TENTEN ; Back to Past In Ninja World War "EPILOG"

113 11 17
                                    

Setelah Neji berpamitan dan meminta maaf pada teman-teman karena tidak bisa mengikuti penyambutan. Kini mereka berdua tengah jalan bersampingan dengan Neji yang menyilangkan kedua tangan nya di dada dan Tenten yang sedari tadi diam.

Tenten merasa lelah selesai menangis, saking lelahnya, ia merasa ia berjalan dengan sangat lambat. Tenten menepuk-nepuk pipinya sendiri untuk sedikit menyadarkan.

Menuruni tangga sempit dengan keadaan lelah begini bukan hal yang mudah Bagi tenten, ia bingung kemana Neji membawanya. "sini, biar aku gandeng tangan mu".

Suara itu membuat tenten tersentak kaget dan kehilangan keseimbangan. Sebelum ia bahkan menyadari apa yang sedang terjadi. Kaki kanannya tergelincir dari pijakan dan tubuhnya terhuyung ke depan. Tenten memejamkan mata, bersiap menerima yang terburuk. Ia merasa dirinya menubruk sesuatu, tetapi ia tidak jatuh berguling-guling di tangga, tidak merasa kesakitan.

Tenten membuka mata dan mendongkak, matanya melebar kaget ketika ia menyadari telah mendarat dalam pelukan Neji.

🌻🌻🌻

Mata coklat yang mirip mata boneka itu terbelalak lebar menatapnya. Sejenak Neji melupakan kaki kirinya yang berdeyut-deyut kesakitan. Oh, Neji bisa melihat berbagai macam ekspresi yang melintas dari mata itu, kaget, bingung dan mungkin.. takut?

Neji berdehem dan bergumam. "kau tidak apa-apa?" ia tidak melepaskan Tenten. Wanita nya pasti akan langsung tersungkur kalau Neji melepaskan nya, mengingat posisinya saat itu yang seluruhnya bersandar pada Neji.

Tenten tidak menjawab. Tidak bergerak sedikit pun. Tubuhnya kaku dalam pelukan Neji.

"syukurlah jika kau baik-baik saja" Neji melanjutkan dengan nada ringan. "mungkin kau bisa mengangkat kaki kananmu sedikit".

Mata tenten mengerjap satu kali, lalu ia menunduk menatap kaki kanannya. Neji mengikuti arah pandangannya dan mereka berdua menatap kaki Tenten yang menginjak kaki kiri Neji. Tenten terkesiap dan buru-buru melepaskan diri dari Neji. Tetapi karena terlalu buru-buru, ia malah terhuyung kebelakang.

Neji dengan cepat mengulurkan tangan dan menahan siku wanita nya. ia menghembuskan napas panjang dan berkata. "pelan-pelan saja tenten" kata Neji. Seperti yang sudah di duganya. Tenten secepat kilat menarik lengannya dari pegangan Neji.

Sejenak tenten hanya menatapnya tanpa berkedip. "aku minta maaf" gumamnya pada akhirnya. Jeda sejenak, lalu, "Kakimu".

Neji tersenyum dan menggertak-gerakkan kaki kirinya. "aku tidak akan pincang" katanya ringan.

Tenten mengangguk, namun tidak berkata apa-apa.

Neji mengamati wanita yang berstatus tunangan nya itu, apa hanya perasaan nya saja atau memang tenten sedang resah?

"baiklah, ayo jalan dengan perlahan" ucap nya, dengan tangan yang langsung menggandeng jari jemari tenten.

Saat ini Neji membawanya ke rumah tempat ia tinggal dulu bersama Hizashi, sang ayah. Berhubung ia sekarang tinggal bersama paman nya jadi rumah ini tidak ada yang menempati. Namun sesekali Neji menyuruh orang untuk membersihkan tempat ini.

Sekali lagi Tenten mendapati dirinya mengikuti Neji, ternyata Neji membawanya ke sebuah taman kecil yang berada tidak jauh dari halaman depan rumah.

Taman itu hanya sebuah taman kecil dengan kolam yang tidak terlalu besar dan beberapa tanaman di sampingnya. Tenten menengadah menatap langit. Bulan terlihat sangat terang di atas langit yang gelap. Kicau burung  yang sesekali terdengar diantara hembusan angin menambah kesan damai di taman itu.

"kemari, duduk di sebelah ku" suara Neji membuyarkan lamunannya. Tenten menoleh dan melihat Neji yang sudah duduk di bangku panjang bercat coklat menghadap kolam.

"rumah ini dulu ku tempati dengan ayah" kata Neji ketika Tenten sudah duduk di sampingnya.

"begitu ya" katanya, matanya melahap pemandangan indah di sekililingnya. Suasana taman yang tenang menyejukkan membuat hatinya terasa ringan melayang. Seulas senyum senang tersinggung dibibir tanpa sadar. "Aku suka di sini".

Tanpa sadar Neji ikut tersenyum tipis. "setelah kita menikah aku berencana untuk mengajak mu tinggal disini" katanya.

Tenten tertegun dengan perkataan Neji namun sekilas ia tertawa pelan dan mengangguk. "sebelum itu, kau akan menjelaskan sesuatu bukan?" tanya nya.

Neji tersenyum tipis sebelum ia menjelaskan, ia dengan sengaja bersandar pada pundak Tenten. "aku tidak menyukai nya bahkan aku tidak berniat menikah dengan nya".

Senyum Tenten mengembang, dan ia sama sekali tidak tahu apa pengaruh senyumannya terhadap Neji. "aku tahu, Shizune-san sudah mengatakan semuanya" katanya. Lalu Neji menatapnya dengan alis berkerut tanpa berkata apa-apa. Tenten cepat-cepat berdeham dan berkata.

"aku sengaja ingin mendengarnya langsung dari mu"

Tenten menatapnya sambil tersenyum tipis. "aku minta maaf tidak mendengarkan semua ucapan saat itu dan malah pergi begitu saja" lirihnya.

Neji menenggakkan kepala nya yang tadi bersandar lalu ia kembali menatap ke atas langit. "tidak apa-apa, salah ku juga yang membuat kesalahpahaman" katanya.

Lalu tatapan itu beralih ke arah samping dimana Tenten masih menatap nya. Tenten yang menyadari Neji menatap nya dengan cepat ia mengalihkan pandangannya.

Neji tertawa pelan melihat Tenten mengalihkan tatapannya. "tenten, tolong tiup mata ku sepertinya mata ku terkena debu" ujarnya.

Tepat dugaan Neji, Tenten langsung mendekati wajahnya sambil menatap fokus ke arah mata Neji.

Neji tersenyum miring, lalu tangan kanan nya mengelus pipi Tenten dengan lembut membuat Tenten membeku kaku.

Neji masih menatap tenten yang masih terdiam, kesempatan itu membuat Neji tersenyum dalam hati. Mata Neji terfokus pada bibir ranum milik Tenten.

Melihat senyum Neji dengan wajah yang semakin mendekat membuat Tenten memejamkan kedua matanya. Neji dengan perlahan Memejamkan kedua matanya saat bibir miliknya menyatu dengan bibir milik Tenten.

Neji sedikit menggigit bawah bibir Tenten agar ia bisa mencium nya lebih dalam. Tenten yang merasa bibir bawahnya digigit dengan perlahan membuka bibirnya.

Kesempatan ini tidak di sia-siakan oleh Neji.

Setelah beberapa menit mereka berciuman, Neji melepaskan tautan nya dengan Tenten yang sudah berwajah merah. "kau curang, kau bohong" tenten dengan cepat menatap kesal ke arah Neji.

Neji hanya tersenyum menggoda sambil berkata. "tapi kau menikmatinya tenten, bagaimana rasanya ciuman di bawah sinar bulan?" katanya.

Wajah tenten memerah seketika membuat Neji menarik tubuh Tenten ke dalam pelukannya. Neji tertawa melihat wajah tenten seperti buah tomat. "setelah menikah aku akan sering mencium mu, jadi tenten persiapkan diri mu".

Tenten hanya tersenyum di dalam pelukan Neji lalu ia tertawa pelan. "memang siapa yang akan menikah dengan mu" ujarnya.

Neji melepaskan pelukannya namun dengan cepat ia mengangkat tubuh tenten dan menaruhnya di pangkuannya. Senyum Neji terlihat di raut wajahnya, ia menyatukan kening nya dengan kening milik tenten.

Jarak di antara keduanya sangat dekat, hembusan nafas nya sangat terasa.

"kau tidak bisa menolak ku tenten"

Tenten tersenyum dan mencium pipi kanan Neji hanya beberapa detik. "kau benar, aku tidak bisa menolak pesona Hyuuga di hadapan ku ini" ucapnya.












end, thank you <3

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TENTEN ; Back to Past In Ninja World WarWhere stories live. Discover now