24. Metode Baru

44 16 9
                                    

Di dalam kamar seorang gadis yang baru saja bangun dari tidurnya. Ia mencoba untuk bangkit dari atas kasur menuju kamar mandi seperti hari-hari biasanya. Namun, ia merasa ada sesuatu yang berat di tubuhnya, sehingga membuatnya sedikit kesusahan ketika menggerakkan badannya dalam beberapa hari terakhir.

“Huh … kok, capek banget, ya,” gumamnya heran dengan kondisi tubuhnya yang lelah di pagi hari. Padahal ia belum melakukan aktifitas apa pun sebelumnya.

Kini Kalya mengurungkan niatnya ke kamar mandi. Gadis itu malah membawa dirinya ke arah cermin yang terletak di sudut kamarnya. Ia pandang bentuk bentuk tubuhnya, yang dua minggu lalu baru saja turun drastis beratnya. Namun, anehnya dalam beberapa hari ini ia merasa ada sesuatu yang berat di tubuhnya.

“Apa berat gue balik kaya dulu lagi, ya?” tanyanya gusar pada diri sendiri.

Pasalnya ketika badan Kalya masih seperti dulu, gadis itu selalu lebih mudah merasa lelah dan sekarang rasa itu kembali lagi. Akhir-akhir ini Kalya merasa badannya kembali sedikit berat. Gadis itu berinisiatif beranjak untuk mengambil timbangan.

Perasaan yang tak karuan, takut dan resah menjadi satu. Kalya harus mempersiapkan hati ketika melihat angka timbangannya nanti, jika saja angka timbangan berat badannya kembali naik.

“Aaa …!” Kalya spontan berteriak dan kemudian langsung membekap mulutnya.

Kalya berjalan mundur dari alat tersebut. Gadis itu terus saja menggelengkan kepalanya tak terima dengan angka yang tertera di timbangan tersebut. Kalya syok dengan berat badannya yang ternyata sudah naik empat kilogram, yang dua minggu lalu baru saja mencapai angka 73.00 dan kini malah beralih pada angka 77.05.

Isak tangis terdengar nyaring pagi hari itu. Gadis itu seakan tak terima dengan berat badannya yang sudah kembali naik.  Pikirannya tidak bisa diajak kompromi, karena yang terpikir di benak gadis itu adalah proses dietnya telah gagal.

“Kok, balik lagi, sih? Lo gak tau apa … gue capek banget buat nurunin berat lo!” racau Kalya memukul pelan tubuhnya dan sekaligus menatap kesal benda mati tersebut.

Tidak ada perjuangan yang akan berjalan dengan mulus. Semua proses pasti akan ada maju dan surut. Oleh karena itu, jangan pernah menyerah atas apa pun yang kamu dapatkan saat itu. Tetap semangat berjuang, hingga akhirnya bisa mendapatkan sebuah kemenangan yang diinginkan.

***

Hari ini adalah hari minggu, kondisi parkiran pusat kebugaran itu terlihat sudah ada beberapa alat transportasi yang terparkir.

Kalya yang baru saja datang tidak memperdulikan sekitar dan langsung memasuki bangunan tersebut. Pikirannya tidak bisa berpikir jernih dan gadis itu terus saja menyalahkan dirinya sendiri atas kenaikan berat badannya.

“Kenapa kamu nangis?” Agam bertanya heran gadis yang baru saja melintasinya.

Agam bertanya demikian karena mata Kalya tampak sembab dan sedikit bengkak. Ia rasa setiap kali ia bertemu dengannya selalu dalam keadaan gadis itu sedang bersedih.

“Diet saya gagal, Pak,” lirih Kalya tanpa melihat wajah Agam, karena ia tahu jika keadaan wajahnya yang terlihat sembab.

“Gagal kenapa? Dua minggu lalu kamu masih kesenengan karena baru turun banyak,” celetuk Agam menjelaskan perasaan Kalya tempo hari.

“Berat saya kembali naik, Pak. Saya udah gagal dietnya,” ujar Kalya sambil mengusap pelan bawah matanya yang kosong. Gadis itu hanya menggambarkan kesedihannya, tapi tidak menangis di hadapan Agam. Apalagi sekarang di sekelilingnya ada beberapa orang yang baru saja memasuki tempat tersebut.

Agam menggeleng kepalanya pelan dan kemudian Agam membawa gadis itu menuju ruangan yang terdapat beberapa kursi yang berjajar rapi.

“Duduk di sini. Sekarang katakan kenapa kamu mengklaim diet kamu gagal?” tanya Agam mendudukkan Kalya di sana dan lalu disusul olehnya sendiri.

Fatty Love (END)Where stories live. Discover now