Bab 3 : Jejak yang Tertinggal

15 3 0
                                    

Lelaki itu tinggi, dengan rambut sedikit acak-acakan dan mata yang dalam dengan kesan misterius. Dia berjalan dengan rasa percaya diri yang memancar kuat dari dalam dirinya.

Keingintahuannya bertambah saat mengamatinya detik demi detik. Tatapannya terpaku pada pemuda yang sepertinya tidak pernah mencari perhatian itu.

Sangat kontras dengan siswa-siswa lain di sekitarnya—mereka yang dilahirkan dengan sendok emas, hak istimewa, kekayaan, dan kuasa.

Iya, gak salah tebak kok. Lelaki yang diamati Jennie dari tadi memang Daniel.

Jennie ingin menangis sekarang juga rasanya.

Ah, gue kenapa, sih?

Gue gak tahu ini yang ke berapa kalinya, tapi sebulan ini gue selalu merhatiin Daniel secara gak sadar.

Uh, sekarang secara sadar, sih.

Jennie meringis frustrasi.

Sebenernya apa sih, yang menarik dari Daniel sampe gue perhatiin dia?

Fisiknya?

Melalui jendela kelas, Jennie mengamati Daniel yang sedang berjalan pelan sendirian di koridor sambil memeluk setumpuk buku tebal dengan tangan kirinya, dan tangan kanan Daniel berada di saku celananya.

Hmm ...

Tinggi?

Mata Jennie bergerak melirik Daniel dari ujung kepala hingga ujung kaki Daniel.

Oke, dia tinggi, tipe gue.

Mata Jennie terpaku pada kaki Daniel yang sedang melangkah itu.

Kakinya panjang juga ....

Jennie kemudian melirik sekilas kakinya sendiri.

Ah, gak adil!

Dia punya yang gue gak punya.

Jennie cemberut sebentar sebelum akhirnya kembali menatap Daniel.

Gaya rambutnya ...?

Jennie melirik rambut pirang keemasan alami milik Daniel.

Hmm, ya, tipe gue juga.

Plus, rambutnya keliatan lembut banget.

Jennie meletakkan pipinya di permukaan telapak tangan kanannya, tangan kanannya itu menjadi tumpuan kepalanya.

Gue jadi pengen sentuh ...

Jennie menggeleng-gelengkan kepalanya, seolah-olah gerakan itu sanggup menghapus khayalannya.

Oke, next.

Hmm, mukanya?

Jennie mencoba menatap wajah Daniel, tapi sayangnya Jennie hanya bisa melihat bagian sampingnya saja.

Dari samping aja udah ganteng, sih.

Jennie terkekeh kecil.

Seragamnya bersih, rapi, gak kusut, dan sesuai aturan.

Cukup langka, ya ... gue suka.

Terus apa lagi, ya?

Ketika Jennie sedang berpikir, tiba-tiba saja ada suara yang merusak lamunannya.

When Princess Falls In Love [Hiatus]Where stories live. Discover now