7. Pak Agam

68 28 0
                                    

Happy Reading guys 💚

Jangan lupa vote dan komen, ya!!

Loh, itu ,Om-om, ngapain di sini? tanya Kalya dalam hati.

Kalya yang tadinya sibuk dengan ponsel langsung mengarahkan pandangannya pada seseorang yang baru saja masuk.

Mata Kalya terbelalak. "Dia dosen? Dosen gue di sini?"

Kalya sudah mulai resah. Bagaimana bisa laki-laki yang sering beradu mulut dengannya, ternyata seorang dosen. Apalagi mengingat nilainya yang nanti akan terancam.

"Kak Agam?" Suara Eliva terdengar oleh Kalya seperti sedang memastikan jika orang di depan sana adalah orang yang ia kenal.

Benar, yang baru saja masuk adalah Agam Pranadipa. Laki-laki itu merupakan dosen yang akan mengajar di kampus tersebut.

"Lo kenal?" tanya Kalya mengalihkan pandangannya kepada perempuan yang tak jauh duduk di sebelahnya.

Eliva yang tadi sibuk memperhatikan untuk memastikan sosok pria itu adalah benar orang yang ia maksud, langsung memalingkan wajahnya kepada Kalya yang baru saja memberinya sebuah tanya.

"Nggak, kok." Eliva menggeleng pelan sambil tersenyum canggung.

Kedatangan dosen yang terbilang muda dan tampan, sontak mengundang bisik-bisikan kegirangan di antara sesama mahasiswa. Bibir mereka tak hentinya memberi pujian dan tatapan penuh kagum pada sosok Agam yang duduk dengan gagah di kursinya.

Sesaat kemudian semuanya terdiam tatkala Agam mulai bersuara.

"Baik, perkenalkan nama saya Agam Pranadipa. Saya di sini sebagai dosen pengajar mata kuliah ini." Agam memperkenalkan dirinya dan mata kuliah apa yang akan ia ampuh di kelas mahasiswa baru tersebut.

Selanjutnya laki-laki itu juga tidak lupa mengatakan perihal kontrak selama perkuliahan di mata pelajaran tersebut. Peraturan selama perkuliahan juga ikut ia singgungkan, seperti tidak lalai bermain ponsel ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.

Setelah selesai dengan apa yang ingin Agam katakan. Laki-laki itu kemudian menyuruh satu persatu mahasiswanya untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing. Giliran pergiliran berlanjut, hingga tiba pada giliran gadis paling menonjol di antara mahasiswa yang lainnya, yang tak lain adalah Kalya. Benar, memang Kalya lah yang paling tersorot di sana, bukan karena gadis itu cantik jelita, melainkan tersorot karena tubuh tingginya dan badan berisinya, hal itulah yang membuat Kalya menjadi sorotan semua orang.

"Perkenalkan, nama saya Kalya Anastasia dan saya lulusan SMA Cempaka Putih." Kalya mengakhiri kalimatnya dengan tersenyum singkat yang menampilkan gingsulnya.

Kebanyakan orang yang berada di kelas tersebut menatap Kalya dengan tatapan yang tidak menyenangkan. Tak luput juga satu persatu di antara mereka membisikkan sesuatu tentang badan Kalya kepada teman di sampingnya.

Kalya menelusuri sekeliling kelas. Ia bisa melihat dari sebagian banyaknya mahasiswa yang ada di sana, menatapnya dengan tatapan merendahkan. Kalya langsung bisa menebak, jika tatapan itu hadir karena mereka melihat tubuh Kalya yang paling berbeda di antara mahasiswi-mahasiswi lain.

Apakah Kalya merasa sedih? Jelas saja hati gadis itu sedih. Ia berpikir jika awal masa kuliahnya akan menjadi awal yang bahagia untuknya. Namun, kenyataannya tak sesuai dengan apa yang diidamkan. Kalya masih tetap mendengar dan melihat orang di sekelilingnya yang mempermasalahkan bentuk fisiknya.

Mungkin, jika dulu Kalya akan terlihat biasa saja, karena gadis itu belum pernah ada niatan untuk berubah, tetapi sekarang berbeda. Kalya sedang berusaha, hanya saja ia belum mendapatkan hasilnya. Kalya sedih, karena orang-orang hanya tahu untuk berbicara di saat dirinya sedang berusaha. Satu bulan ini ia bisa menurunkan dua kilo kurang lima gram saja, sudah sangat menguras tenaganya.

Fatty Love (END)Where stories live. Discover now