Bab 12: Tanpa Nama Keluarga Avallo

11 1 0
                                    

"Jennie." panggil seorang anak laki-laki di depan pintu kelas 11-A Noble Class.

Jennie yang sedang menggambar di bukunya karena daritadi merasa bosan, mengangkat kepalanya.

"Hm?"

"Lo dicariin sama ...," anak laki-laki itu terlihat ragu-ragu.

"Sama siapa?" tanya Jennie penasaran, begitu juga dengan teman sekelas Jennie yang lain.

"Sama ... Daniel," jawab anak laki-laki itu.

Jennie tersentak kaget dan langsung berdiri dari duduknya.

"Hah?"

Setelah mencerna ucapan teman sekelasnya yang berkulit putih, tinggi, dan tampan—Raven— Jennie langsung tersenyum lebar dan melangkahkan kakinya ke luar kelas, meninggalkan teman sekelasnya yang langsung sibuk bergosip setelah mendengarkan ucapan Raven.

Jennie melihat seorang remaja laki-laki yang tinggi, tampan, dengan rambut berwarna keemasan, dan aura maskulinitas yang dominan—Daniel— berada di sebelah Raven.

Daniel menatap Jennie.

Jennie yang ditatap pun berusaha mati-matian agar tidak terlihat gugup di depan pangeran impiannya, Daniel.

Ya, meskipun... kedua daun telinga Jennie sudah memerah.

Melihat interaksi mengejutkan antara kedua orang yang tidak pernah Raven bayangkan akan berhubungan ini, Raven merasa itu sangatlah menarik.

Raven adalah salah satu teman dekat Daniel dari kecil.

Raven tahu betul bahwa sahabatnya ini—Daniel— seperti sebongkah kayu. Apalagi dalam hubungan percintaan.

Jadi, Raven sangat yakin bahwa hubungan antara sahabatnya dan teman sekelasnya ini, jelas bukan hubungan romantis.

Raven menggelengkan kepalanya sambil terkekeh kecil dan mengucapkan berkali-kali dalam hatinya, bahwa itu jelas tidak mungkin. Segera, ia mengenyahkan segala macam tebakan-tebakan aneh dari pikirannya dan menajamkan indra pendengarannya.

Jennie berusaha meringankan suasana canggung yang aneh ini dengan memulai percakapan dengan Daniel pertama kali.

"Bukannya jam pulang masih satu jam pelajaran lagi?" tanya Jennie.

Daniel diam sejenak, lalu menjawab, "Khusus hari ini lebih cepet. Ikut pulang sekarang."

"Hah? S-S-Sekarang? Oh, oke, oke." jawab Jennie terkejut, kemudian berbalik ke mejanya dan mengemasi barang-barangnya.

Jennie bahkan tidak peduli apakah yang Daniel ucapkan itu benar atau tidak.

Raven menatap Daniel dengan terkejut dan berkata, "Lo beneran Daniel sahabat gue? Gak lagi kerasukan, kan?"

Daniel memicingkan matanya sambil menatap sahabatnya, Raven.

Raven merasa tertohok karena tatapan Daniel seakan mengatakan, 'Lo udah gila ya?'.

"Ini beneran pulang lebih cepet?"

"Hmm."

"Tau dari?"

"Zen."

"Oh, si ketos," ujar Raven sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.

Raven melirik Jennie yang masih sibuk membereskan barangnya.

"Oh, ya, lo mau ngapain pulang bareng sama Jennie, El?" tanya Raven sambil melirik Daniel.

Daniel hanya menatap Raven tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When Princess Falls In Love [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang