Rencana

39 3 0
                                    

.
.
.

Alea telah menyiapkan kopi dan sarapan untuk Aiden di meja makan, sementara dirinya bersiap-siap untuk ke kafe.

Tak lama Aiden menghampiri meja makan yang telah tertata menu untuk sarapan

"Hmm...wanginya masakan Alea." Gumam Aiden kemudian Alea juga turun dari kamarnya

"Kau sudah bersiap?" Tanya Alea dengan mengendus Aiden

"Tentu, Eh kenapa?" Tanya Aiden dan Alea menggeleng

"Kau tau kan aku suka wangimu." Puji Alea

"Haa iya, harusnya aku hapal sekarang krn sudah kebiasaanmu, suka mengendusku." Ucap Aiden terkekeh

Keduanya mulai menyantap sarapan, kemudian Aiden menyahut

"Apa kau sudah siap untuk terlibat untun produksi kopi,"

"Apa aku juga harus bekerja di kantormu?" Tanya Alea

"Tidak juga sih, tapi aku akan sangat membutuhkanmu untuk persiapan produksi. Kau tidak harus stay di kantor, namun jika kami memang membutuhkan kehadiranmu, kuharao kau bersedia hadir di kantor. Saat ini tahapan planning sudah berjalan, setelah itu kita harus mempersiapkan routing, kita harus benar-benar mendapatkan biji kopi yang berkualitas, untuk ini tenang saja, aku sudah mengerahkan tim yang siap bergerak, aku hanya membutuhkan masukan darimu mengenai baik tidaknya kualitas bahan tersebut."

"Wah aku belum sampai sesempurna itu, selama ini aku hnya mengandalkan bahan yang aku rasa terjangkau namun kualitas rasa bisa diandalkan."

"Bagaimana jika sebaiknya nanti kau gunakan juga bahan yang didapatkan tim?" Tawar Aiden

"Wah tentu saja aku mau, suamiku cerdas sekali." Ucap Alea membuat Aiden blushing

"Setelah kita mendapatkan bahan tersebut, aku akan meminta pendapatmu lagi." Ucap Aiden

"Oke.."

"Baiklah Alea, aku berangkat dulu. Oya makan malam nanti kau akan memasak lagi untukku?

"Ah.. kau ini bukannya sudah biasanya aku memasak." Sahut Alea

"Barangkali kau ingin menghabiskan waktu sampai malam di kafe karena sejak menikah kau selalu pulang lebih awal, tidak apa jika kau ingin lebih lama di kafe, aku tidak akan memaksamu." Jelas Aiden

"Iya, kau memang memaksaku." Balas Alea meledek dengan berlalu membereskan piring-piring bekas mereka sarapan ke sink

Namun jawaban Alea seolah mengganggu Aiden sehingga Aiden mengekor Alea ke dapur dan membantu mencuci beberapa piring dan gelas tersebut

"Kau ini, bukannya harus ke kantor? Bajumu bisa kotor dan kusut." Ucap Alea saat melihat Aiden telah menggulung lengan bajunya sampai siku

"Aku akan membantu." Jawab Aiden singkat langsung meraih beberapa piring yang telah Alea cuci dan menatanya di rak.

Alea memperhatikan Aiden karena tiba-tiba nampak ada sesuatu yang mengganggu dirinya

"Kau ini kenapa Aiden? Kau kan sudah berpamitan padaku, kenapa tiba-tiba malah membantuku mencuci piring, kau lihat kan, bajumu jadi kusut dan basah." Omel Alea

"Maaf karena aku memaksamu." Ucap Aiden yang duduk bersandar di kitchen set

"Memaksa apa? Kau ini membicarakan apa sih?" Keluh Alea bingung

"Memaksa untuk selalu memasak untukku." Jelas Aiden

"Oopss... Hahaha... Ya Tuhan Aiden, kau ini lucu sekali, jadi kau menganggap serius ucapanku saat sarapan tadi ya?" Celoteh Alea dengan terkekeh

Aiden & AleaWhere stories live. Discover now