Part 12

523 53 9
                                    

Yoongi turun dari mobil, begitu pun seokjin yang ingin mampir sebentar di rumah si manis. Tapi alis yoongi berkerut saat sebuah mobil mendekat dan berhenti dirumahnya.

"Eoh jimin-ssi?" yoongi begitu tak percaya dengan kedatangan jimin, apalagi disusul oleh pria paruh baya yang entah kenapa membuat dirinya merasa aneh.

"Yoon?"

"N-ne?" jawab yoongi entah kenapa jadi gugup, sedangkan seokjin memandang jimin tak suka

Grep

Yoongi tersentak, saat tiba-tiba saja jimin memeluk dirinya erat. seokjin jangan di tanya, pria berbahu lebar itu sudah mengepalkan tangan nya sedari tadi.

"J-jimin?"

"Biarkan seperti ini, sebentar saja..." lirih jimin menyembunyikan kepalanya di ceruk leher yoongi, menghirup aroma manis yang ia harap dapat meringankan, tapi malah menyesakkan baginya

"Apa kau ada masalah?" tanya yoongi membalas pelukan jimin, tapi jimin tak menjawab dan mengeratkan pelukannya

"Aku akan pergi yoon-ah" lirih jimin melepas pelukannya

"Pergi? kemana? kenapa tiba-tiba sekali?" si manis bertanya bertubi-tubi yang membuat senyuman kecil terbit di bibir jimin. Tangan besar pria itu menangkup wajah yoongi, yang membuat si manis gugup seketika.

"Sebelum aku pergi, aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu yoon" 

Deg.

"J-jim ak__

Seokjin melotot lalu menarik yoongi kasar, dengan memeluk pinggang nya posesif

"Berani sekali kau menyatakan cinta pada calon isteriku" dingin nya, membuat jimin terdiam

"C-calon isteri?" lirih nya tak percaya, tapi setelah nya jimin tersenyum kecil

"Syukurlah, jika kau sudah mau menikah yoon. Aku jadi punya alasan lain untuk mengubur rasa ini, selain alasan kau adalah adikku" ujar jimin melirih diakhir yang membuat kerutan dahi si manis terlihat begitu dalam dengan perasaan tidak enak

"A-apa maksudmu jimin-ssi?"

Jimin terdiam, lalu melirik pada sang ayah yang terdiam disampingnya.

"Ya...seperti yang kau dengar, kau adalah adikku"

Yoongi mengalihkan pandangannya pada seorang pria paruh baya di samping jimin, degup jantung nya bertalu kencang dengan fikiran  tentang kemungkinan jika pria itu adalah ayahnya, benarkah?

"A-apa itu benar ahjussi?"

"Mianhae..."

Lemas, tubuh yoongi melemas saat pria paruh baya itu mengangguk dengan lirihannya. Nafas nya sesak, sungguh tak percaya. Seokjin membawa yoongi dalam pelukannya, membiarkan calon isterinya itu menangis di rengkuhannya.

"Mianhae...jeongmal mianhae.." hanya itu yang bisa dikatakan oleh tuan park, kata maaf.

"Wae? hiks...kenapa baru sekarang? ahjussi kemana saja selama 21 tahun ini hiks, kenapa baru sekarang ahjussi hiks...kenapa?" tanya yoongi terisak dipelukan seokjin, menumpahkan segala emosi yang selama ini ia pendam.

"Mianhae.."

Seokjin mengusap punggung bergetar  yoongi lembut, ia juga tak percaya jika ayah dari calon isterinya itu masih hidup dan berdekatan dengan mereka. Pria berbahu lebar itu memandang tuan park datar

"Lebih baik anda pergi sekarang tuan" pinta nya dengan dingin namun penuh akan nada perintah.

"T-tapi ak__

"Pergi sekarang!" seokjin menaikan nada bicaranya, yang membuat pria paruh baya itu terdiam memandang sendu yoongi yang bergetar di pelukan calon suaminya

"Appa, kajja kita pergi..." ajak jimin, memegang lengan sang ayah. Sebenarnya ia ingin berlama-lama disana, tapi melihat yoongi yang seperti itu membuatnya tidak tega

"Kajja appa..."

Dengan berat hati, tuan park mengangguk lalu mengikuti sang anak memasuki mobil mereka.

Setelah melihat mobil jimin pergi, seokjin mengalihkan pandangannya pada yoongi yang masih sibuk menangis

"Sstt..gwaenchana.." bisik seokjin lembut

"Kenapa hiks? kenapa dia baru datang sekarang oppa? kenapa di saat eomma sudah tiada, dia baru muncul hiks...kenapa?" lirih yoongi mendongkak melihat seokjin dengan wajah basah nya

"Sstt...sudah, tenangkan dirimu..." dengan lembut seokjin menghapus air mata yoongi. Namun tiba-tiba saja seokjin tebelakak karena si manis limbung begitu saja, dan untung saja dengan cepat tangannya menangkap calon isterinya

Dengan perlahan, seokjin menggendong yoongi ala bridal lalu membawa nya masuk ke dalam rumah.

Saat sudah sampai di kamar si manis,  seokjin dengan pelan membaringkan yoongi di ranjang. Ia menyelimutinya, lalu mengusap sisa air mata di pipi yoongi dengan lembut.

"Semuanya akan membaik, aku yakin...yoongi-ah"

Cup

Seokjin mengecup kening yoongi dalam, lalu keluar dari kamar si manis.






Sekitar 15 menit kemudian, yoongi terbangun dengan ringisan karena merasa pusing. Dengan perlahan ia bangkit, lalu berjalan pelan keluar kamar

"Eoh oppa?" panggil yoongi saat melihat seokjin duduk di sofa dengan memainkan ponselnya

"Kau sudah bangun, bagaimana keadanmu?" seokjin mengalihkan pandangannya pada yoongi yang sekarang tengah berjalan ke arahnya.

"Sudah lebih baik oppa, terima kasih" jawab yoongi mendudukan dirinya di samping seokjin

"Syukurlah, jika sudah lebih baik"

"Kenapa oppa tidak pulang? ini sudah sore"

"Bagaimana bisa aku pulang jika kau sedang tidak baik-baik saja" jawab seokjin, membuat hati wanita manis itu menghangat

"Gomawo oppa" seokjin mengangguk, lalu kembali bermain ponsel

Sedangkan yoongi hanya terdiam dengan fikirannya, mengingat kejadian beberapa menit yang lalu yang membuat nya syok tak percaya jika ternyata ayah jimin adalah ayahnya.

"Jangan difikirkan"

Yoongi menoleh pada seokjin yang masih bermain ponsel, lalu mengangguk kecil.

"Oppa sedang apa? apa mengurusi pekerjaan?" tanya yoongi penasaran

"Ani" singkatnya

"Lalu apa?"

"Bukan apa-apa, kau ini kepo sekali"

"Aku kan juga ingin tahu oppa"

"Aku hanya membaca artikel, sudah diam jangan menggangguku"

Yoongi mengerucutkan bibirnya kesal, lalu kembali ke kamar meninggalkan seokjin yang tertawa sendiri membaca sebuah artikel dengan judul

"Kiat-kiat jadi suami idaman"








Hallohaaaaaaaaa
Gimana nih?
Voment ya
Next Chap?
TBC.

PRESDIR KIM ( JINYOON )✔Where stories live. Discover now