PROLOG

202 123 76
                                    

"Surat ini kutulis dengan rangkaian kata yang kususun dalam jangka waktu yang lama. Aku payah dalam mengekspresikan perasaanku. Surat ini yang berisi rangkaian kata maaf untuk pemuda yang telah menerima banyak penolakan dariku dan juga telah membuat perubahan besar dalam hidupku. Entah sudah berapa lembar kertas kuhabiskan hanya untuk merangkai kata maaf yang indah untuk sampai di pendengaranmu saat membacanya. Wahai kamu laki-laki sederhana yang pantang menyerah dan tiada rasa putus asa, maaf karena membuatmu menunggu lama tanpa sebuah kepastian, tapi ketahuilah bahwa wanita ini yang kamu banggakan pada orang lain tidak bisa membalas perasaanmu sesungguhnya memantaskan diri untuk dinanti amatlah susah untukku karena aku tahu, aku hanya bunga mawar untukmu. Mungkin indah di pandanganmu tapi aku tidak segan-segan memberikan sebuah luka. Maaf aku jahat, untuk itu jadilah baik dan temukan orang baik, hiduplah yang baik dan kelak pulang dengan cara terbaik bersama orang baik itu. Aku lega jika suatu hari nanti aku mendengar kabar bahwa kamu telah menggenggam tangan wanita terbaikmu, maka di hari itu juga akan aku umumkan pada dunia bahwa aku mawar yang layu dan hampir terurai habis oleh bakteri, tapi sebelumnya akan kukirimkan bunga tulip putih bersih nan indah kehadapanmu, sebagai tanda bahwa inilah permintaan maaf dan penyesalanku. Terima kasih terlah memnjadi perantara dari perubahan besar dalam hidupku."

Oktober dengan musim hujannya, tepat tanggal 19 oktober 2019 yang lalu, seorang wanita dengan pipi chubby-nya akhirnya merekahkan senyumnya setelah beberapa bulan mengurung diri dalam kamar. Entah apa tujuannya sebenarnya tapi tepat hari itulah ia berhasil menyelesaikan sebuah cerita fiksi untuk ia persembahkan kepada terkekasih yang menjadi watak karakter tokoh utama dalam ceritanya.

Dan hari ini, oktober 2023 tepat hujan akhirnya membasahi bumi setelah sekian lama orang menghadapi kemarau. Semua orang bergembira, tapi tidak dengan seorang gadis yang hanya bisa memandang lurus keluar jendela yang basah akibat hujan. Dengan setangkai bunga tulip di genggamannya dan air mata yang membasahi pipinya yang chubby.

Gadis dengan suasana hati mendung itu, baru saja menuangkan segala perasaan gundah gulana di hatinya melalui tulisan. Dan ia menyelesaikan surat yang sudah lama ia rangkai katanya untuk dikirim pada seseorang.

Dia gadis yang bernama cantik secantik rupanya, Ruhanika Dharma Nirmala yang kerap di panggil Nika. Gadis yang sangat suka dengan bunga tulip.

Dunia Nika mungkin berbeda dari orang pada umumnya, tapi ia tidak pernah mengeluh sama sekali mengapa ia harus hidup berbeda, karena ia tahu diluar sana banyak orang yang jauh lebih kekurangan daripada dirinya.

Walau ia tuli, tapi ia bisa membuktikan bahwa dengan kekuranggannya ia bisa menjadi kebanggaan dan menjadikan kekurangannya adalah kelebihannya walau tidak pernah diakui oleh orang banyak, tapi ia bangga dan bersyukur akan hal itu.

Tok tok tok

"Ruhanika" Panggil bunda Nika, walau sang ibunda tahu bahwa putrinya tidak bisa mendengar, tapi ia selalu mengajarkan kepada putrinya untuk selalu mengetuk pintu tiga kali sebelum memasuki ruangan seseorang.

Bunda berjalan mendekati Nika yang masih berada di meja belajarnya yang masih setia melamun memandang lurus kedepan.

"Nika sayang" tegur bunda dengan mengelus kepala sang putri, hingga membuat Nika langsung kaget karena tidak menyadari keberadaan sang bunda.

Nika mendongak, melihat bundanya yang tersenyum sembari mengelus kepalanya, Nika tersenyum dan memejamkan mata menikmati usapan lembut tangan bunda di kepalanya.

Bunda, adalah rumah ternyaman bagi Nika, tempatnya ia bersandar, tempatnya ia berkeluh kesah, tempatnya ia memeluk saat ia menangis. Tuhinisa Syarmila atau biasa dipanggil bunda Nisa, ia adalah bunda yang penuh kasih sayang.

Tangan bunda bergerak membentuk sebuah huruf, kata hingga menjadi sebuah makna yang langsung bisa dimengerti oleh sang putri. Bagi bunda Nisa, gerakan tangan adalah suara untuk Nika. Walau tuli, Nika bisa merasakan dan mendengar suara melalui gerakan tangan, atau kita biasa sebut bahasa isyarat.

"Bunda udah masak, ayok kita makan. Kakak kamu sudah menunggu untuk makan siang."

Nika tersenyum kemudian membalas perkataan bunda dengan gerakan tangan yang begitu lincah.

"Iya bunda, Nika menyusul. Nika beresin buku-buku dulu."

Bunda lantas tersenyum dan membalasnya dengan anggukan kecil.

"Diluar lagi hujan, jangan buka jendela yah. Nanti masuk angin" peringat bunda pada Nika yang memang dari dulu gemar membuka jendela tengah malam hanya untuk melihat bintang di langit.

Ruhanika menoleh ke jendela, ia sesaat melihat hujan yang ternyata semakin lebat, kemudian kembali menolehkan wajahnya kemudian menunduk sambil mengeluarkan desahan lemah.

Bunda yang melihatnya mengerti apa yang Nika rasakan, ia kemudian mengelus pundak sang putri bermaksud menenangkannya.

Nika kembali mendongak dan langsung bertanya pada bundanya. "Bunda, aku penasaran bagaimana suara hujan."

"Hujan itu-" jawaban bunda terpotong dengan suara kekesalan dari Sagara, kakak laki-laki Ruhanika.

"ish, bunda, gara udah laper, ayook makan. Lama banget sih." Kesal Sagara yang sudah ada di ambang pintu sembali menghentak-hentakkan kakinya. Walau kesal, Sagara tetap memanjakan suaranya kepada sang bunda.

"Ups, Maaf pangeran." Nika langsung membungkuk meminta maaf kepada abang Gara-nya yang galak tapi kucing ketika bersama bunda.

Sagara yang melihat tingkah Nika yang berkesan menghinanya langsung memutar bola malas dan pergi dari kamar Nika dengan tatapan sinis.

Bunda hanya bisa geleng-gelang dan tertawa kecil melihat keakraban dua dunianya, pangeran dan putri imutnya. Walau putra dan putrinya belum terlalu akrab, tapi ia bersyukur setidaknya Sagara sudah bisa memberikan senyumannya kepada adiknya.

Syukurlah, Nika sangat bahagia melihat abangnya itu sudah bisa akrab dengannya walaupun masih sedikit-demi sedikit yang ia usahakan.

To be continued

Vote dan comment untuk mendukung penulis. Terimakasih!

Makassar, 19 Oktober 2023

TULIPS AND REGRETSWhere stories live. Discover now