Mereka berempat mengangguk, Galang mengajak Devan untuk ikut bergabung bersama temannya.

"Adek nya Sabrina?" Tanya Gavin

"Iya bang." Jawab Devan

Galang mengerutkan keningnya, "Kok lu tau Gav?"

Gavin terkekeh, "Pacar abang gua, Gal."

Galang hanya mengangguk, terakhir ia bertemu dengan Sabrina bukannya wanita itu meminta Galang menjadi pacar pura - pura nya.

Ketika mereka sedang asik mengobrol, ada dua wanita datang menghampiri ke enam nya yang ada di sana.

Galang mengenali kedua wanita itu, dhea dan jeya.
Ada apa dua wanita itu datang kesini.

"Pe-permisi."

Ke enamnya memasang kedua wanita cantik itu, dhea dan jeya ini memang sangat cantik, Harsa dan Laska berdiri lalu menghampiri kedua gadis cantik itu.

"Eh cantik, cari siapa?" Goda Harsa

"Buaya, buaya. Jangan di percaya neng, lagi cari siapa cantik." Ucap Laska juga tak kalah menggoda kedua gadis di depan mereka.

Dhea dan Jeya tersenyum kikuk, "A-ada Galang?"

Galang menoyor kepala kedua temannya itu agar meminggir dan menjauh.

"Ada apa?" Tanya Galang

"Gua mau kasih tahu sesuatu." Jawab Jeya.

••••

Galang memasuki rumah dengan berlari, ia menghampiri Gilang yang sedang berbicara bersama Aluna.

"Gua mau ngomong sama lu." Ucap Galang

"Kenapa gak langsung ngomong disini?" Tanya Gilang

"Penting!"

Gilang menghela nafasnya, "Kamu tunggu sini aja ya?"

Aluna mengangguk, Galang menyuruh Gilang untuk mengikutinya.
Yang di suruh hanya bisa mengikuti.

"Dengerin gua, jagain Aluna. Gua di kasih tahu temennya tadi kaira bakal jahatin Aluna, gua mohon lu lebih dewasa jangan sampe lu ke pancing sifat manis kaira. Paham," ucap Galang

Gilang mengangguk, "Okee."

"Gua cuma mau ngasih tau itu dan satu jaga Aluna dengan baik." Ucap Galang lalu melangkahkan Kakinya pergi meninggalkan Gilang.

Gilang, pria itu masih menyayangi kaira. Karena ancaman dari Galang ia rela mengakhiri hubungannya dengan kaira.

Gilang memang mencintai kaira, namun cinta nya lebih besar kepada Aluna, namun cara yang Gilang tunjukan kepada Aluna itu salah.

Justru itu membuat Aluna menyakitkan dan merasa terkekang.

Galang memperhatikan Aluna dari belakang, ia dapat melihat punggung Aluna. Gadis yang selalu ia temani, gadis yang lembut, gadis yang selalu berpura - pura terlihat baik - baik saja.

Galang menyukainya, Galang menyukai gadis itu semua tentang Aluna Galang menyukainya.

Aluna berdiri dari duduknya kemudian membalikan badannya, gadis itu melihat Galang yang sedang berdiri.

Tidak ingin banyak berkomunikasi dengan Aluna, Galang melangkah melewati Aluna.

"Galang." Panggil Aluna

Galang berhenti sebentar menoleh ke belakang lalu tersenyum tipis ke Aluna.

Tidak ada ucapan dan suara yang keluar dari mulut Galang, pria itu melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Aluna menundukan kepalanya.

"Sayang, ayo pulang."

Aluna mengangguk mereka berdua pamitan kepada Sellia dan Dafa.
Setelah berpamitan keduanya pergi dan kembali ke rumah.

••••

"Lo suka Aluna, Gal?" Tanya jeya

Galang menatap gadis yang berada di depannya itu.

Mereka juga gak berdua doang kok ada juga Galang sama temennya, siapa sangka ternyata jeya itu sepupunya Gavin.

Jadi sekalian jeya di ajak Gavin untuk bergabung dengan teman - temannya.

"Gua suka Aluna? Enggak lah."

"Masa sih?" Tanya jeya tak percaya, "tapi lo selalu merhatiin Aluna dari jauh lo Gal."

Bukan hanya jeya tatapannya yang mengarah pada Galang, namun semuanya juga menatap ke arah Galang.

"Gua merhatiin kan buat jaga - jaga aja siapa tau dia di sakitin orang kan."

"Ngeles aja lu, kayak kita gak tau aja." Celetuk harsa

Galang menganggkat satu alisnya, "Apa yang lu tau tentang gua sama Aluna."

"Lu suka Aluna, lu selalu merhatiin dia, lu sendiri malah yang bilang kalau lu suka Aluna, pikun? Kasian mana masih muda prihatin gua sama lu gal." Ucap Harsa

"Harsa anjing." Gumam Galang

REAL LOVEWhere stories live. Discover now