Pesan Mengejutkan

16 5 0
                                    

Happy reading...
.
.

Aku menatap tidak suka ke arah langit yang kelabu di atasku. Aku adalah orang yang benci dengan hujan, setiap rintik hujan selalu membuat aku berdecak kesal. Banyak aktifitas yang tidak bisa aku lakukan hanya karena rintik hujan, seperti membeli sesuatu di warung, sekolah pun bisa terlantar jika aku sudah berhadapan dengan hujan.

Bagaimana dengan memakai payung? Tetep saja, hanya saja tidak terlalu, tapi bagiku sama saja. hujan memang tidak membasahi kepalaku, tapi membasahi kakiku dan kadang bisa membuat aku mengganti celana baru.

Satu lagi yang aku tidak suka dari hujan. hujan sering membawa guntur atau petir saat ia jatuh. Sedangkan aku paling takut dengan dua hal itu. Aku juga sering merasa sedih jika hujan datang, aku bisa saja merasa rindu pada mama dan papa. Hujan sering menimbulkan kegalauan, itu yang bisa aku simpulkan.

Lihatlah sekarang, aku yang berada di halte bus merasa kedinginan. Untung atap halte busnya lebih terjohok ke depan, sehingga tidak menciptakan tempias. Segala jenis transportasi berlalu lalang di depanku, tapi bus tidak juga berhenti.

Seharusnya aku pulang bersama Erick, tapi dia harus latihan futsal, jadilah seperti ini aku yang pulang sendiri menggunakan bus. Septiya juga tidak dapat mengantarku karena jalan pulang kami yang berbeda kali ini, Septiya yang harus ke rumah neneknya dan rumahku yang berbeda arah.

Tiba-tiba ponselku berbunyi, aku yang sedari tadi tidak mendapat notifikasi menjadi penasaran siapa yang mengirim pesan. Apa mungkin Erick?

Aku menatap heran pada nomor baru yang terpampang di layar ponselku yang masih terkunci. Aku bertambah heran melihat isi pesan yang pengirim ini kirimkan. Apa yang sedang orang ini pikirkan?

Aku menyimpan nomor tersebut agar tidak hilang, aku penasaran siapa sebenarnya orang ini.

Si tidak jelas: salahkah jika aku membenci orang yang aku cintai?

000


Aku membuka pintu rumah nenek lalu masuk ke dalamnya. Tante Vera sudah pulang ke rumahnya kemarin, jadilah rumah ini seperti kuburan. Sangat sepi. Ini masih jam 12 siang, tapi langit yang mengandung hujan itu membuat waktu seperti sudah malam. Aku pulang lebih cepat dikarenakan sekarang hari jum'at. Jum'at terakhir di bulan September.

Ah, inilah yang paling aku benci, aku basah karena menuju ke rumah nenek tidak menggunakan payung. Tapi tidak apa-apa, aku memang akan mengganti baju saja, tapi aku merasa dingin setelah terkena air hujan. Nenek bilang itu karena aku tidak terbiasa terkena air hujan. Memeng benar sih, tapi mau bagaimana lagi?

Aku memesuki kamar lalu mendengar suara dari arah dapur, nenek pasti sedang memesak. Aku harus membantu nenek setelah ini, tapi ganti baju dulu.

Pikiranku kembali pada pesan orang tadi, kenapa aku tidak membalasnya tadi, ya? Sepertinya orang itu mau curhat deh. Aku kembali mengambil ponselku yang ada di dalam tas. Mengetik sesuatu lalu pergi ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Anda: Kamu mau curhat? Sini aku dengarin.

000


"Kenapa sih itu teman baru kamu kayak nggak suka sama aku?" aku meletakkan ponselku lalu menghidupkan mode spiker agar suara Erick lebih jelas terdengar.

"Bian emang gitu, kayaknya dia tahu kamu pacar aku, jadi dia nggak enak," ucap Erick setelah beberapa saat diam.

Beginilah kami, setiap salah seorang dari kami tidak punya kesibukan maka kami akan berakhir dengan menelfon sampai larut malam atau jalan-jalan. Karena malam ini hujan jadi kami memilih telfonan saja.

"Tapi dia nggak mau lihat ataupun senyum sama aku, Rick. Aku sampai mikir ada salah sama dia padahal baru aja ketemu." aku mendumel saat mengingat kejadian di kantin tadi siang.

"Udah nggak usah dipikirin, nanti aku coba bicara sama dia. Dia orangnya memang gitu, suka melakukanhal yang membuat seseorang berfikir dianya salah apa. Seperti kamu sekarang. Dia itu teman aku dari kecil, aku tahu dia itu gimana." terdengar Erick yang mengambil nafas seperti akan berbicara kembali. "Dia baik orangnya, Re. Aku yakin kalau kamu tahu sifat asli dia, kamu pasti suka sama dia."

Aku mengerutkan kening, heran. Apa maksud Erick mengatakan hal itu? Apa tengah mengujiku? Atau apakah dia sudah tidak suka lagi padaku? Aku terus bertanya tanya, sekarang aku kembali dibuat berfikir, bahkan tentang Bian belum kelar di pikiranku sekarang ucapan Erick malah menambah pikiranku.

"Maksuda kamu apa, Rick? Aku nggak faham," kataku menanyakan ucapan Erick yang belum satu menit terlontar dari mulutnya.

"Nggak ada. Aku tutup dulu, ya, mama manggil dari luar." Aku menghela nafas, inilah yang sering terjadi saat kami telfonan. Erick selalu bersembunyi jika berkomunikasi denganku menggunakan ponsel, dikarenakan orang tuanya yang tidak menyukaiku. Seburuk itukah aku?

Sambungan terputus sepihak, aku mendengus. Kadang terfikir olehku, untuk apa mempertahankan hubungan yang jelas tidak direstui ini. Orang tua juga peran penting dalam suatu hubungan, bukan aku dan Erick saja. tapi bagaimana lagi? Aku mencintai Erick, begitu juga dengan Erick yang tidak mau hubungan ini usai. Kami sama-sama egois, hingga terjalinlah sebuah hubungan dengan umur satu tahun tanpa diketahui oleh kedua orang tua Erick.

Aku membuka room chat milikku, aku menatap nomor yang tadi mengirim pesan padaku. Dia tidak menjawab balasan dariku. lucu sekali, kenapa aku harus meladeni pesan orang yang aku tidak tau siapa dia, bahkan isi pesannya pun tidak bisa kumengerti.

Aku hendak menutup ponselku, berniat mengisi daya baterainya, kemudian tidur. Ini sudah jam delapan malam, tapi hujan masih setia menjatuhkan airnya untuk membasahi bumi. Untung kali ini tidak ada guntur ataupun petir. Kalau ada mungkin aku akan meringkuk di atas tempat tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhku.

Tiba-tiba suara notifikasi menghentikan aku yang akan melangkah menuju di mana colokan berada. Nama Septiya tertera di depan layar, awalnya aku tidak mau membuka karena itu pasti hanya gosip tidak berguna. Akan tetapi tanganku tidak tahan untuk membukanya, jadilah aku membukanya lalu terkejut dengan isi pesan yang septiya kirimkan.

Septiya: Adek sepupu gue lihat Erick ngantar Vita beberapa hari ini, lo tahu?


000

OktoberWhere stories live. Discover now