8 Mulai Bekerja

Começar do início
                                    

Zayn yang melihatnya pun berlutut di depan Adifa.

"Kenapa?" tanya Zayn sambil memegang lengan putih Adifa.

"Kamu sehat banget." jawab Adifa dengan suara parau.

Mendengar jawaban Adifa membuat otak Zayn bekerja dengan cepat. Seketika ia memahami apa yang dimaksud Adifa.

"Apa yang sakit?" tanya Zayn lagi lebih lembut.

Adifa tidak menjawab. Bibirnya kelu. Tenggorokannya sakit karena ingin menangis. Mendengar pertanyaan Zayn yang mengandung perhatian itu membuat emosinya tersentil. Ia benar-benar ingin menangis.

Melihat hidung dan mata Adifa yang memerah membuat Zayn mengerti. Ia segera memeluk gadis yang telah menjadi istrinya itu. Mendekap Adifa ke dalam kehangatannya, membelai rambut panjang yang begitu halus itu.

"Aku harus sehat biar bisa ngerawat kamu yang kecapekan." ucap Zayn memulai kata-kata bijaknya.

"Kalo aku juga sakit, nanti siapa yang ngurusin kamu?" tambah Zayn lagi dengan lembut.

"Hiks hiks." tidak mendapat jawaban melainkan sebuah isakan kecil dari Adifa.

"Maafin aku ya. Aku kasar banget ya semalem?" tanya Zayn menyesali tindakannya yang tidak terkontrol itu.

Adifa tidak menjawab apapun. Ia hanya menyenderkan kepalanya di bahu Zayn sambil memejamkan mata.

"Kamu mau apa sekarang? Mau makan?" tanya Zayn lagi yang masih belum menyerah membujuk istrinya.

"Minum." jawab Adifa parau.

Zayn pun melepaskan pelukan mereka dan mengambil gelas berisi air untuk diberikannya pada Adifa.

"Itu aku sakit." ucap Adifa begitu selesai minum. Ia menatap Zayn langsung ke matanya.

Mendapati pernyataan langsung di depan mata seperti itu membuat Zayn tampak gugup.

"Oh.. iya, maafin aku ya. Mmm mau aku kompres?" tanya Zayn salah tingkah.

"Nggak perlu." jawab Adifa. "Jangan main dulu sampe nggak sakit lagi." lanjutnya dengan tenang.

"Oh oke. Fine. Aku minta maaf. Aku emang lanjut lagi abis kamu tidur." ujar Zayn dengan raut bersalah.

Adifa menatapnya dengan diam.

"Aku emang brengsek. Hhh. Aku gak bisa nahan diri, kamu tidur telanjang dipelukan aku." lanjut Zayn dengan suara melemah.

Adifa tersenyum kecil mendengar pengakuan Zayn. Secara tidak langsung Zayn tidak bisa menolak pesonanya kan?

"Zayn." panggil Adifa pelan, membuat Zayn langsung menatapnya.

"Kita udah ngelakuin hal yang gak pernah kita bayangin sebelumnya. Kita sama-sama tau konsekuensinya. Aku harap kamu bakal nepatin janji kamu sebagai laki-laki." ucap Adifa dengan tenang.

"Pasti." balas Zayn mengangguk.

"Sebelumnya kita nggak begitu saling kenal secara personal. Tapi sekarang kita bakal hidup bareng. Semoga kamu nggak ingkar janji gara-gara tau sifat dan tabiat asli aku." lanjut Adifa menatap Zayn penuh harap.

"Justru kita harus saling membuka diri dan belajar nerima kekurangan masing-masing. Kamu juga gak tau aku aslinya gimana kan?" balas Zayn lagi sambil tersenyum.

Adifa tersenyum mendengar perkataan Zayn.

"Aku nggak suka bangun pagi. Aku nggak suka mandi, apalagi pake air dingin." ujar Adifa terang-terangan.

Zayn tertawa mendengarnya.

"Oke oke. Bisa diterima. Tapi karena semalem kita udah mandi keringat, jadi siang ini kamu harus mandi air." ujar Zayn masih dengan senyumannya.

Baby Project (COMPLETED)Onde histórias criam vida. Descubra agora