Mood Board, Life and Us

6 0 0
                                    

Mood board pada dasarnya adalah kumpulan gambar, teks, sampel warna, elemen desain yang disatukan untuk menggambarkan sesuatu, entah itu persona seseorang, gaya, konsep, atau nuansa tertentu. 

Sering digunakan seniman seperti saya ( :D ) saat membuat naskah fiksi (dulu masih sering membuat cerita fiksi), atau sering juga digunakan pekerja kreatif semisal desainer untuk menggambarkan ide atau konsep tertentu. Atau, profesi saya saat ini yang sering diminta untuk melakukan profiling (bahasa psikologi-nya) atau persona building (bahasa tech industry-nya) dari potongan-potongan data, simpol, teks, dan gestur yang didapatkan.

Menariknya mood-board ini jika digunakan para penulis fiksi macam saya untuk membangun sebuah profil/ persona mengajarkan kita bahwa persona selalu disusun dari banyak potongan-potongan gambar, teks, dan hal-hal lain yang mengkomunikasikan siapa subjek yang kita buat tsb. Sekali lagi, mood board terdiri dari banyak komponen untuk mengkomunikasikan pribadi, karakter, konsep atas sesuatu. 

Konsep ini, akhirnya menjadi pengingat halus buat saya, atau, Anda, atau kita, bahwa setahun ini kita mengalami banyak hal, banyak gambar, warna, emosi, peristiwa dan pengalaman. Seperti mood board, kita tidak hanya tersusun dari satu hal, satu gambar saja, tetapi terdiri dari banyak pengalaman, warna, emosi, kejadian, dan peristiwa.

Sayangnya otak kita yang cerdas ini, sepertinya disetting sedemikian rupa untuk bersikap waspada secara alami, sehingga hal-hal negatif yang terasa mengancam dan menyakitkan menjadi lebih kuat untuk diingat sebagai bagian dari bawaan kita untuk bertahan dari marabahaya (konsep psikologi evolusi) dan dikombinasikan dengan riset panjang bias negativitas (negativity bias), yang mana kita cenderung mengingat yang negatif-negatif saja dari segala hal. Bias yang berasal dari keluarga besar Distorsi Kognitif ilmuwan Aaron T. Beck.  

Perkawinan antara kebutuhan bertahan hidup dan bias negativitas ini membuat kita seringkali terpaku pada beberapa peristiwa negatif yang sangat membekas saja. Membuat mood-board kita satu tahun ini rasanya terdiri dari warna abu-abu, potongan luka, rasa malu, rasa gagal, rasa kecewa, dan kemarahan.

Lalu, bagaimana dengan tawa lepas kita ketika seorang teman mengirim video lucu, atau, senyum kita menyapa orang lain. Bagaimana dengan sumringah kita ketika kita mendapatkan warung kopi yang pas di hati. Atau, kelegaan kecil kita ketika kita tepat waktu tidak kehujanan saat langit sedang mendung-mendungnya.

Akhirnya, di akhir pekan ini, saya mengingatkan diri saya lagi dan lagi, bahwa saya (dan Anda) punya beragam peristiwa yang menyusun siapa kita. Rasanya kita terlalu tidak bijaksana jika hanya memilih satu hal saja dari semua yang terjadi untuk menghukumi keseluruhan hidup kita. Susun mood board setahun kita dengan potongan gambar yang tepat dan objektif. Semoga dengan ini, kita bisa melihat dengan lebih tepat apa yang terjadi setahun ke belakang ini.

:)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RESTARTWhere stories live. Discover now