16. Ternyata Sari ...?

59 22 10
                                    

Happy Reading guys 💚

Semenjak malam di mana kepulangan Kalya tidak ditunggu oleh sang mama. Sejak itulah Kalya tidak pernah melihat kehadiran ibunya di rumah. Pasalnya tidak biasanya wanita itu akan pergi lama dan ini sudah seminggu berlalu sejak malam itu.

Siang ini bertepatan pada pukul 12.55 tadi Kalya sudah pulang dari kampusnya. Tidak butuh waktu lama akhirnya jarak Kalya dengan rumahnya pun sudah sangat dekat. Motor yang hendak ia belokkan ke dalam pekarangan rumah langsung terhenti ketika mata Kalya mendapati sebuah mobil di depan rumahnya. Tidak lama kemudian keluar seorang pria yang tak lagi muda, namun masih terlihat tampan dan yang paling membuat Kalya terkejut lagi adalah mamanya lah yang ikut keluar dari sana.

Kalya tertegun di tempat melihat mamanya bersama dengan seorang laki-laki yang ia tidak kenali itu siapa. Kemudian, fokus Kalya kembali ketika mobil tersebut melintas dari arah sampingnya yang memang gadis itu masih berada di luar gerbang. Dengan cepat Kalya menghidupkan kembali motor dan memasuki halaman rumahnya. Sekarang yang ada di pikirannya hanyalah penjelasan dari sang mama.

“Ma, kenapa Mama bisa turun dari mobil Bapak-bapak itu? Mama gak macam-macam di belakang aku, kan?”

Begitu masuk ke dalam rumah, rentetan pertanyaan keluar dari mulut Kalya. Sari yang tadi berjalan dengan pelan tentu saja terkejut dengan hadirnya suara putrinya.

“Jawab, Ma! Mama gak nikah diam-diam di belakang aku, kan?” Kalya kembali menanyakan sebuah hal yang sangat tidak ia sukai, yaitu mengenai mamanya menikah lagi.

Kalya sangat takut hal itu terjadi. Entah mengapa hati kecilnya berkata jangan, ia tidak akan membiarkan satu orang pun bisa menggantikan posisi papanya sebagai ayah.

“Mama pergi dari rumah udah seminggu. Eh, pulang-pulangnya udah dianterin laki-laki, aja.” Kalya masih mempermasalahkan.

Sari mendengar soalan yang keluar dari mulut putrinya. Dalam hatinya, Sari ingin mengatakan yang sebenarnya, tetapi ia urungkan saja biarkan lah anaknya itu tidak mengetahui apapun terlebih dahulu.

“Masuk ke kamar sana, Lia. Kamu gak perlu banyak nanya,” jawab Sari sekilas menatap putrinya.

Kemudian setelah menjawab, Sari kembali melanjutkan langkahnya yang tertatih dengan bantuan tongkat menuju kamarnya.

Sementara Kalya sangat kesal mendapat jawaban yang seperti itu dari mamanya, namun ia sama sekali tidak berfokus pada Sari yang pulang dengan berteman tongkat. Pikiran gadis berisi itu sudah berkecamuk entah ke mana-mana. Jika mamanya menikah dan posisi ayahnya pasti tergantikan, lalu bagaimana jika mamanya menikah dengan orang yang salah dan akan membuat hidupnya dan hidup mamanya menderita. Banyak pikiran buruk yang melintas di kepalanya.

“Awas aja kalau Mama berani nikah diam-diam di belakang aku,” ucapnya dengan suara kelu. Kalya mencintai papanya dan ia tidak ingin siapapun menggantikan posisi tersebut.

Semenjak dulu papanya meninggal, Kalya sangat mewanti-wanti agar hal ini tidak terjadi, namun kini apakah semuanya sudah terlanjur terjadi atau tidak, hanya Sari yang tahu dan wanita itu tidak berniat memberitahukan pada anak semata wayangnya.

***

Malam mendatang dan bulan bintang menghiasi gelapnya langit malam. Kini sebuah keluarga sedang berada di meja makan untuk makan malam bersama.

“Mas, gimana di rumah sakit hari ini?” tanya Tiara sambil menata nasi pada piring milik suaminya.

“Semuanya lancar dan beberapa operasi juga berjalan sesuai harapan,” jawab Zady tersenyum menatap istrinya.

Fatty Love (END)Where stories live. Discover now