"Taruh disana aja!" ujar Gavi sambil menunjuk meja bundar yang berada disana menggunakan dagunya.

"T-tapi--"

"Nurut bisa?" tanya Gavi menatap Alna tajam.

Hal itu membuat Alna takut, dengan cepat ia menuruti kemauan Gavi. Gadis itu meletakkan nampan yang ia bawa.

"Sini lo!" suruh Gavi yang langsung dituruti oleh Alna gadis itu menghampiri Gavi.

"K-kenapa kak Ano?" tanya Alna gugup.

"Duduk!" Gavi menarik tangan Alna agar duduk disampingnya.

"Gue boleh minta sesuatu sama lo?" tanya Gavi dengan wajah yang masih terlihat pucat.

"Apa kak? Ada yang sakit ya? Perlu dibeliin obat apa?" tanya Alna khawatir.

Entah apa lagi ini, perasaan aneh kembali muncul dalam diri Gavi. Sial, cowok itu benar-benar bingung dengan dirinya sendiri sekarang. Melihat Alna yang seperti ini padanya membuat Gavi merasakan gejolak aneh dalam dirinya.

Gavi menggeleng. "Boleh gue peluk lo?"

Alna yang mendengar itu terkejut, ia menatap kearah Gavi dengan bingung. Ada apa dengan cowok itu? Tidak seperti biasanya Gavi seperti ini padanya.

"Nggak boleh ya? Maaf!" Gavi menunduk melihat tidak ada jawaban yang keluar dari bibir istrinya itu.

Alna dengan cepat menaikkan kakinya keatas kasur, lalu mendekatkan tubuhnya kearah Gavi. Perlahan tapi pasti, ia melingkarkan kedua tangannya memeluk Gavi dengan erat.

"Siapa bilang nggak boleh? Kak Ano boleh meluk Ala kapanpun!" ujar Alna sambil menyisir rambut lebat milik Gavi menggunakan tangannya.

Gavi tersenyum mendengar itu, ia membalas pelukan Alna cowok itu melingkarkan tangannya di pinggang sang istri.

"Jangan tinggalin gue!" ujar cowok itu sambil mengeratkan pelukannya.

Mendengar perkataannya sendiri, Gavi malah terkejut. Sial, apa yang ia katakan tadi? Seolah-olah bukan dirinya yang berbicara, bahkan dirinya bingung kenapa bisa mengatakan itu kepada Alna.

—tyhrgang—

Seperti yang dibilang Gavi waktu itu, memang benar manusia bisa berubah kapan saja. Bisa diambil contohnya dari Gavi sendiri, cowok itu kini berubah.

Dapat dirasakan oleh Alna sendiri, ketika cowok itu yang kemarin sangat manja dengannya tetapi sekarang Gavi malah sangat cuek dengan Alna.

Mulai dari datang ke sekolah, cowok itu tidak mengajaknya berbicara jika tidak Alna yang bertanya. Hingga sekarang Gavi yang biasanya akan mengajak Alna pergi ke kantin kini malah meninggalkan gadis itu tanpa sepatah katapun.

Alna berusaha agar berhenti berpikir yang tidak-tidak, jujur saja ia takut melihat Gavi seperti ini. Gadis itu tidak ingin Gavi kembali cuek dengannya seperti dulu.

Alna berjalan lurus kedepan tanpa memperhatikan kondisi sekitar, hingga gadis itu menabrak sesuatu yang keras didepannya membuat ia meringis.

"Alna lo gapapa?"

Terlihat raut wajah khawatir diwajah cowok didepannya itu. Seseorang yang ia tabrak ternyata adalah Algaza, yang kini menggendong gitarnya disebelah lengan.

Alna tersenyum tipis. "Aku gapapa kok kak Alga."

"Lo mau kemana?" tanya Algaza menaikkan sebelah alisnya.

"Mau ke perpus." jawab Alna, gadis itu tidak ikut dengan teman-temannya ke kantin karena suasana hatinya sedang kacau.

"Lo udah makan?" tanya Algaza.

GAVIANO [hiatus]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें