4. Pertemuan Pertama dan Sial

91 33 8
                                    

Happy Reading guys 💚


Jangan lupa vote dan komen, ya!


Setiap berada di rumah selama liburan menjelang masuk universitas, tidak banyak hal yang dilakukan oleh Kalya. Kalya paling tidak hanya akan melakukan sesuatu yang disuruh oleh Sari, selebihnya ia akan bermalas-malasan, apalagi dengan badannya yang seperti itu. Namun, itu tidak lagi berlaku semenjak Kalya memutuskan untuk berubah dan pergi ke gym.

Dua hari berlalu dan selama dua hari ini Kalya absen datang ke gym. Gadis itu masih mengistirahatkan badannya yang sakit-sakitan setelah mencoba pemanasan dan olahraga ringan tepat hari pertama ia menginjakkan kakinya di pusat kebugaran itu.

Sama seperti hari ini, ia masih tidak ada niatan untuk datang kembali ke gym karena lengan dan betisnya masih sering merasa kram.

"Tumben banget gak makan nasi, diet kamu?" tanya Sari yang hendak melewati meja makan dan mendapati anaknya sedang memotong buah.

"Em, iya, Ma." Kalya menyahuti mamanya dengan tersenyum. "Aku mau diet, Ma."

Kalya sangat senang mendengar Sari bertanya sesuatu tentang dirinya, karena itu pertanda bahwa sang mama peduli dengannya.

"Memangnya bakal bisa kurus lagi itu badan kamu?" tanya Sari lagi terdengar seperti sedang menyepelekan Kalya.

Air wajah Kalya yang tadinya tersenyum bahagia, tetapi luntur seketika saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Sari. Inilah yang ia wanti-wanti dari mamanya, wanita itu kerap kali mematahkan semangatnya.

"Kok, Mama ngomong gitu, sih?" Kalya menatap mamanya.

Padahal baru saja Kalya merasa dipedulikan, tetapi ia kembali dijatuhkan. Kalya benar-benar sendiri, bahkan mamanya saja meragukan tekad yang baru saja ia bangun. Lantas, siapa lagi yang akan percaya padanya?

"Udah gak usah drama kamu. Sana siram bunga Mama," titah Sari tanpa merasa bersalah atas perkataannya. Wanita itu melenggang pergi dari dapur setelah mengambil segelas air.

Kalya melihat punggung mamanya yang semakin menjauh. Ia tersenyum miris, ketika melihat nasibnya yang sangat-sangat memprihatinkan.

"Sumpah, gue gapapa, kok," ucapnya sambil tersenyum tawar menghibur diri sendiri.

Kalya melahap satu persatu potongan buah. Setelah sarapan, gadis itu berencana akan melakukan perintah mamanya. Kalya berpikir jika dirinya akan tenang hari ini karena  tidak akan mendengar kata-kata menyakitkan dari mamanya, tetapi nyatanya ia salah.

Hal seperti inilah yang membuat Kalya malas berada di rumah. Jika dulu ia bisa melupakan masalahnya di sekolah, walaupun sampai di sekolah ia akan dipermalukan oleh Ansel dan siswa-siswi lain, setidaknya dia bisa melupakan ucapan mamanya. Namun, sekarang tidak bisa lagi, masa sekolahnya telah usai dan tentu saja rasa cintanya pada Ansel akan segera ia usaikan pula.

Kalya buru-buru mengunyah potongan buah terakhirnya sebelum Sari datang dan kembali memarahinya. Setelah selesai ia langsung beranjak dan melakukan tugasnya pagi ini, yaitu menyiram bunga-bunga milik mamanya.

Kalya mematikan keran dan menata kembali selang yang baru saja digunakan untuk menyirami tanaman.

"Huh … akhirnya selesai. Sumpek juga di rumah, mending pergi, deh."

***

Sebuah motor matic terhenti di depan gedung pusat kebugaran. Setelah gadis berisi itu selesai dengan segala aktivitasnya di rumah, ia langsung menuju ke gym yang sudah dua hari ini tak ia kunjungi.

Kalya melangkahkan kakinya pada pintu masuk yang berbahan kaca. Ia berjalan tanpa melihat ke depan dan gadis itu tidak sadar jika ada seseorang dari arah berlawanan yang akan keluar dari gedung.

Fatty Love (END)Where stories live. Discover now