07 - Tenang saja...

8 6 0
                                    

Sudah Seminggu sejak kejadian itu, Aku masih menjalani hari seperti biasanya. Bahkan sepertinya Hanna lebih menempel, dan sudah tidak pernah menunjukkan sisi gelapnya lagi.

" Cuaca hari ini bagus ya... "
Kataku untuk memulai pembicaraan.

" Ehmm..... Iya, apa kau ada urusan malam ini? "
Tanyanya dengan memegang tanganku,
Mengisyaratkan untuk mengelus rambutnya saat dia tidur di pangkuanku.

" Tidak ada... "

Aku ingin menjalani hari - hari dengan damai, setelah lulus sekolah ini pangkat ketua Yakuza akan diturunkan kepada wakilku.

" Apa tidak ada yang ingin kamu lakukan Hanna sayang? "
Tanyaku lembut.

Mata yang awalnya tertidur, terbuka menatap langit biru.
Hanna bangkit dan memelukku, serasa berbisik di telingaku.

" Kalau bisa... Aku ingin membalaskan dendam siswi yang bunuh diri itu "
Katanya.

Aku kaget dan jantungku berdebar lebih cepat dari biasanya, walau ekspresiku terlihat biasa saja.
Namun hatiku sebenarnya sangat Cemas dan panik.

" Kalau yang lain... ? Ke pantai mungkin... "
Bicara ku untuk mengalihkan topik lain.

" Boleh... Aku juga ingin ke pantai "
Jawabnya dengan senyum.

Sepertinya pengalihan topik ku berhasil, sekarang pantai mana yang bisa membuatnya lupa akan kasus itu.
.
.
Bipp..!! Bipp... Bipp..!!!!
.
.
Aku mengambil ponsel di saku celana, lalu memeriksa siapa yang menelpon saat masih di jam sekolah.
Ternyata Wakil Yakuza ku, tanganku menekan Terima telpon.
Lalu berdiri agak menjauh dari Hanna.

" Ya ada apa...? "
Tanyaku.

Dia menyampaikan kabar bahwa, Mafia Barat menyerang secara brutal di segala penjuru.
Anggota yang tersisa di markas lain, juga melarikan diri ke tempat ini.
.
.
Setelah mendengar kabar itu, aku menutup telpon, langsung menghampiri Hanna dan mencium keningnya.
Matanya seperti mengetahui kalau hal buruk telah terjadi, lalu malam nanti akan menjadi lautan darah di kotaku.

" Apa aku tidak boleh ikut membantumu? "
Tanya Hanna.

" Tidak.... Jika sampai Mafia Barat mendapat sandera yang penting, maka akan berakhir "
Jawabku seraya memegang wajahnya.

" Tenang saja, aku akan kembali dengan selamat "
Kataku meyakinkannya.

" Baiklah.... Kalau begitu aku akan menunggu di rumahmu "
Balasnya.

Aku tersenyum dan kembali mencium bibirnya dengan lembut, lalu kembali ke kelas dan sekaligus mengirim pesan kepada yang lain.
.
.
Kali ini, tanpa ada yang tersisa...
Habisi mereka....
.
.

-Malam Hari-

Para Mafia Barat itu benar - benar mengepung ke seluruh kota, dari taman sampai kendaraan umum.
Aku juga mendapatkan info kalau mereka juga, mempunyai penembak jitu yang bersembunyi di atas gedung tinggi.

Merepotkan sekali....

Salah satu anggota ku mengatakan kalau mereka sudah memenuhi kota, mencari keberadaan kita.
Tanganku mengambil Katana dan yang satunya memegang cerutu.

" Baiklah... Strategi Ninja dimulai "
Kataku.

Lampu taman, toko, di pinggir jalan semua dipadamkan, bahkan sampai di kereta bawah tanah.
Kawanan Mafia Barat kebingungan karena keadaan gelap gulita di berbagai tempat, di tempat mereka.
.
Ditambah terdengar suara samar - samar jeritan dan tebasan pedang di sudut - sudut gang, karena disebabkan oleh pembantaian yang aku lakukan.

Jangan Tahu Tentang AkuWhere stories live. Discover now