Duchess Laurent²⁴

1.1K 64 5
                                    

Follow : xexevitrex
Jangan lupa vote dan komen ya guys yakk!

Vote-nya donggg, sepi huhuuu... Tapi gak papa, asalkan kalian tetep stay baca cerita ini.

~o0o~

"Tuan muda?" Leysen kecil menoleh kearah pelayan pribadi ibunya dengan tatapan terkejut. Bocah laki-laki itu terlihat gugup saat melihat pelayan ibunya.

"Tuan muda, Duchess memenggi---

"Aku--- aku tau. Aku akan kesana," ia tau apa yang akan dilakukan ibunya.

Tak lain dan tak salah lagi adalah menghukumnya. Kali ini hukuman yang diberikan ibunya memiliki sebab.

Dikarenakan, Leysen tidak mengikuti pelajaran dalam bermain pedang. Atau bisa dibilang, seni bela diri. Leysen terlalu lelah, hari ini semua pelajaran membuatnya lelah.

Lelah sekali rasanya, itulah mengapa Leysen memutuskan untuk membolos. Ia sendiri sudah tau akibat dari perbuatannya. Namun sungguh, ia sangat lelah tak kuat rasanya.

Dengan langkah berat dan wajah yang sedikit pucat, Leysen berjalan. Nafasnya terasa panas, entah mengapa.

Para pelayan dan prajurit yang melihat Tuan muda mereka lewat tepat didepan mata pun menunduk memberi hormat pada putra Duke dan Duchess Noulven.

"Tuan muda anda---"

"Aku tidak apa, tidak perlu khawatir. Jangan masuk kedalam, diamlah disini." Livia menghela nafas, ia mengerti.

"Baik tuan muda." Setelah itu dengan tangan bergetar Leysen membuka pintu kamar ibunya,

Ceklek

Didalam kamar itu terlihat tenang namun aura yang Leysen rasakan amatlah tegang, ini kesalahanku aku harus bertanggung jawab. Batinnya.

Kakinya melangkah mendekat kearah sebuah kursi. Kursi yang biasanya diduduki ibunya.

Dan benar saja, disana terdapat Duchess Laurent dengan tatapan tajamnya menatap kearah jendela kamar yang langsung melihatkan pemandangan kebun strawberry.

"I-ibu?" Duchess Laurent menghela nafas mendengar suara bergetar itu.

"Siapa yang mengajarkanmu?" Ucapnya tanpa menatap lawan bicaranya. Suaranya pun terdengar dingin dan tegas. Leysen meneguk ludahnya pelan.

"Ibu ak---"

"Kau sudah mulai berani padaku rupanya Yesen. Kau berani membolos di jam kelasmu." Leysen lagi-lagi terdiam dengan gugup.

"Rupanya kau ingin menjadi bajingan seperti ayahmu ya?" Leysen menatap wajah ibunya yang enggan menatap kearahnya.

"Kalian sama saja, dari mulai wajah dan perilaku. Kalian menjijikan, aku benci kalian." Gumam Duchess Laurent. Leysen menunduk, menatap tangannya yang dipenuhi bulu-bulu buatan.

"Ada api ada asap. Kau tau akibat setiap perilakumu dan tindakan bodohmu itu Yesen?"

"Benar, cambuk." Tidak ada suara yang dikeluarkan bocah kecil itu. Tidak ada, bocah laki-laki itu seakan sudah pasrah.

Duchess LaurentWhere stories live. Discover now