01 - Tahun kedua sekolah

15 6 2
                                    

Angin hari ini lebih nyaman dan matahari tidak terlalu panas, benar - benar suasana yang bagus untuk memulai kelas yang baru.
Walaupun sebenarnya Kota ini hampir seperti tidak ada penduduknya, jadi hanya ada sedikit orang.
.
Makanya aku memilih sekolah diluar kota, karena ingin menikmati suasana baru yang agak ramai.
Setelah sampai di depan Gedung sekolah,
Aku berjalan masuk menuju papan pengumuman di halaman tengah.

"Ketemu... Tahun ke-2 ini ada di kelas D"

Setelah aku mengetahui dimana kelasku, aku melihat seorang siswi yang kesusahan untuk melihat ruangan kelasnya dengan tingginya yang minim.

"Mau kubantu... Namamu siapa? " Tanyaku.

"Hanna... " Jawabnya.

"Han.. na... Hmm.... " Aku mencari namanya di kertas pengumuman itu.

"Hanna Dewi... " Lanjut lengkapnya.

"Ahh Itu.. Kita ada di kelas yang sama, di 2 - D" Kataku.

Aku melihat wajahnya yang ditutupi poni depan rambut pendeknya, mungkin dia siswi ini yang pemalu.

"Mohon kerja samanya tahun ini... Namaku Sato mutiar, panggil saja Sato" Sambil mengerahkan tangan kananku untuk berjabat dengannya.

"A.. Aku... Hanna Dewi Resti... " Menjabat tanganku dan berwajah malu.

"Okee... Ayo kita ke kelas" Kataku.

Aku akhirnya berjalan menuju kelasku dan si Hanna mengikutiku dari belakang, namun jarak antara langkahku dan kakinya itu...

Seperti pernah merasakannya di suatu tempat...

Kepalaku membuang dugaan buruk, mengalihkannya ke arah yang Positif.
Yaitu memikirkan tentang mendapatkan pacar tahun ini, bisa menerimaku apa adanya.

Impian semua pelajar bukan... Sambil tersenyum - senyum sendiri.

Aku memulai kelas tahun kedua ku dengan memerhatikan pelajaran pertama, dan tidur di jam pelajaran kedua.
Namun tidak tahu kenapa, seperti ada yang memerhatikan diriku dengan hawa Aneh sekarang.

Mungkin hanya perasaan saja.... Pikirku

Akhirnya waktu pulang pun dimulai, berjalan keluar kelas dan melewati lorong sekolah dengan cahaya sinar sore.
tanpa memperhatikan apa-apa hanya sibuk dengan ponselku ditangan, tiba-tiba aku menabrak seorang gadis dengan mata biru dan rambut pendek lurus, dengan pita merah muda kecil di rambutnya, dan menjatuhkan bukunya.

"Ah maaf... Aku.. Tidak melihat jalan... " Sambil membantunya mengambil buku.

Lalu dia menatapku dengan mata yang penuh dengan kegelapan yang aneh.

"Ayolah, seharusnya kamu lebih berhati-hati" Menerima bukunya.
"Aku khawatir kalau kamu terluka Sato.." Katanya sambil tersenyum dengan manis.

"Oh Hanna ternyata... Iya aku sibuk membalas chat di ponselku, Kenapa kamu belum pulang? " Tanyaku.

Seketika kamu merasa detak jantung berdebar kencang, tatapanku tak lepas dari wajah Hanna.

"Oh, Sato...aku hanya ingin memastikan kamu selamat" Kemudian menggenggam tanganku.
"Pulanglah bersamaku, kita bisa melindungi satu sama lain" Lanjutnya dan Tersenyum manis dengan gelapnya obsesi.

Bukannya dia ini siswi yang pemalu ya, kenapa dia jadi intens begini.

Lalu wajahnya itu, seperti pernah kulihat tapi entah kapan dan dimana...

"Ohh iya... Apakah kamu takut? Karena berita pembunuhan di sekitar daerah sekolah ini" Tanyaku.

"Ehmm... Iya" Kembali menunjukkan sikap malu.

"Kalau begitu tidak masalah sih... Aku juga tidak ingin ada berita pembunuhan lagi" Kataku.

"Tenang saja Sato, tidak akan ada yang bisa menyakitimu... " Balasnya.

"Ahh iyaa.... " Bingung ku

Aku dan Hanna akhirnya pulang bersama, namun kenapa dia tidak berjalan disampingku dan malah melangkah dibelakangku.

Saat sampai di pertigaan gang aku berhenti, lalu berbalik ke arahnya.

"Hanna... Jika kamu dibelakangku mana aku tahu dimana rumahmu" Kataku dengan nada agak keras.

"Maaf... Aku... Hanya ingin mengetahui rumahmu" Jawabnya suara pelan.

"Hahh... " Menghela nafas panjang .
"Aku kan mengantarmu pulang karena ingin kamu selamat" Lanjut bicara ku.

"Hmmmm... Rumahku... Sebenarnya sudah kelewat sih.. " Sambil senyum agak canggung.

"Kenapa tidak bilang...? "
Aku menggenggam tangannya dan memaksanya jalan disampingku.

"Tunjukkan jalannya dimana... jangan diam saja.. " Lanjut ku.

"Uhmm.. Iya maaf" Jawabnya.

Akhirnya Hanna berjalan disamping dan aku tetap memegang tangannya, agar dia tidak tiba - tiba berasa di belakangku.
Setelah sampai Rumahnya, ternyata letaknya tidak jauh dari sekolah.

Membuatku ingin berkata kasar pada perempuan ini...

Aku melambaikan tangan kepadanya
"sampai besok di sekolah" Teriakku.

Dia membalas dengan senyum manis dan menganggukkan kepala, lalu masuk ke dalam.
.
.
Aku pun lanjut berjalan pulang menuju suatu tempat rahasia kehidupan malam, Melepas seragam sekolahku sehingga terlihat gambar tatto Naga menutupi punggung dan tatto Macan di bagian depanku, Lalu menaruhnya di dalam tas.
.
.
Krieettt... !!
.
.
Memasuki ruangan yang sudah dipenuhi orang - orang serupa, namun bedanya mereka lebih tua dariku.
Meskipun demikian, saat aku masuk.
Mereka semua menundukkan kepala, dan menyapaku dengan nada hormat.

" SELAMAT DATANG KEMBALI BOS KAMI SIAP MENERIMA PERINTAH DARIMU...!! " Teriak mereka semua dengan lantang.

Aku mengambil pistol dan mengenakan jaket kulitku, Berdiri tegak di depan ribuan orang.

" Malam ini kita akan berburu... Mafia barat itu akan mendapat balasan yang lebih buruk dari kita " Kataku.

Tatapanku tajam dan dingin, karena berita pembunuhan tadi, korbannya adalah salah satu anggota Yakuzaku.
.
Wajahku yang awalnya terlihat biasa saja, langsung berubah menjadi kejam tanpa pandang bulu.

" Bunuh semua yang terlihat seperti Mafia Barat di daerah sekitar sini..... Jangan sampai ada yang tersisa " Perintahku pada mereka.
.
.
.
Sementara itu... Disisi lain
Hanna masih diam di balik pintu rumahnya, dan terus melihat tangannya....

" Ohh Sato... Kau ini.... benar - benar membuatku.. Ahhhh " Sambil senyum lalu mencium tangannya sendiri yang bekas aku pegang dengan sisi penuh kegelapan dan penuh nafsu dimatanya.

"Aku akan memilikimu seutuhnya... " Katanya dengan membayangkan Sato disisinya.

Jangan Tahu Tentang AkuWhere stories live. Discover now