5. MEKAR

97 81 39
                                    

"Dari sudut sana, aku lagi-lagi mengagumi ciptaan Tuhan. Senyumanmu yang merekah bak bunga tulip yang mekar, mampu membuatku terpana. Dari pandangan itu aku bertekad mengejarmu dan siap menjadi alasanmu tertawa."

_Adipati Varsha Abiprahaya_

~Happy Reading~

"RUHANIKA"

Teriakan tersebut mampu mengundang semua perhatian orang yang kebetulan lewat di area tersebut. Semua orang berlari dan berkumpul untuk menyaksikan kecelakaan tersebut.

Sagara dengan langkah pelan mendekati adiknya yang duduk bersimpuh didekat motor yang sudah tergeletak.

Sagara memegang bahu Nika yang sedang bergetar. Kala Nika mendongak, ia melihat wajah Nika sudah di banjiri air mata. Dan Sagara segera memeluk tubuh itu.

Sagara bisa merasakan tubuh adiknya yang bergetar, ia mengerti bahwa adiknya shock. Sagara mengusap kepala adiknya yang terbalut hijab bergo.

Selang beberapa menit, saat Nika sudah cukup tenang, Sagara segera menghampiri si pengendara yang sudah dikerumuni oleh orang-orang.

Sagara melihat cukup banyak darah yang menetes dari lutut sang pengendara, namun ia penasaran entah siapa yang hampir mencelakai adiknya. Sagara kian mendekat dan memperhatikan wajah sang pengendara yang masih tertutup oleh helm. Ia segera membuka helm tersebut dan ia lebih kaget mengetahui siapa pengendara yang ugal-ugalan tersebut saat kondisi jalan sangat licin setelah hujan lebat.

Sagara seketika naik pitam, ia emosi dan segera menarik si pria pengendara yang masih tertatih itu. Ia melayangkan satu bogeman yang sangat kuat ke wajah si pengendara.

"Anjing lo. Lo sengaja mau bunuh adek gue? Lo sengaja mau hancurin keluarga gue? Lo sengaja mau bunuh keluarga gue satu per satu?" Sagara meneriaki pri tersebut dengan membabi buta sembari menarik kera baju si pria pengendara tersebut.

"Varsha Anjing. Jawab gue." Sagara semakin tersulut emosi kala Varsha tidak menjawab sama sekali dan malah menunduk.

Buugghh

Sekali lagi Sagara melayangkan pukulan keras diwajah Varsha hingga bekas pukulan tersebut membiru. Baru saja sagara ingin menendang perut Varsha namun tertahan kala suara sirine ambulan menyadarkannya.

oOo

Bunda Nisa berlarian tak tahu arah di koridor rumah sakit. Ia begitu shock mendapatkan kabar bahwa anak-anaknya berada di rumah sakit.

Ia segera menghampiri kedua anaknya kala ia melihat anaknya duduk di depan ruang IGD.

"Gara...Nika" Bunda Nisa memanggil anaknya dan langsung memeluk kedua anaknya.

"Bunda, bunda kok ada disini?" Sagara kaget dengan kehadiran bundanya. Dari mana bundanya tahu bahwa mereka sedang berada di rumah sakit?

Bunda Nisa melepaskan pelukannya, kemudian ia menatap tajam kearah Sagara.

"Bunda dapat kabar dari tetangga. Kalau kalian dibawa sama mobil ambulan. Bunda kagetlah dan tanpa pikir bunda langsung lari kesini."

"Maaf yah bunda, udah buat khawatir bunda."

"Tidak apa-apa sayang, yang penting kalian tidak apa-apa kan? Gak ada yang luka kan?" Bunda Nisa memutar-mutar tubuh Nika, memastikan bahwa anaknya tidak terluka.

Nika hanya menggelang menjawab rentetan pertanyaan sang bunda.

"Kok bisa sih sampe kejadian seperti ini?" Tanya Bunda Nisa ke Sagara dengan tatapan yang mengintimidasi.

TULIPS AND REGRETSWhere stories live. Discover now