03 - Sengaja agar dia datang...

9 6 0
                                    

Sepertinya aku terlalu ceroboh kemarin malam, pikiranku tidak fokus dan malah akhirnya terkena serangan pisau beracun dari Mafia Barat itu.

Sakitnya karena luka sih tidak.... Namun racunnya membuatku kesulitan untuk menjaga pikiranku tetap normal...

Pagi ini diriku tidak berangkat ke sekolah, karena tubuhku lemas sekali dan otakku rasanya seperti ingin menggunakan obat.

Jadi racunnya sepertinya adalah narkoba...

Tidur saja mungkin bisa membuatku merasa lebih baik...

Dratt... Dratt....

Suara anginnya kencang sekali pagi ini, perasaannya ramalan cuaca mengatakan hari ini Angin sedang.

Aku bangun dan mengecek ke jendelaku.
.
.
" Pagi Sato sayang... Aku tau kau tidak akan masuk sekolah hari ini hehe " Sambil mata nya yang dipenuhi cinta yang gelap.

" Ukhh... Darimana kamu rumahku...? " Menahan jendela agar Hanna tidak masuk.

Rasa sakit dari lukaku jadi terasa kembali, karena kaget dan mencoba menghalanginya masuk.

" Aku selalu ada di sisimu Sato... Mengikutimu... Bahkan jika dirimu berada di ujung Dunia hehehe... " Sambil mencoba masuk ke dalam kamar Sato.

Karena tubuhku sudah tidak berdaya aku pasrah dan membiarkannya masuk, tergeletak lemas tak berdaya.

"Apa maumu..? " Sambil menahan luka di paha kiriku.

Hanna mendekat dan menyentuh tanganku yang sedang menahan luka dengan lembut, lalu mengambil sebuah obat dan perban dari tasnya.

" Aku hanya ingin mengobati lukamu Sato... Hatiku tidak tahan melihatmu terluka... "

Dia pun mengoleskan obat itu dan mengganti perban lama dengan yang baru, setelah selesai dia mencium luka itu.

"Bagaimana sekarang....? " Tanyanya.

" Iyaa jauh lebih baik... Terima kasih " Jawabku dengan nafas agak berat.

Lalu dia tiba - tiba mendekatkan tubuh dan wajahnya, serta menahanku agar tidak berdiri tetap pada posisi telentang.

" Hanya Terima kasih saja Sato...? Aku ingin sebuah hadiah... " Katanya sambil mengendus bagian leherku.

Aku heran darimana tenaga ini, sangat kuat bahkan tubuhku tidak bisa memberontak untuk lepas.

"Baiklah... Hadiah apa yang kamu mau? " Tanyaku dengan dia yang masih menindih ku.

Hanna pun mendekatkan wajahnya pada wajahku, lalu bersuara dengan pelan.

" Aku ingin.... Dirimu... Mencium bibirku.. Hehe... " Jawabnya penuh gairah.

Aku pun menelan ludah ku karena jawabannya membuatku heran, sebagai laki - laki jelas itu bukanlah sesuatu yang buruk.
.
Karena terpaksa agar bisa lepas dari tindahannya, tanganku memegang pundaknya dan mulai mencium bibirnya dengan intens.
.
Kita memainkan lidah dan berbagai air liur di dalam bibir yang saling beradu.
.
Setelah ku rasa cukup aku melepas bibirku dan melihat wajahnya yang memerah, lalu mendorongnya pelan dan terbebas dari tindihannya.

" Sudah bukan... " Kataku.

" Iya... Bibirmu sangat lezat sekali, Terima kasih ciuman hangatnya hehe.... " Katanya dengan posisi tangan di bibir dan satunya memegang Vaginanya.

Mataku terfokus dengan pakaiannya yang mengenakan seragam sekolah, karena heran aku memberanikan diri bertanya.

" Apa kau juga membolos hari ini..? " Tanyaku.

Jangan Tahu Tentang AkuOn viuen les histories. Descobreix ara