17. Merayakan Keheningan

5 0 0
                                    

Akhirnya, saya memasuki fase yang menarik, fase yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. 

Fase yang kalau saya boleh beri nama adalah fase hening. 

Fase dimana, saya merasa lebih tenang tidak dalam keramaian. 

Fase dimana, saya merasa lebih senang mendengar daripada bicara.

Fase dimana, saya merasa lebih senang melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak berada di epicentrum keramaian.

Yang menarik adalah saya mengalami fase-fase berbeda pada pertambahan usia saya. Fase hening adalah sesuatu yang baru.

Fase hening ini, bagi seorang saya adalah fase yang tidak terbayangkan. Sebab, dulu betapa saya senang bicara pada khalayak ramai, menembus banyak keramaian, dan duduk di tengah hiruk pikuk manusia.

Mengapa?

Ada banyak analisis di kepala saya, mengapa saya menikmati keheningan lebih dari biasanya. Sebagiannya saya yakin mengapa saya demikian dan demikian, tapi, sebagian lainnya, saya masih meraba-raba.

Saya sempat memaksakan diri kembali menjadi Fakhirah yang dulu, tapi, saya merasa mual dan tidak nyaman. Saat itu saya bertanya-tanya mengapa saya menjadi agak berbeda.

Tapi, apapun itu, saya memeluk semua fase-fase hidup ini. Apa adanya. 

Fase kali ini adalah saya lebih merasa damai berteman dengan hening. 

Adakah di antara kalian yang semakin bertambah usia, semakin menikmati keheningan? 

Jika ada, welcome to the club!

***

Tulisan ini dibuat dengan tujuan melakukan analisa diri sendiri. Memahami diri sendiri adalah bagian dari kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal diantaranya berupa kemampuan memahami emosi kita sendiri. 

Catatan ini, selain untuk melihat kembali apa saja yang sudah saya lalui, juga berguna, untuk bank data emosi seluruh hidup saya. 

Kelak saya mungkin akan berkata, "Oh saya pernah menggigil di tengah keramaian, atau, saya pernah merasa sangat tenang di tengah keheningan," 

Pun, Kelak, jika saya bertemu dengan orang yang serupa, saya punya cukup ruang empati, memahami apa yang terjadi pada mereka. Sebab, saya pernah berjalan di sepatu yang sama.

Pada akhirnya, bertumbuh dan mengalami berbagai fase hidup, hanyalah proses menjadi manusia yang seutuhnya. Manusia utuh yang mengalami berbagai emosi. 

Rayakan!

RESTARTWhere stories live. Discover now