Proses dan progres 1

52 4 0
                                    

.
.
.

Hari ini Alea harus lebih awal ke kafe karena ada siswa magang, dan nampaknya akan ia jadikan cara untuk menjaga jarak pada Aiden, ia tidak ingin perasaannya semakin menjadi dan bertepuk sebelah tangan

Alea telah selesai menyiapkan sarapan untuk Aiden, namun sebelum Aiden menghampiri meja makan, Alea bergegas masuk ke kamarnya dan akan membiarkan Aiden sarapan sampai selesai

Aiden telah selesai bersiap dan menunggu Alea untuk sarapan, namun ia menyadari Alea tak juga keluar dari kamarnya, bahkan sudah hampir 20menit Alea belum keluar kamar

"Apa dia marah padaku gara-gara semalam? Ah Alea tidak seperti itu, yang suka ngambek mengurung di kamar, lebih baik aku sarapan dulu baru menghampirinya
.
.

Aiden telah berdiri di depan kamar Alea. Mematung lama, ragu hendak memanggil Alea. Namun saat Aiden hendak mengetuk pintu kamar Alea, tiba-tiba Alea membuka pintu kamarnya

"Ada apa?" Tanya Alea

"Apa kau sudah sarapan? Aku bahkan menunggumu untuk sarapan bersama?" Keluh Aiden

"Maaf aku buru-buru mau ke kafe, jadi aku akan sarapan di kafe." Balas Alea

"Bukannya terlalu pagi untukmu berangkat ke kafe?" Ucap Aiden

"Iya sih, ah aku belum cerita ya kalau mulai hari ini ada siswa SMK yang akan magang, jadi aku harus mendampinginya." Jelas Alea keluar kamar dan diikuti Aiden turun ke bawah

"Kuantar ya, aku juga sudah selesai kok." Pinta Aiden

"Tidak perlu. Kau segeralah ke kantor dan sepetinya sore ini aku pulang telat jadi tidak bisa memasak, nanti aku bawakan menu matang saja, atau jika kau ingin beli juga tidak masalah. Atau kau mau makan malam di kafe juga boleh. Oke aku pergi dulu." Pamit Alea

Alea nampak senang saat melihat ekspresi Aiden namun juga kesal.

Aiden masih mengekor Alea hingga keluar rumah

"Alea tunggu." Panggil Aiden dan Alea berhenti

"Ada apa?" Tanya Alea

"Apa kau marah karena semalam?" Selidik Aiden

"Tidak, aku hanya kesal saja dengan diriku sendiri, jadi kau jangan salah paham ya." Jelas Alea menepuk bahu Aiden dan berlalu

Aiden masih mematung menatap Alea. Aiden merasa aneh karena tak biasanya Alea begini.

"Aku takut dan belum siap jika aku benar-benar jatuh cinta padamu dan kenyataannya perasaanku itu tidak akan berbalas." Gumam Alea
.
.
.

Di kantor meski Aiden nampak gusar karena sikap Alea, namun ia berusaha mengalihkannya dengan kesibukan kantor.

Hingga sore Alea masih sibuk di kafenya, sementara Aiden mengamati Alea dari seberang kafe

"Masuk tidak ya? Sepertinya ia akan pulang malam. Ah lebih baik aku pulang saja." Gumam Aiden

Alea memainkan ponselnya dan memikirkan Aiden

"Sudah makan belum ya dia?" Gumam Alea kemudian menyiapkan makan malam untuk Aiden dan mengirimkannya via ojek online

Tak lama makanan yang Alea kirim telah diterima Aiden

"Saya tidak memesan makanan mas?" Ucap Aiden

"Saya hanya diminta mengantar kak, permisi kak."

"Oh baik, terima kasih ya." Ucap Aiden

"Baik kak." Pamit tukang ojek

Aiden tau kiriman itu pasti dari Alea dan tak lama pesan singkat dari Alea masuk

Aiden & AleaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin