22. Finally (21+)

22.7K 238 2
                                    






Ares POV.










Akupun kemudian bangkit dari posisi berlutut ku, aku mengecup bibirnya, awalnya hanya kecupan lembut kemudian ia membalas ciumanku, hingga akhirnya ciuman kami mulai memanas, jujur selama aku memacarinya kami belum sempat melakukan adegan ena-ena, karena akunya sibuk dan ketika kita keluar kita hanya ngedate se wajarnya, jujur aku ingin menjamahnya lagi, aku merindukan bergulat mesra dengan Nadine, aku menjaga nafsuku karena aku ingin membuktikan bahwa aku mencintainya tulus bukan karena aku menginginkan tubuhnya.







“ Enghhhh....” satu desahan kolos dari bibir sexynya, aku semakin mencium bibirnya dengan sedikit kasar.

take me to the bed baby” Ucapnya sensual dia telingaku.






Aku yang gelap mata dan makin terangsang karena ucapannya, kemudian mengangkat tubuhnya dari atas sofa, aku menggendongnya ala koala, ia mengalungkan tangannya di leherku, kita masih tetap berciuman, aku membawanya ke kamarku, saat sudah berada di kamar aku melempar tubuhnya ke atas kasur, jujur aku cukup sulit mentahan hasratku dengannya, ia menatapku dengan sensual di atas kasur, sudah lama sekali rasanya aku tak menatapnya dengan ekspresi hornynya seperti ini, perlahan aku menaiki kasur kemudian mencium bibirnya lagi.






“ Enghhh..... Res” desahnya tertahan.






Nadine menatapku lekat dari bawah, perlahan aku menundukkan kepalaku untuk mengecup dahinya, setelah ku angkat kepalaku aku melihat Nadine yang masih menutup matanya, mungkin ia masih menikmati sisa ciuman di dahinya tadi, Nadine membuka matanya kemudian tersenyum cantik, perlahan tangannya terangkat memegang kedua rahang ku kemudian menarik kepalaku kebawah, bibir kami kembali bertemu, ciuman yang menyalurkan rasa rindu dan kasih sayang, perlahan berubah menjadi ciuman panas lagi, Nadine semakin menarik tengkuk leherku untuk memperdalam ciuman kami, aku sedikit kewalahan tadi tapi aku mulai bisa mengimbanginya, jujur aku sudah sangat turn on.





Memang benar kata orang, obatnya ketika abis ribut ya bercinta, saling mencurahkan rasa sayang dalam kegiatan seperti ini, dan katanya semakin mempererat hubungan, Nadine membuka kancing kemejaku tanpa melepas ciuman kami, aku merindukan dirinya yang grasak-grusuk seperti ini, ia kemudian melepaskan kemeja yang masih menempel di tubuhku dan melemparnya ke sembarang arah, tanganku pun tak tinggal diam.





Aku juga membuka kancing blouse yang Nadine pakai, membukanya dan entah barusan aku lempar kemana bajunya itu, kita memang sama-sama pakai baju formal karena baru pulang kantor, Akupun menarik kepalaku dan melepas ciuman kami untuk menarik nafas terlebih dahulu, aku melihat Nadine memakai Bra berwarna hitam senada dengan blousenya tadi, Belahan dada Nadine membuat batang ku semakin mengeras, perlahan aku menundukkan kepalaku lagi untuk mengecup telinga Nadine, lalu merembet kearah rahang dan lehernya.






“ Akhhhhh.... Ressss.....” Desah Nadine sambil menjambak rambut belakangku serta memeluk pundak ku.



Aku melanjutkan kegiatanku, kecupanku merembet kearah tulang selangka Nadine yang membuat dirinya semakin terlihat sexy, aku mengangkat kepalaku lagi untuk mencium bibirnya, tangan Nadine tak tinggal diam, dia membuka gesper serta kancing dan resleting celanaku dari bawah karena posisinya ia sedang aku tindih.




“ Kamu gak sabaran banget ya sayang?” ucapku tersenyum miring lalu mengelus pipi Nadine.

“ Lanjutin Res aku udah gak tahan, aku kangen kamu” Ucap Nadine yang malah mendorong tubuhku untuk berada di bawahnya, kemudian ia menduduki pahaku.

Love In The Dark (GxG 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang