Kisah Saras

12 3 0
                                    

Teuhaiii~ mumpung masih libur aku mau upload xixi.

So, sebelum baca jangan lupa klik ⭐️ di bawah sebelah kiri yaa. Maaciww🫶🏻✨
















Happy Reading~















Saras sedang sibuk mengerjakan beberapa tugas kuliahnya, ia cukup telaten dan teliti agar proposal yang ia kerjakan tidak ada yang salah.

Sebenarnya menjadi seorang calon pendidik, bukan passion Saras. Wanita itu dari kecil sangat ingin menjadi seorang jurnalis, meneliti setiap kejadian, namun lagi-lagi keluarga wanita itu menentang, ia harus melanjutkan bidang yang dikuasai oleh keluarga, menjadi guru atau dosen.

Keluarga Saras sangat dipandang di Indonesia dalam bidang pendidikan, bahkan salah satu pamannya menjadi Menteri Pendidikan di Indonesia, lalu keluarganya juga sudah mendirikan beberapa sekolahan swasta, bekerja sama dengan kampus terfavorit di Indonesia.

Lingkungan Saras dikelilingi oleh pendidik, termasuk orangtuanya.

Saras anak tunggal, jadi hanya dia harapan satu-satunya untuk meneruskan usaha keluarga dalam bidang pendidikan. Sedari kecil, Saras dididik untuk mencintai dunia pendidikan.

Namun, keinginannya menjadi jurnalis masih tertanam di hati Saras paling dalam. Karena itu, ia apply di perusahaan milik Vernon, menjadi staff untuk meliput karya-karya seni di bawah perusahaan itu. Kini ia akan menjadi bagian salah satu tim bersama Asa.

Perihal laki-laki yang baru ia kenal sekitar dua minggu yang lalu, membuat Saras terpikir apakah saatnya ia mulai membuka hati kepada seorang laki-laki?

Karena sibuk dengan akademik dan menjaga nama baik keluarga, Saras tidak terpikiran untuk jatuh cinta, she is just know about education, pressure, and ambitious.

Saat sedang berkutat di depan layar laptop, terdengar suara telepon dari ponselnya, tanpa mengubah pandangan ke layar laptop, Saras memencet tombol menerima telepon.

"Halo?"

"Lagi ngapain?"

Saras pun melihat sekilas pemilik nama yang menelponnya, lalu kembali mendekati ponsel ke telinga, "nugas."

"Kerja atau kuliah?"

"Kuliah. Kenapa sih, Lang?"

Seseorang di seberang sana terkekeh, membuat Saras bingung.

"Kenapa??"

"Kapan balik ke Indo? Kangen nih guee."

"Mulai..."

"Emang kenapa sih kangen sama pacar sendiri gak boleh??"

"Pacar pacar! Siapa yang jadi pacar lo?"

"Lo lah siapa lagi?"

"Gue lagi sibuk jangan ganggu!"

"Galak bangett. Ih tadi belum dijawab pertanyaan gue!"

"Gak tauuu, masih banyak project yang gue kerjain."

"Inget, Ras. Jangan terlalu keras sama diri sendiri. Nanti lo capek."

"Gilang, denger yaaa... Mumpung gak ada keluarga gue di sini, gue bisa tekunin minat gue tanpa hambatan."

Laki-laki yang dipanggil Gilang itu hanya menghembus nafasnya, ia harus sabar-sabar menghadapi sikap Saras yang sangat ambisius dan keras kepala.

"Selagi itu positif gue dukung lo, kok. Tapi jangan lupa lo harus tanggung jawab sama pilihan lo. Lebih milih kuliah di luar negeri untuk menjadi pendidik, not be a journalist."

Asmaraloka || Hamada Asahi (Treasure)Where stories live. Discover now