Bab 10: Yang Penting Bareng Daniel

11 2 0
                                    

Jennie yang masih hanyut dalam kebahagiaan yang mendadak ini, segera menormalkan ekspresinya ketika melihat Daniel berjalan kembali menghampiri dirinya.

Jennie mengedip-ngedipkan kedua matanya.

"Lo ...," Daniel terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi pada akhirnya dia tidak melanjutkan perkataannya.

"Ya?" ujar Jennie sambil memiringkan kepalanya beberapa derajat ke kanan.

"Kelas tambahan, 2 jam lebih lagi. Lo nunggu di mana?"

Mata Jennie berbinar sekilas, sebelum akhirnya terlihat murung.

Hehehe, perhatian banget! Gue harus akting murung gak sih, biar Daniel kasian?

"Enggak tahu ... mungkin nunggu aja di bangku sekolah," jawab Jennie sambil menundukan kepalanya.

Daniel menatap Jennie lamat-lamat.

Ih, kok gak dijawab, ya? Masa iya, gue ketauan akting?! Huaaa!!!

"Hmm ... ya udah," ucap Daniel.

Loh? Maksudnya gue dibiarin aja gitu?

Hati Jennie jatuh ke dasar.

Emang gak boleh berekspetasi terlalu tinggi. Soalnya kalau jatoh, rasanya sakit.

"Lo ikut gue," ujar Daniel tiba-tiba.

Hah?

Hehehe ... duh, emang ya ... hidup itu harus bermimpi setinggi-tingginya. Biar kalau kita jatuh, kita jatuhnya di antara bintang-bintang.

Jennie langsung gak berprinsip kalau berhadapan sama Daniel.

#Jennie gak ada harga dirinya#

Jennie memaksa dirinya untuk menatap langsung ke mata Daniel.

Jen, lo harus berani natap matanya! Inget buku yang udah lo baca, menatap mata katanya bisa meningkatkan kecepatan koneksi antar orang!

"Ikut ke mana?"

Daniel mengernyitkan dahinya, lalu menjawab, "Hmm, ke tempat makan, makan dulu aja."

YES!!!

"O-O-Oh ... t-t-tapi gue gak ada uang ...," ujar Jennie sambil menundukan kepalanya dan tangannya memainkan ujung roknya.

Seseneng apapun Jennie, akting 'menyedihkan'nya tetep harus lancar.

Orang lain yang kenal Jennie bisa syok berat kayaknya kalau liat perilaku Jennie sekarang.

Serius? Seorang Jennie Princessa Avallo gak punya uang? Kalau Jennie disebut gak punya uang, kita apa dong?

Daniel menatap Jennie.

Walaupun gue agak skeptis, tapi siapa tau aja dia emang beneran anak manja yang sepenuhnya bergantung sama orang tua. Jadi dia gak punya uang sama sekali pas berantem sama orang tuanya.

Kalau Jennie denger isi pikiran Daniel, Jennie pasti bakalan sedih karena dianggap anak manja sama pangeran impiannya.

"Gak apa-apa, gue bayarin lo," jawab Daniel.

"Oh, makasih, ya!" ujar Jennie sambil tersenyum manis.

Daniel hanya mengangguk dan kemudian berjalan menuju luar gerbang.

Buset, gak ditungguin gue?

Jennie menghela napasnya karena merasa agak pasrah.

Senyum! Senyum! Ayo, banyak senyum! Suruh siapa naksir Daniel?

When Princess Falls In Love [Hiatus]Where stories live. Discover now