Kencan

20 3 0
                                    

.
.
.

Sabtu sore di kafe Alea

"Mbak Alea sudah bersiap cantik mau kemana? Mana wangi lagi." Selidik Ninis

"Sst... Pelankan suaramu, malu dengan pengunjung, ini malam minggu aku mau kencan." Jelas Alea

"Dengan Pak Aiden ya?" Ucap Ninis tidak percaya dan Alea mengangguk

"Wah selamat mbak, ada kemajuan." Celetuk Ninis dan Alea mengangguk lagi dengan semangat

Tak lama Aiden datang. Meski tampak santai, namun sepertinya Aiden telah mempersiapkannya dengan baik. Jika Alea terbiasa melihat Aiden dengan setelan jasnya, sesantai apapun Aiden lebih sering dengan setelan jasnya meski hanya dipadu padankan tshirt saja, namun kali ini ia mengenakan kemeja dengan berbalut sweater. Rambutnya yang selalu rapi membuat pesona ketampanannya tak luput dari tatapan para gadis dan lagi wangi tubuhnya senantiasa menjadi favorit Alea.

"Apa kabar kalian semua?" Sapa Aiden yang menjadi pusat perhatian pengunjung kafe, khusunya para wanita.

"Kenapa melihatku dari atas sampai bawah begitu Alea? Aku terlihat tampan ya?" Goda Aiden

"Haa lebay deh." Jawab Alea membuat Ninis juga Aiden terkekeh

"Ya sudah ayo kita pergi sekarang." Ajak Aiden

"Kami pergi dulu Ninis." Pamit Aiden juga Alea

"Baik, hati-hati kalian dan selamat bersenang-senang ya." Ucap Ninis
.
.

"Kita mau kemana?" Tanya Alea pada Aiden yang fokus megemudi

"Kita akan menghabiskan malam minggu selayaknya pasangan yang sedang berpacaran. Makan, jalan-jalan, pokoknya apa saja akan kita lakukan sepuasnya." Jelas Aiden

"Duh suamiku ini penuh kejutan ya. Pertama aku terpesona melihat penampilanmu yang jarang aku lihat, dan yang kedua kau berinisiatif mengajakku kencan." Balas Alea

"Ketiga dan seterusnya kau tidak akan melupakan kencan pertama kita." Ucap Aiden dan Alea menyahut

"Tentu saja."
.
.

"Kita harus mengisi amunisi dulu dengan makan malam sebelum lanjut ke kencan berikutnya." Ucap Aiden dengan fokus berkendara

"Memangnya kau mau mengajakku kemana?" Tanya Alea

"Ada deh..." Balas Aiden

Mereka sampai di salah satu tempat makan yang nampak ramai muda-mudi karena malam minggu.

Setelah memesan makanan, keduanya menunggu sambil mengobrol santai

"Kemarin aku berencana meminta bayaran kencan karena sudah kau repotkan dengan sakitmu." Celetuk Alea

"Iya aku tau." Jawab Aiden

"Apa kau mendengar ucapanku waktu itu?" Keluh Alea

"Aku mendengar semua yang kau ucapkan Alea." Jelas Aiden dan Alea melotot ke arah Aiden dengan malu.

"Kenapa?" Tanya Aiden dan Alea menggeleng

"Aku senang kau mengkhawatirkanku. Terima kasih ya sudah merawatku." Ucap Aiden menyentuh tangan Alea

"Jangan sakit lagi, aku akan sangat repot." Keluh Alea

"Bilang saja kalau kau akan sangat sedih jika aku sakit?" Ledek Aiden

"Apa sih.." Ucap Alea

"Ada kenangan yang masih kuingat saat kau mengkhawatirkanku. Saat itu aku ikut ayah ke rumahmu, kita bermain-main di sekitar rumahmu, dari menangkap, kupu-kupu belalang juga capung karena waktu itu masih banyak sawah di dekat rumahmu, dan aku mengajakmu bermain di sungai kecil dekat rumahmu, saat itu sungainya masih mengalir jernih, entah sekarang sepertinya sudah tidak mengalir lagi ya." Ucap Aiden tiba-tiba bercerita

Aiden & AleaWhere stories live. Discover now