depan yang bisa mengembalikan waktu.

Salah sendiri banyak tingkah. Seharusnya kalau sudah punya pacar ya tidak boleh seperti itu. Niatnya memang bercanda, tapi bagaimana kalau yang dibercandai menganggap itu serius, berujung baper, berujung minta pertanggungjawaban? Dan bagaimana kalau Clara benar-benar tidak mau memaafkannya sampai akhirnya hubungan mereka kandas? Ceroboh! Ganendra adalah manusia paling ceroboh sejagat raya.

Akibat kecerobohannya, dia tidak menerima respon apapun dari Clara meskipun segala cara sudah ia lakukan. Mengirimi pesan lewat aplikasi paling penting sampai yang tidak penting-penting amat. Harapannya agar dapat permintaan maaf dari Clara, mereka kembali damai dan berpacaran dengan selayaknya.

Semesta sedang tidak berpihak pada Ganendra. Alih-alih mendapatkan jawaban dari Clara, dia malah mendapatkan notifikasi Telkomsel yang menawarkan pembelian paket murah. Mereka tidak tahu saja kalau Ganendra bisa membeli paket beserta konternya kalau bisa. Too much!

Helaan napasnya yang kian terdengar tidak luput dari perhatian ketiga teman-temannya. Mereka sudah tahu, Ganendra kalau seperti ini pasti hanya karena dua hal; Clara dan tugas.

Meja bundar di hadapannya dipukul. Gerakan otomatis yang membuat teman-temannya berjingkat kaget. Bahkan Bagas, si pemilik rumah hampir menumpahkan Americano nya ke atas kertas-kertas tugasnya.

"Kenapa sih, Bang?" Bagas meletakkan gelas americano nya. Cari aman agar kejadian yang sempat terbayang di kepalanya tidak terjadi. Rautnya nampak kesal. Mungkin dalam hati dia berpikir, ini si Ganendra udah bertamu bikin ribut lagi.

"Pasti karena Sayangku lagi, kan." papar Kevin, yang paling muda di antara mereka berlima. Diseruputnya es teh manis yang dia beli di perempatan kompleks sebelum ke rumah Bagas.

Ganendra mana terima Clara-nya dipanggil sayangku oleh orang lain. Panggilan itu khusus dari Ganendra untuk Clara. Tidak boleh ada yang memanggil Clara dengan panggilan yang sama. Pokoknya jangan sampai, kalau tidak mau ada keributan di antara mereka.

"Apa-apaan? Yang boleh manggil Clara 'sayangku' itu, cuma gue!" Nadanya yang keras membuat Arsen yang sedang menikmati tidur siangnya di sectional sofa ruang tamu Bagas. Padahal tadi saat Ganendra memukul meja, dia seperti mayat. Tidak terusik sama sekali. Untung masih bernapas.

GanendraWhere stories live. Discover now