"Ada urusan penting bu,"ucap Aveline mengikat tali sepatunya.
"Penting apa coba? Kerjaan kamu dirumah cuma tidur aja!"
"Ada lah bu, urusan anak muda,"ujarnya cengengesan.
"Aveline pamit,"ujar Aveline mensejajarkan tubuhnya lalu menyalimi ibunya itu.
"Bayu fariel wijaya, kakak pergi dulu ya? Mau nitip nggak?"ujar Aveline.
"Mau cokelat aja, kak!"
"Wiliam fariel wijaya, mau apa?"tanyanya lagi kepada adiknya yang paling kecil.
"Aku mau sosis yang gede itu, kak. Soalnya teman aku sudah banyak yang beli!"sahut Wiliam.
"Nanti kakak beliin!"
"Ibu atau ayah mau nitip gak?"
"Gak."
"Yaudah Ave pamit, dadah semua!"teriak Aveline keluar dari rumahnya dengan langkah terburu-buru.
"Jangan lupa beliin titipan aku sama bang Bayu"teriak Wiliam.
"Iya ganteng,"ujarnya tersenyum lalu membalikkan badan, gadis itu menundukkan pandangan, sekejap tak terlihat senyum diwajahnya lagi. Hanya sebuah kedinginan yang biasa ia tunjukkan kepada orang lain.
Gadis itu melajukkan motornya dengan kecepatan tinggi. Di tengah perjalanan, ia melihat ada sepuluh orang pria berbadan kekar disekitarnya. "Griffin"teriaknya dengan suara berwibawa.
"Kamu mau bicara soal apa?"tanyanya turun dari motornya.
"Soal victor maximiliam."
"Perkumpulan mafia itu?"
"Iya, tapi soal ketuanya."
"Gak usah berbelit-belit, langsung ke intinya aja!"ujar Aveline tak ingin berlama-lama membahas tentang ini.
"Ada rumor tentang dia. Jadi kita harus waspada, kelas kita sama dia hampir setara di kanca international. Hampir semua orang kenal kita dan dia-"ujar griffin.
"Saya takut keluarga bos jadi ancamannya, kita gak kenal siapa dia dengan baik. Sebaiknya bos perketat keamanan keluarga bos"usulnya.
"Hm, saya udah memikirkan itu sejak lama. Saya tau perlombaan di dunia bawah itu seperti apa untuk mendapatkan yang mereka mau, saya mengerti."ujar aveline menganggukkan kepalanya.
"Tapi apa ada yang tau kalau bos itu-"ujar griffin terpotong.
"Ada seseorang disini"teriak Arion bodyguard Aveline sekaligus anggotanya.
"Perketaan keamanan"teriak griffin melindungi Aveline.
'Dorr'suara tembakan melesat bebas melewati ave. "Bastrad"ujar Aveline menembaki satu persatu orang yang ingin menghabisinya.
'Dorrr' peluru Aveline telah bersarang dikepala seseorang pria jangkung itu.
'Bughh'perkelahian semakin menggebu-gebu, darah berceceran dimana mana membuat aspal menjadi kemerahan penuh dengan darah.
Warga berhamburan melindungi diri, mereka takut akan kejadian berdarah itu. "Cukup! Jangan biarkan mereka mati disini, tidak enak kalau mereka mati semudah dan secepat itu"teriak Aveline menyudahi permainannya.
"Griffin! Bawa mereka ketempat penjara eksekusi"ujar Aveline.
Ave melajukkan motornya, dan berhenti sejenak untuk membeli beberapa pesanan kedua adiknya itu dan segera bergegas pulang.
"Hai adikku, come here!"ujarnya tersenyum lebar.
"Kakak lama gak?"tanya Aveline.
"Gak kok, kak!"ujar Bayu.
"Kakak lama,"ujar Wiliam.
"Kamu aja gak sabaran!"tegur Bayu.
"Hehehe, maafin kakak ya?"
"Iya deh,"ujar Wiliam.
"Nih, kakak beliin es krim juga buat kalian berdua."
"Makasih kak,"ujar Bayu dan Wiliam.
"Yaudah, kakak masuk ke kamar dulu ya?"tanya Aveline.
"Iya!"ujar Wiliam senang, wiliam adiknya ini masih berumur tujuh tahun. Jauh?jelas sekali, umurnya dengan Aveline lumayan jauh.
Ave berjalan masuk kekamarnya, ia mengganti baju."Shhh"desisnya agak kesakitan, "Apa tadi kegores pisau pria yang tadi? Kok gue gak tau?"ujar Aveline kebingungan.
Dia membalut lukanya dan mengganti bajunya dengan baju full black, dia kembali keluar rumah. Tetapi tidak dengan motornya, ia berjalan kaki.
Saat diperjalanan ia melihat ada mobil sedang terparkir disana, dan keluar seorang pemuda yang ingin mengambil handphonenya di aspal
ia bingung kenapa handphone pemuda itu di aspal, tetapi ia tidak peduli juga sih. Disisi lain Aveline bingung kenapa wajahnya persis dengan wajah pemuda itu, mirip sekali menurutnya.
Ia berjalan menuju pemuda itu, tetapi memang itu juga jalan satu satunya untuk sampai cafe tempat kerjanya.
"Tunggu!"ujar pemuda itu menghentikan langkah Aveline.
Ave membalikkan tubuhnya menghadap pemuda itu "Kenapa? Ada masalah?"tanya Aveline.
"Wajah lo kenapa mirip sama gue?"tanya pemuda itu merasa keheranan.
"Mana gue tau, bukan urusan gue juga"ujar Aveline.
...o0o...
Hayoo ave itu siapa??
Jangan lupa tinggalkan jejak disini
Ketemu lagi di chapter selanjutnya!!
YOU ARE READING
Reactance [ TERBIT ]
Action《UTAMAKAN FOLLOW AKUN AUTHOR》 Tentang perempuan badas yang hidupnya dibesarkan oleh jalanan dan dipertemukan dengan keluarga kandungnya. "Kukira dia hanya mengincar uang keluargaku, ternyata dia adalah saudara kembarku!"-Rainer
Reactance-01
Start from the beginning
![Reactance [ TERBIT ]](https://img.wattpad.com/cover/357852941-64-k902471.jpg)