Bunga dari seseorang

17 3 0
                                    

Sedih saat melihat ada yang baca tanpa meninggalkan like 😔

Mohon bantuan LIKE nya yaa..!
.
.
.

"Morning istriku.." sapa Aiden tiba-tiba berbisik di telinga Alea yang sedang memasak nasi goreng

"Aiden kau mengagetkanku." Keluh Alea.

"Apa kau melamun? Atau memikirkanku?" Celoteh Aiden yang kemudian duduk dan menyeruput kopinya

"Terus saja menggodaku." Sahut Alea

"Tidak masalah kan jika kau menyukainya." Ledek Aiden tak ada balasan dari Alea

Setelah sarapan berdua Aiden pun berpamitan pada Alea dengan spontan meninggalkan kecupan di kening Alea yang sontak membuat Alea kaget.

Alea masih belum terbiasa meski keduanya sudah sama-sama mengungkapan rasa sukanya

"Haa bikin berdebar saja." Gumam Alea menatap kepergian Aiden.
.
.

Alea sampai di kafe dan kemudian Ninis menyahut

"Ada kiriman bunga untuk mbak Alea, tapi tidak ada nama, apa itu dari pak Aiden?" Tanya Ninis penasaran

"Sepertinya tidak mungkin, meski kemarin lusa kami habis berkencan. Aiden tidak akan melakukan itu, dia pasti akan langsung bilang, lagipula setiap hari kami bertemu, buat apa dia mengirimiku bunga?" Jawab Alea.

"Ya siapa tau surprise kan mbak?" Ucap Ninis tapi Alea tetap tidak meyakininya.

Di rumah pun Aiden nampak biasa-biasa saja, tidak ada gelagat seperti memberikan surprise atau semacam itu.
.
.

Di rumah Alea memperhatikan sikap Aiden yang tenang dan yakin jika bunga itu bukan dari Aiden.
.
.

Hari kedua kembali Alea mendapatkan kiriman bunga. Alea sangat penasaran karena tidak ada nama.
.
.

Dan kini hari ketiga bunga itu masih dikirim untuk Alea. Dan Alea baru menceritakannya pada Aiden.

"Sudah 3 hari ini ada yang mengirimiku bunga di kafe." Celetuk Alea tiba-tiba di sela sarapannya.

"Bunga? Bunga apa? Dari siapa? Salah satu pelangganmu kah?" Tanya Aiden

Melihat reaksi Aiden yang nampak biasa saja, Alea semakin yakin kalau si pengirim bukan Aiden

"Bukan buket yang besar, tapi sangat indah, berisi beberapa tangkai bunga, diantaranya peony, anyelir dan juga mawar. Bahkan aroma khas bunganya terasa segar. Jujur aku suka sekali dengan bunganya, namun bikin merinding saja membaca ucapannya karena pengirimnya tidak jelas." Jelas Alea

"Kenapa juga harus anonim, padahal diberikan langsung akan lebih bagus, setidaknya tinggalkan nama. Memangnya pesan apa yang tertulis di kartu?" Ucap Aiden.

"Hanya ucapan sapaan saja sih beserta kartu nama toko bunganya."

"Kau post saja di sosial mediamu, supaya si pengirim akan berkomentar." Saran Aiden

"Begitu ya? Coba nanti akan aku post." Balas Alea

"Kenapa Aiden santai sekali sih. Kenapa dia tidak merasa sedikit saja untuk cemburu, padahal kami sudah berciuman dan bahkan bilang menyukaiku, huh..." Batin Alea kesal.

"Tidak mungkin kan bunga itu dari seorang pria. Karena pastinya sudah tau kalau Alea bersuami. Aku tidak boleh terang-terangan cemburu atau gegabah, sebaiknya aku minta bantuan pak Leo untuk menyelidikinya." Batin Aiden
.
.

Di kantor, Aiden masih terpikirkan oleh si pengirim bunga tersebut

"Apa ada yang menyukai Alea diam-diam? Apa tidak tau kalau Alea sudah menikah?" Gumam Aiden kemudian menceritakan pada pak Leo dan meminta bantuan pak Leo untuk mencari tau si pengirim bunga.

Aiden & AleaWhere stories live. Discover now