10. Musafir Ayat dan An-Nahl Empat

4 0 0
                                    

Mungkin saya terlalu imajinatif (salahkan otak kanan saya) bahkan ketika membaca Al-quran, saya sering merasa ayat-ayat demi ayat adalah pos-pos petualangan yang berisi clue-clue Tuhan yang baru bisa kamu temukan jika kamu menyusurinya satu persatu dengan seksama.

Laiknya jika kamu pernah mengikuti outbond yang setiap posnya berisi petunjuk untuk menuju pos selanjutnya. Atau, seringkali saya merasa, diri saya sedang berjalan jauh dan ayat-ayat ini adalah dimensi yang saya masuki, seperti saat saya masuk ke surat Hijr, saya langsung merasa diajak berpetualang di kota Hijr ( sekarang dinamakan Madain Saleh, kota antara Madinah dan Suriah), kemudian saat masuk ke sana bertemu dengan aneka kisah manusia (yang ingkar dan tidak), dan lalu berjalan kembali untuk menemukan banyak wejangan-wejangan di negeri tersebut.

Lalu, masuklah saya ke surat 16, An-Nahl, otak saya langsung mengajak saya berimajinasi membayangkan madu dan lebah. Saya bergumam, "Saya akan bertemu ayat apa saja di surat ke-16 ini, surat yang menghighlight kisah lebah dan madunya,". Jika setiap surat dalam Alquran ini bisa bicara dan berinteraksi, mungkin ia akan menyambut saya dan berkata, "Selamat datang Fakhirah di dunia Madu, dan, selamat berpetualang di sini untuk menemukan banyak hikmah yang terserak."

Belum lama memasuki suratnya, saya bertemu dengan pesan yang membuat senyum kecil saya terbit. Bukan senyum bahagia. Senyum miris yang muncul ketika kamu melihat kelakuan para pemotor naik trotoar pejalan kaki, tapi, apa daya, itulah kelakuan sebagian (kecil) warga negara tercinta kita.

Senyum miris yang sama ketika membaca An-Nahl ayat empat ini.

خَلَقَ ٱلْإِنسَٰنَ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ

Dia Allah telah menciptakan kamu dari mani, ternyata dia (manusia) menjadi pembantah yang nyata.

Kalau kata orang jawa, "Oalah-oalah, menungso-menungso, udhuk sopo-sopo, tapi gumedhe, dikandani ngueyeeel. Jaan...tenan, ora iling awake soko opo,"

"Manusia-manusia, kita-kita, duh, tercipta dari air mani yang hina, tapi suka ngebantah (petunjuk-petunjukNya). Apakah kita ini bukan kacang lupa kulit? Lupa dicipta dari apa?"

Senyum miris menertawai diri sendiri. Dasar saya. Si Manusia.

Pun dalam proses memulai, kita pada dasarnya harus mengikuti sebuah petunjuk yang benar dalam memulai. Jadi, restart ini jangan dimulai dari keras kepala.

**


Bandung, 13 Maret 2023



RESTARTWhere stories live. Discover now