14 Kekosongan dan Anugerah bagi Vivi

4 5 2
                                    

Langit yang sebelumnya kelam dan mendung, kini mulai membuka diri dan menampilkan kilauan bintang-bintang di atas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langit yang sebelumnya kelam dan mendung, kini mulai membuka diri dan menampilkan kilauan bintang-bintang di atas.
Semua terlihat lebih jernih dan segar dari biasanya setelah hujan, namun tidak denganku.
.
Malam ini adalah yang tergelap dan terhancur dari sebelum - belumnya, ditambah suasana kota yang sunyi.

Aku berjalan menuju Markas ku, dan menaruh jasad Cindy di kursi panjang.

Lalu tanganku mengambil gunting dan sebuah pewarna hitam dinding, memotong Rambutnya yang panjang dan mencipratkan sedikit warna hitam.
.
Dan terakhir aku menkalungkan sebuah Kartu pelajar sekolah Hanna, karena memang dia menyamarkan dirinya dengan nama serta sosok itu.
.
.
.
Setelah selesai, aku membawa mayatnya ke ke sebuah gedung tinggi.

Menjatuhkannya dari atas, dan menelpon polisi menggunakan ponsel miliiknya.

Dalam kerinduan yang mendalam, langkah itu terus berlanjut, membawa pergi tak hanya nyawa, tetapi juga ingatan akan masa lalu yang penuh kenangan.
.
.
Tanpa aku sadari liburan Akhir semester telah berakhir, sekolah mengadakan upacara pemakaman untuk Hanna karena dia tidak ada keluarga dan kerabat dekat.
Jadi yang bisa melakukannya adalah pihak sekolah dan juga aku.

Polisi mengatakan bahwa kasusnya yang menimpanya adalah bunuh diri, karena memang sudah kusuap agar mereka mengatakan begitu.

Setelah selesai dengan pemakaman dan sekolah, aku pergi ke rumah sakit tempat Vivi masih dirawat.
Berjalan menuju lorong terang yang dipenuhi aroma obat, lalu sampai di kamar inapnya.

" Jadi kau sudah mengakhiri hidupnya ya Sato? "
Tanya vivi agak sedih.

" Ya... "
Jawabku singkat.

Vivi melihat wajahku yang sangat depresi, dia lalu mengambil sebuah buku di dalam lemarinya.

" Tindakan yang kamu lakukan bukanlah hal yang salah, tapi tetap berdosa karena merengut nyawa "
Sambil menaruh buku itu di dekatku.

Aku melihat sekilas, nampaknya itu adalah buku harian milik Cindy atau Hanna.

" Bawa dan bacalah, jawaban dia menjadi seperti itu disana "
Ucap Vivi.

" Aku.... Tidak butuh itu, walaupun aku mengetahui kebenarannya dia tidak akan bisa hidup lagi "
Balas ku.

Namun aku tetap mengambil buku itu, dan berencana akan membakarnya agar tidak mengingat masa lalu yang kelam lagi.
.
Aku berdiri dan hendak pergi dari kamar Vivi, tapi terhenti karena perasaan aneh di dalam hatiku.

" Oh ya... Aku akan memberikanmu kaki palsu atau buatan, agar setidaknya kau bisa bebas berjalan lagi "
Ucapku.

Lalu berjalan keluar dari kamarnya, pergi menuju tempat pembakaran umum di dekat markas ku.
.
Terlihat sekilas jika Vivi masih sedih, walaupun orang yang sudah merengut kebebasannya berjalan sudah ku musnahkan.
Atau mungkin dia sedih karena melihatku hancur.

.
.

Setelah sampai ditempat itu, aku melempar buku hariannya dan melihat kertas serta sampul terbakar habis oleh api pembakaran sampah.

Kita akan bertemu lagi di Neraka...
Selamat tinggal Cindy... Dan Hanna....

Kataku dalam hati.
.
.

