Ambu

18 1 2
                                    

Double up yuhuuu~



















Happy reading~~













Nisrina Purwanti, sosok Ibu yang sangat lembut dan juga pekerja keras.

Menjadi janda saat ia baru berusia 20 tahun, harus membesarkan anaknya sendiri tanpa sosok suami.

Menikah dengan Abimanyu Hidayat di usia yang terbilang muda. Mereka kenal sejak kecil, rumah mereka satu desa, dan selalu bersama kemana-mana.

Sampai lulus SMA, mereka memutuskan untuk membangun rumah tangga. Hidup sederhana, namun semuanya tercukupi.

Cita-cita mereka hanya ingin selalu bersama dan bahagia, sampai Nisrina mengandung anak pertama mereka, Asmaraloka Hidayat.

Masa kehamilannya, Abimanyu selalu ada di sisi Nisrina, namun takdir berkata lain. Sebulan Asa akan lahir di dunia, sang Ayah harus kembali ke sisi Tuhan.

Dengan begitu, Asa tidak pernah bertemu dengan ayahnya. Namun, Asa cukup mengenal sang ayah, melalui cerita-cerita yang dilontarkan dari Ambunya.

Asa yakin, Abahnya adalah laki-laki yang pekerja keras dan bertanggung jawab. Asa mau seperti Abahnya.

Kembali ke kehidupan Nisrina, wanita paruh baya itu sudah tidak sabar bertemu dengan putra satu-satunya itu.

Beliau dapat kabar Asa akan kembali ke Indonesia untuk menyelesaikan studinya.

Walaupun mereka dari keluarga sederhana, Nisrina selalu mendidik Asa dengan baik, memberi tahu pelajar-pelajaran dalam kehidupan.

Menjadi orang yang sabar, ulet, dan bertanggung jawab.

"Ambu Rina, ini Kaila udah panasin soto ayamnya. Asa udah di mana?" Tanya Kaila, teman kecil Asa yang kini sedang menumpang tinggal di rumah Ambu untuk kuliah di Bandung.

"Makasih Kaila. Katanya udah di jalan ke Bandung. Mungkin macet. Ambu gak sabar banget ketemu Asa."

Kaila pun duduk di sebelah Ambu, mereka duduk di atas bale yang berada di teras rumah.

"Keren ya Asa kuliah dapat beasiswa, bahkan pertukar pelajar ke luar negeri."

"Tapi Kaila keren juga kok bisa kuliah di PTN yang sama kaya Asa."

Kaila tersenyum tipis. Ia juga penasaran dengan Asa sekarang. Dulu memang Kaila sempat suka sama Asa saat masih kecil, namun sepertinya Asa lebih menganggap dirinya itu adik. Ia tidak mempermasalahkan hal itu, toh namanya juga cinta monyet.

Walaupun usianya beda dua tahun, Kaila tidak segan-segan memanggil Asa tanpa embel-embel 'kakak'.

Tidak lama kemudian di halaman rumah Ambu, terlihat taksi yang berhenti, Ambu dan Kaila yakin itu Asa.

Dari kursi penumpang, Asa membuka pintu mobil dan melihat Ambunya menyambut dirinya.

Ambu tersenyum lebar melihat Asa, "alhamdulilah Asa sudah sam—" saat Ambu menyambut Asa sembari menghampiri anaknya, beliau diam melihat ada seseorang yang keluar dari taksi.

Wanita cantik memakai dress putih selutut.

"Ini siapa?" Tanya Ambu masih tersenyum walaupun beliau bingung.

"Kenalan Asa, Ambu." Jawab Asa tersenyum tipis.

"Ya ampun geulis pisan, Sa. Saha namina?"

Saras menatap Asa bingung dengan senyuman canggung.

Asa yang peka berkata, "Ambu, pakai Bahasa Indonesia aja ya, kenalan Asa ini dari Jakarta."

Asmaraloka || Hamada Asahi (Treasure)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang