Duchess Laurent⁷

1.4K 82 2
                                    

"Laurent?" Laurent tersenyum membalas panggilan Duke Nave. Sudah 8 hari Laurent berada disini. Namun selama 8 hari pula, Duke Nave tidak kembali.

Dan akhirnya saat ini, Duke Nave kembali dengan kudanya. Duke Nave terlihat bingung, bagaimana bisa Laurent ada disini? Batinnya bertanya-tanya.

"Apakah tugas anda sudah selesai Duke?" Tanya Laurent sembari berjalan menghampiri Duke Nave yang sudah turun dari kudanya. Duke Nave menatap keatah Julio yang berada dibelakang Duchess Laurent.

Mendapatkan tatapan itu dari sang Duke, Julio membalas. Duke Nave melirik kearah Laurent, pria itu tersenyum. "Ya---- baru saja selesai." Laurent membalasnya dengan senyum manis.

Melihat senyum manis wanita yang ditipunya membuat Duke Nave merasa nyeri. Setelah semuanya terbongkar, apakah senyum Laurent masih akan anda untuknya?

"Duke, aku membantu beberapa pekerjaan mu yang belum terselesaikan. Aku harap, kau menyukai hasil kerjaku." Duke Nave kembali melirik Julio. Sepertinya aku harus banyak bertanya pada Julio.

Laurent dengan manik berbinar dan senyum tenangnya menatap manik biru itu. Duke Nave menoleh menatap manik abu-abu itu.

Sakit, itulah yang ia rasakan.

"Aku bangga padamu, Laurent. Aku akan melihat hasil kerjamu. Seperti yang aku dengar, kau membuat irigasi? Ide yang sangat bagus, Sayang." Ucap Duke Nave sembari berjalan memasuki kediaman yang ia tempati.

Duke Nave akan memberikan hadiah pada Laurent karena sudah membantunya. Duke Nave membali ke daerah ini karena mendengar permasalahan ini sudah mulai terpecahkan. Tanah yang semuanya tandus gersang kini mulai ditumbuhi rerumputan. Semuanya perlahan berjalan normal.

Pembanguan sumur yang dilakukan pun sudah terjadi. Ada sekitar 10 sumur yang dibangun. Dan hanya ada 6 sumur yang dapat digunakan. Dan 4 sumur lainya kemudian ditutup kembali.

Dari semua itu, ide Laurent lah yang paling menakjubkan. Walaupun sungai kecil yang dibuat belum sepenuhnya jadi, namun irigasi yang dibuat sudah dapat digunakan oleh para Rakyat yang berkenan mengambil air.

~o0o~

Duke Nave menatap kearah Julio. "Katakan." Pintanya. Julio mengangkat kepalanya. Ia lalu menganggukkan kepalanya.

"Sesuai yang saya beritahu pada anda lewat secercah surat Duke. Duchess lah yang membantu masalah ini. Para rakyat terlihat amat antusias saat melihat Duchess terjun langsung membantu para pekerja." Kening Duke Nave berkerut.

"Terjun langsung? Apa maksudmu? Duchess tengah mengandung! Tidak mungkin Duchess melakukan pekerjaan seberat itu bukan Julio?!" Julio menundukkan kepalanya. "Itulah kenyataannya Duke. Duchess memeng tidak melakukan pekerjaan Berat, namun Duchess membantu para pekerja yang kesulitan."

"Kesulitan? Apa maksudmu?"

"Contohnya para pekerja yang terluka duke." Jawab Julio. Mendengar jawaban Julio membuat Duke Nave semakin bingung. "Dimana para Pelayan yang bertugas mengobati pekerja? Tidak adakah tabib disana?" Pertanyaan itu lolos dari bibir seksi milik Duke Nave.

"Duchess memaksa Duke." Duke Nave menghela nafas. "Baiklah, kau boleh kembali bertugas Julio." Julio menganggukkan kepalanya ia lalu pergi dari sana.

Setelah meminta Julio pergi, Duke Nave membuka beberapa kertas yang berada dimejanya. Kertas kertas itu baru saja dikirim. Dengan lihai, pria itu membaca satu bersatu kata demi kata.

Duchess LaurentOù les histoires vivent. Découvrez maintenant