AI-33. Sebuah Jalan Pertemuan

86 9 5
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Segala hal yang terjadi di alam semesta ini tidak luput dari skenario-Nya. Termasuk pertemuan antara satu manusia dengan manusia yang lain. Akan selalu ada alasan tertentu dibalik pertemuan itu bisa terjadi. Alasan yang tentunya sudah Dia guratkan dengan penuh kebaikan."

~Assalamu'alaikum, Islam~

-Happy reading!-

☪️☪️☪️

"Punteun, paket ..."

Arzan yang tengah duduk di ruangan pribadinya langsung mengalihkan pandangan dari layar laptop ke arah pintu. Suara seseorang yang sudah tidak asing di telinga membuatnya dengan mudah mempersilahkan orang itu untuk menemuinya di dalam.

"Masuk."

Pintu terbuka setengah, menampilkan laki-laki berpakaian formal mendekat seraya membawa sebuah kotak bekal.

Laki-laki itu adalah Rama.

"Kenapa, Ram?"

"Saya bawa kue balok buatan Ibu saya, Bos. Barang kali Bos mau nyoba."

Mendengar itu Arzan langsung berdecak kagum. Dia menerima dengan baik pemberian dari Rama.

Mata hazelnya nampak berbinar kala kue balok itu sudah diletakkan di atas meja. "Walah, kebetulan saya sedang lapar. Berhubung kamu sudah peka dan berbaik hati membawakan makanan ini, saya akan usul ke Mami supaya bulan depan gaji kamu bisa naik, Ram. Naik lima ribu," canda Arzan seraya menatap jenaka pada lawan bicaranya.

Sedangkan Rama hanya bisa tersenyum mafhum. Rasa syukur terucap dari bibir lelaki bermata sipit. "Alhamdulillah, lima ribu juga rezeki. Harus disyukuri. Biar nikmatnya Allah tambah."

Arzan terkekeh. Rama memang merupakan contoh manusia yang baik. Mudah bersyukur dan juga gemar berbagi. Hal tersebut membuatnya betah mempunyai karyawan rasa teman seperti dia. Dikarenakan banyak sifat baik yang tanpa sadar bisa Arzan tiru dari lelaki itu. Salah satunya ya seperti sekarang.

Teringat sesuatu, Arzan kembali berkata seraya men shut down laptopnya yang sudah selesai digunakan. Pandangannya masih terfokus pada layar.

"Kebetulan kamu ke sini, Ram. Saya mau titip pesan ke Aris. Saya mau pesan hijab lagi yang kayak waktu itu. Dua buah, warnanya bebas apa saja. Asal jangan yang bikin sakit mata pas dilihat," perintah Arzan membuat Rama mengernyit bingung.

"Tapi hari ini Aris izin nggak masuk kerja, Bos. Katanya dia juga udah bilang sama Bos."

"Kapan?"

"Kurang tahu kalo itu."

Arzan jadi merasa bingung. Kapan memangnya Aris meminta izin kepadanya untuk tidak masuk kerja hari ini? Bahkan ia baru tahu kabar tersebut langsung dari Rama.

Apa lewat pesan?

Demi mengenyahkan rasa penasaran, Arzan langsung mengecek ponsel. Memastikan kebenaran yang mungkin belum sempat ia lihat di sana.

Dan benar saja, setelah menyalakan data ponsel yang sejak semalam sengaja dimatikan, beberapa pesan salah satunya pesan yang berasal dari Aris muncul. Percis seperti apa yang Rama katakan sebelumnya. Laki-laki itu meminta izin untuk tidak masuk kerja hari ini dikarenakan harus menunggui ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit.

"Iya, Ris. Semoga Ibu kamu cepat sembuh." Arzan menyempatkan waktu untuk membalas.

Lalu beberapa panggilan tak terjawab dari Viona turut memenuhi notifikasi di whatsappnya.

Assalamu'alaikum, IslamWhere stories live. Discover now