Aku berjalan pulang ke rumahku, di perjalanan kulihat awan sore serta matahari terbenam yang sangat indah.
Seperti menunjukkan bahwa semua sudah berakhir, tersisa hanya kenangan atau memori di otakku.
.
Membuka pintu dengan perlahan, dan melihat suasana di dalamnya sangat sunyi serta gelap.

" Akhirnya kembali menyendiri seperti awal lagi "
Kataku.

Tanganku menyalakan saklar lampu, melepas jaket lalu duduk di kursi panjangku.
.
.
.
Jadi...
.
.
Ini kedua kalinya, aku kehilangannya...

Sekarang, aku kembali ke keadaan ini, merebahkan diri di atas sofa yang kosong, dengan hatinya yang penuh kerinduan Dan kehancuran.
.
.
Hikss.... Hikss....
.
.
Cindy..... Hanna.....
.
.
Aku merasa hampa dan sendirian. Segala sesuatunya tentang apapun, baik hal-hal yang indah maupun hal-hal yang kurang menyenangkan, mengingatkanku pada dirinya.

Aku terus menangis, dan berteriak tidak tahu bagaimana cara untuk keluar dari rasa sakit dan kekosongan ini.

Hanna.....!!!!
Cindy.............!!!!!!

Dan aku merasa seolah-olah tak ada yang bisa membantu, terus menangis sampai jatuh tertidur, tergeletak dengan Baju hitamku yang basah dan berantakan.

Suasana sekitarnya kelam, langit kebiruan gelap tanpa bulan dan bintang. Hujan mulai turun dan menghanyutkan hatiku lebih dalam lagi pada rasa kehilangan dan kesepian.
.
.
.
Akhirnya tiba matahari pagi yang sudah muncul perlahan, membuatku harus bangun dan bangkit dari keterpurukan ini.
Aku mengganti bajuku yang basah karena air mata sendiri, dan memakai seragam sekolah.

Sambil berbicara dalam hati

Aku adalah Ketua Yakuza yang paling ditakuti oleh orang - orang bahkan polisi.....
.
Jangan sampai hanya karena masalah perempuan membuatku terus terpuruk...

Setelah memantapkan niat, aku keluar rumah dan berjalan menuju sekolah.
Walaupun tetap saja suasana hatiku agak sedikit hancur.
.
.
.
Ternyata aku memang tidak sekuat itu, malah akhirnya membolos di atap sekolah setelah jam pelajaran pertama.

" Memang pada dasarnya sifat brutal ku sudah hilang sepenuhnya... "
Sambil duduk menundukkan kepalaku ke arah bawah.

Dan tiba - tiba aku teringat satu janji kepadanya.
bahwa kita akan pergi ke pantai bersama saat liburan musim panas itu, aku belum menepati hal itu.
.
.
Aku akhirnya menganbil ponsel, lalu menelpon Wakil Yakuzaku.

" Halo... Segera kumpulkan semua anggota di markas sekarang, ada pengumuman yang penting "
Kataku dan menutup telepon itu.

Ternyata baru kusadari kalau tenggorokan ini agak sakit, mungkin karena semalam aku terus menangis sambil teriak menyebut namanya.
.
Aku pun langsung pergi perlahan dan dengan cepat berlari keluar dari sekolah, menuju markas ku.
.
.
.
.
.
Sementara itu :
Kemarin malam di kamar inap Vivi, dia ternyata tertawa penuh kegelapan dan sangat bahagia.

" Akhirnya tidak ada lagi penganggu untukku mendekati Sato lagi.... "
Ucap Vivi.

Dia rupanya sudah menyimpan kaki buatannya di balik selimut, dan senyumannya jadi semakin gelap dan intens.

" Yaa aku harus berterima kasih kepada kalian, berkat itu Sato akan jatuh dalam genggaman cintaku "
Lanjut katanya.

Malam itu baginya, adalah sebuah anugerah yang selalu Vivi tunggu.
.
.
.
.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Jangan Tahu Tentang AkuWhere stories live. Discover now